GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

5. Grafik gerak lurus BAGIAN EMPAT

Grafik merupakan gambaran matematis yang paling disukai oleh masyarakat ilmiah untuk memvisualisasikan hubungan antara berbagai besaran. Dalam fisika, hubungan antara berbagai besaran yang diperoleh dari data hasil penelitian atau dari sebuah persamaan menjadi lebih mudah dihayati setelah digambarkan dalam sebuah grafik. GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

5.1 Grafik gerak lurus beraturan GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

Besaran-besarn fisika dari sebuah benda yang melakukan gerak lurus beraturan adalah waktu, posisi dan kecepatan. Sebelum memvisualisasikan hubungan antara besaran-besaran fisika tersebut dalam sebuah grafik, perlu ditetapkan sebuah besaran yang nilainya bebas diubah-ubah sehingga disebut variabel bebas. Selanjutnya, besaran yang nilainya bergantung dari nilai variabel bebas itu disebut variabel terikat. Baca artikel sebelumnya!

Hubungan antara posisi benda (x) pada waktu sembarang (t) yang bergerak lurus beraturan diberikan oleh Persamaan (17), yakni

x = x0 + v(t – t0)

dengan v adalah kecepatan benda bergerak, x0 adalah posisi mula-mula benda pada waktu t0. Misalnya benda bergerak dengan kecepatan awal v0  = 2 m/s. Pada waktu t0 = 0 s posisi benda adalah x0 = 5 m, maka posisi benda pada waktu sembarang memenuhi hubungan berikut

x = 5 + 2t

Berdasarkan Persamaan (37) kita dapat memperoleh informasi posisi benda pada waktu t = 0, 1, 2, 3 s,… dst. Informasi tersebut dirangkum dalam Tabel sbb:

Selanjutnya, menggunakan data pada Tabel di atas, kita dapat menyusun sebuah grafik hubungan posisi dan waktu sbb:

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 15: Grafik hubungan waktu dengan posisi benda berdasarkan data pada Tabel.

Selanjutnya, apabila titik-titik data pada grafik dalam Gambar 15 dihubungkan, maka dapat diperoleh Gambar 16. Baca artikel sebelumnya!

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 16: Grafik hubungan waktu dengan posisi benda.

Tampak pada Gambar 16, grafik dari sebuah benda yang melakukan gerak lurus beraturan (GLB) berupa garis lurus.

Bagaimanakah grafik dari dua buah benda yang berpindah dari posisi yang sama pada waktu yang sama pula namun memiliki kecepatan yang berbeda? Misalnya posisi mula-mula kedua benda pada waktu t0 = 0 s adalah di x0 = 5 m. Apabila benda A memiliki kecepatan 2 m/s, benda B memiliki kecepatan 5 m/s, maka posisi kedua benda pada waktu sembarang memenuhi hubungan sbb:

xA = xO + vA (t – tO) = 5 + 2

(38)

xB = xO + vB (ttO) = 5 + 5t

(39)

Berdasarkan Persamaan (38) dan (39) kita dapat memperoleh informasi posisi benda A dan B pada waktu t 0, 1, 2, 3 s,…dst. Informasi tersebut dirangkum dalam Tabel sbb:

Selanjutnya, menggunakan data pada Tabel di atas, kita dapat menyusun sebuah grafik hubungan waktu dengan posisi benda A dan B sbb:

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 17: Grafik hubungan t dengan xA dan xB [?].
Tampak pada Gambar 17, garis xB lebih miring daripada garis xA. Sebelumnya telah diketahui benda B memiliki kecepatan lebih besar dari benda A. Sehingga semakin miring sebuah garis mengungkapkan semakin besar kecepatan benda. Baca artikel sebelumnya!

Hubungan kemiringan garis dengan kecepatan benda tampak pada Gambar 18. Misalnya perpindahan benda dinyatakan sebagai fungsi waktu, x(t). Jika pada waktu ta benda berada di posisi xa dan pada waktu tb benda berada di posisi xb, maka garis x(t) yang melalui titik (ta, xa) dan (tb, xb) memiliki kemiringan

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 18: Kemiringan garis x(t).

Semakin besar kecepatan benda maka kemiringan garisnya semakin besar. Ketika kecepatan benda mendekati tak berhingga maka garis hampir vertikal. Sebaliknya, semakin kecil kecepatan benda maka kemiringan garisnya semakin kecil. Ketika kecepatan benda mendekati nol maka garis hampir horizontal.

Mengingat kecepatan benda merupakan besaran vektor yang dapat bernilai positif atau negatif maka demikian pula kemiringan garis dapat bernilai positif atau negatif. Selain itu benda yang tidak bergerak memiliki kecepatan nol sehingga kemiringan garisnya adalah nol. Kemiringan garis positif tampak pada Gambar 18 sedangkan kemiringan garis negatif dan nol tampak pada Gambar 19.

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 19: Kemiringan garis negatif dan nol.

Selanjutnya, bagaimanakah hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada gerak lurus beraturan? Sesuai definisi gerak lurus beraturan yakni gerak pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap atau konstan maka hubungan antara nilai kecepatan benda terhadap waktu adalah nilai v selalu tetap berapapun nilai t yang diberikan. Hubungan antara kecepatan terhadap waktu dari Persamaan (38) dan (39) tampak pada Gambar 20. GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 20: Hubungan kecepatan terhadap waktu dari benda A dan B pada Persamaan (38) dan (39).

5.2 Grafik gerak lurus berubah beraturan GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

Besaran-besarn fisika dari sebuah benda yang melakukan gerak lurus berubah bGERAK LURUS BAGIAN EMPATeraturan adalah waktu, posisi, kecepatan dan percepatan.

Sebagaimana pada gerak lurus beraturan, waktu menempati posisi sebagai variabel bebas sehingga di tempatkan pada sumbu horizontal.

Karena posisi sumbu horizontal sudah ditempati oleh waktu maka secara otomatis posisi, kecepatan atau percepatan benda menempati sumbu vertikal. Baca artikel sebelumnya!

Hubungan antara kecepatan benda (v) pada waktu sembarang (t) yang bergerak lurus berubah beraturan diberikan oleh Persamaan (21), yakni

v = v0 + a(t – t0)

(41)

dengan a adalah percepatan benda, v0 adalah kecepatan mula-mula benda pada waktu t0. Misalnya sebuah benda bergerak dengan kecepatan awal v0 = 5 m/s pada waktu t0 = 0 s. Jika benda mengalami percepatan sebesar a = 2 m/s2 , maka kecepatan pada waktu sembarang memenuhi hubungan berikut GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

v = 5 + 2t

Persamaan (42) memiliki bentuk matematis yang sama dengan Persamaan (37) dalam gerak lurus beraturan. Oleh karena memiliki bentuk matematis yang sama maka dapat dipastikan kurva kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada gerak lurus berubah berturan ini merupakan garis lurus. Grafik dari Persamaan (42) tampak pada Gambar 21.

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 21: Hubungan kecepatan terhadap waktu dari Persamaan (42).

Kemiringan garis pada grafik di atas menyatakan percepatan benda, karena Selanjutnya, hubungan antara posisi benda (x) pada waktu sembarang (t) yang bergerak lurus berubah beraturan diberikan oleh Persamaan (28), yakni

(44)

Grafik dari Persamaan (44) tampak pada Gambar 22. Baca artikel sebelumnya!

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 22: Hubungan posisi terhadap waktu dari Persamaan (44).

Kemiringan kurva pada grafik di atas menyatakan kecepatan benda, karena GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

(45)

  • Kemiringan kurva positif berarti kecepatan benda positif.
  • Kemiringan kurva nol berarti kecepatan benda nol (berhenti bergerak).
  • Sedangkan kemiringan kurva negatif berarti kecepatan benda negatif. GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

Kemiringan kurva positif, nol dan negatif dari benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan tampak pada Gambar 23.

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 23: Kemiringan kurva positif, nol dan negatif.

Hubungan posisi-waktu, kecepatan-waktu dan percepatanwaktu pada GLBB tampak pada Gambar 24.

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 24: Hubungan posisi, kecepatan dan percepatan benda terhadap waktu pada GLBB.

Kurva posisi-waktu:

  • Interval (1) Kemiringan kurva bertambah besar mengindikasikan kecepatan benda bertambah. Interval (2) Kemiringan kurva tetap (tidak bertambah atau berkurang) mengindikasikan kecepatan benda tetap.
  • Interval (2) Kemiringan kurva tetap (tidak bertambah atau berkurang) mengindikasikan kecepatan benda tetap.
  • Interval (3) Kemiringan kurva berangsur-angsur berubah dari positif menuju nol kemudian menjadi negatif. Hal tersebut mengindikasikan benda sedang mengurangi kecepatannya hingga berhenti sesaat kemudian menambah kecepatan pada arah berkebalikan dari arah semula. GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
  • Interval (4) Kemiringan kurva negatif dan berangsur-angsur menuju nol mengindikasikan kecepatan benda negatif dan berangsur-angsur menuju nol. Baca artikel sebelumnya!
  • Interval (5) Posisi benda tidak berubah terhadap waktu mengindikasikan benda berhenti bergerak.

Kurva kecepatan-waktu:

  • Interval (1) Kemiringan kurva positif berarti percepatan benda positif.
  • Interval (2) Kemiringan kurva nol berarti percepatan benda nol.
  • Interval (3) Kemiringan kurva negatif berarti percepatan benda negatif.

5.3 Posisi dan kecepatan

Pada subbab sebelumnya kita telah mempelajari bagaimana memperoleh informasi kecepatan benda (v) yang sedang bergerak lurus dari grafik perpindahan benda terhadap waktu, x(t). Apakah mungkin melakukan proses sebaliknya yakni mengetahui perpindahan atau posisi benda dari kurva kecepatan terhadap waktu? GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

Secara matematis, kecepatan sama dengan kemiringan kurva posisi terhadap waktu,

(46)

Oleh karena itu apabila diketahui fungsi kecepatan benda, v(t), maka kita dapat menentukan perpindahan benda dengan persamaan

∆x = v∆t   atau   x – x0 = v(t – t0)

(47)

Apabila posisi mula-mula benda diketahui maka, posisi benda pada waktu t sembarang dapat diperoleh dengan persamaan

x = x0 + v(t – t0)

(48)

Misalnya sebuah benda melakukan gerak lurus beraturan (GLB) dengan kecepatan β m/s. Karena kecepatan benda tetap sepanjang waktu, maka diperoleh grafik kecepatan benda terhadap waktu berupa garis lurus horizontal sebagaimana tampak pada Gambar 25.

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 25: Menentukan perpindahan benda dari kurva kecepatan terhadap waktu.

Selanjutnya apabila dihitung luas daerah di bawah kurva antara ta sampai tb, maka diperoleh luas daerah tersebut merupakan luas daerah β × (tb – ta). Tampak bahwa, luas daerah yang di arsir sama dengan perpindahan benda (∆x) pada Persamaan (47).

Selanjutnya, misal sebuah benda melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dengan percepatan α m/s² . Pada waktu ta kecepatan benda adalah va dan pada waktu tb kecepatan benda adalah vb. Karena percepatan benda tetap maka diperoleh grafik kecepatan benda terhadap waktu berupa garis lurus sebagaimana tampak pada Gambar 26. Baca artikel sebelumnya!

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT
GERAK LURUS BAGIAN EMPAT. Gambar 26: Menentukan perpindahan benda dari kurva kecepatan terhadap waktu.

Selanjutnya apabila dihitung luas daerah di bawah kurva antara ta sampai tb, maka diperoleh luas daerah tersebut merupakan luas daerah I ditambah luas daerah II. GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

Tampak bahwa, luas daerah yang di arsir sama dengan perpindahan benda (∆x) pada Persamaan (27). Pemaparan di atas menunjukkan bahwa perpindahan benda pada GLB maupun GLBB dapat diketahui dari kurva kecepatan terhadap waktu.

Referensi

Disarikan dari berbagai sumber. Baca artikel sebelumnya!

GERAK LURUS BAGIAN EMPAT, FISIKA DASAR 1 KELAS VIII. Ditulis oleh Andri Sofyan Husein, S.Si, M.Si. Merupakan salah satu guru di BIMBELQ.

GERAK LURUS BAGIAN TIGA

GERAK LURUS BAGIAN TIGA

GERAK LURUS BAGIAN TIGA

4. Gerak vertikal LURUS BAGIAN TIGA

Sebelum tahun 1600-an, masyarakat meyakini benda yang lebih berat apabila dijatuhkan dari ketinggian tertentu akan memiliki percepatan yang lebih besar daripada benda yang lebih ringan sehingga benda yang lebih berat itu diyakini sampai ke permukaan Bumi lebih awal. Pandangan tersebut bertahan hingga akhirnya dibantah oleh Galileo Galilei (1564–1642) melalui demonstrasinya yang melegenda: benda jatuh bebas dari menara Pisa. Dari menara Pisa, di Italia, Galileo Galilei menjatuhkan dua buah benda yang memiliki bobot berbeda dan keduanya sampai ke permukaan Bumi pada waktu yang sama. Kesimpulanya, percepatan benda jatuh bebas adalah sama untuk semua benda. GERAK LURUS BAGIAN TIGA

Apabila gesekan dengan udara dapat ditiadakan maka gerak vertikal benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi Bumi (g) yang nilainya konstan sekitar 9,80 m/s2. Untuk menyederhanakan hitungan sering digunakan nilai g 10 m/s2. Karena gerak vertikal benda dipengaruhi oleh percepatan gravitasi Bumi maka gerak tersebut tergolong gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

Pada gerak vertikal perpindahan benda adalah y atau ketinggian yang dicapai benda. Sementara percepatan yang mempengaruhi gerak benda adalah percepatan gravitasi Bumi yang arahnya selalu ke bawah, sehingga a g. Persamaan GLBB pada arah vertikal dalam pengaruh percepatan gravitasi adalah Baca artikel sebelumnya!

GERAK LURUS BAGIAN TIGA

(34)

dan kecepatan benda pada waktu t sembarang adalah

v = v0 – g (t – t0)

(35)

dengan y0 adalah posisi awal benda (tinggi mula-mula), v0 adalah kecepatan awal benda dan t0 adalah waktu mula-mula benda bergerak.

Contoh 1 GERAK LURUS BAGIAN TIGA

Sebuah batu dilemparkan ke atas dari atap sebuah gedung dengan kecepatan awal v0 20 m/s sebagaimana tampak pada Gambar 14. Apabila tinggi gedung 50 meter dan tinggi orang yang melempar batu diabaikan, tentukan:

a. Tinggi maksimum yang dicapai batu dari atap gedung
b. Waktu yang diperlukan batu untuk kembali ke atap gedung sejak dilemparkan
c. Anggap batu pada poin (b) sedikit meleset sehingga tidak mengenai atap gedung. Selanjutnya batu jatuh bebas ke permukaan Bumi.
d. Tentukan kecepatan batu sesaat sebelum menyentuh permukaan Bumi (lantai gedung)?

GERAK LURUS BAGIAN TIGA
GERAK LURUS BAGIAN TIGA.

Gambar 14: Gerak vertikal batu yang dilempar dari atap gedung dengan kecepatan awal ke atas v0 20 m/s. Baca artikel sebelumnya!

Jawab. GERAK LURUS BAGIAN TIGA

  1. Ketika batu berpindah dari posisi A menuju posisi B, kita dapat membuat perkiraan kasar kapan batu akan mencapai ketinggian maksimum di B.Anggaplah percepatan gravitasi bernilai 10 m/s2 sehingga kecepatan setiap benda yang dilempar ke atas akan berkurang 10 m/s untuk setiap satu sekonnya.Kecepatan awal batu adalah 20 m/s, sehingga setelah satu sekon kecepatan batu menjadi 10 m/s dan setelah dua sekon kecepatnya akan nol.Saat kecepatan batu nol maka dikatakan batu mencapai ketinggian maksimum.

    Untuk hasil yang lebih akurat kita dapat menggunakan Persamaan (35). Ketinggian maksimum dicapai ketika vB 0 m/s, sehingga apabila waktu mula-mula batu dilemparkan adalah tA 0 s, maka

    vB = vA – g(tB – tA)
    atau GERAK LURUS BAGIAN TIGA

    GERAK LURUS BAGIAN TIGA
    Substitusikan tB ke Persaamaan (34) diperoleh informasi tinggi maksimum batu

    GERAK LURUS BAGIAN TIGA

  2. Besarnya perpindahan batu dari posisi B ke posisi C adalah sama dengan besarnya perpindahan batu dari posisi A ke posisi B. Yang membedakan hanyalah arah. Sehingga wajar apabila kita menduga lama waktu yang diperlukan batu untuk berpindah dari poisisi A ke posisi C adalah duakali lama waktu yang diperlukan batu untuk berpindah dari posisi A ke posisi B, yakni tC = 2tB =  2 × 2, 04 s = 4,08 s. Untuk memastikan berapa nilai tC sesungguhnya, kita dapat menggunakan Persamaan (34). Baca artikel sebelumnya!GERAK LURUS BAGIAN TIGA
    Ketika batu yang dilempar dari atap gedung akhirnya tiba kembali ke atap gedung maka posisi batu sama dengan posisi mula-mula yakni yC = yA = 0 m. Sehingga, GERAK LURUS BAGIAN TIGAPersamaan di atas dapat ditulis ulang sebagai GERAK LURUS BAGIAN TIGA

    GERAK LURUS BAGIAN TIGA

    atau
    tC (4, 9tC – 20) = 0
    Sehingga secara matematis diperoleh tC = 0 atau Lama waktu yang mengungkapkan batu sampai di posisi C adalah tC 4, 08 s. Kecepatan batu saat di posisi C adalah
    vC = vA – g(tC – tA)
         = 20 – 9, 8 × 4, 08 = -20 m/s
    Solusi (c). Tinggi batu di posisi D dapat diperoleh menggunakan Persamaan (34). Sedangkan keadaan awal batu (t0, y0, v0), dapat dipilih keadaan batu pada posisi A, B atau C. Misalnya kita tertarik menggunakan keadaan awal batu di posisi B, maka
    Kecepatan batu di posisi D adalah
    vD = vB – g(tD – tB)
         = 0 – 9, 8 × 2, 96 = 29, 0 m/s

    Solusi (d). Kecepatan batu di posisi E dapat diketahui apabila lama waktu yang diperlukan batu untuk sampai di posisi E diketahui. Ketika batu sampai di posisi E maka tinggi batu adalah yE = -50 meter dari atap gedung. Menggunakan informasi tersebut kita dapat mencari lama waktu yang diperlukan batu dengan Persamaan (34).

    GERAK LURUS BAGIAN TIGASehingga GERAK LURUS BAGIAN TIGA

    GERAK LURUS BAGIAN TIGA
    Persamaan di atas dapat ditulis ulang sebagai
    GERAK LURUS BAGIAN TIGAPersamaan di atas memiliki bentuk berupa persamaan kuadrat. Persamaan kuadrat memiliki bentuk umum
    ax² + bx + c = 0

    dan memiliki solusi umum
    GERAK LURUS BAGIAN TIGA
    Melalui pencocokan koefisien kita dapatkan a = 4, 9, b = -20 dan c = -50. Sehingga solusi tE adalah
    Selanjutnya dapat diperoleh

    Karena waktu selalu bernilai positif maka nilai yang diterima adalah tE = 5,83 s. Selanjutnya menggunakan Persamaan (35) dapat diperoleh kecepatan batu sesaat sebelum menyentuh permukaan Bumi (lantai gedung), Baca artikel sebelumnya!

    vE =vA – g(tEtA) = 20 – 9, 8 × 5, 83 = -37, 1 m/s

BERSAMBUNG KE GERAK LURUS BAGIAN EMPAT

GERAK LURUS BAGIAN TIGA, FISIKA DASAR 1 KELAS VIII -GERAK VERYIKAL-. Ditulis oleh Andri Sofyan Husein, S.Si, M.Si. salah satu guru di BIMBELQ

GERAK LURUS

GERAK LURUS

GERAK LURUS

Gerak lurus adalah gerak sepanjang garis lurus. Beberapa contoh gerak lurus:

  • Gerak peluru beberapa saat setelah ditembakkan
  • Gerak kereta api pada rel yang lurus
  • Gerak benda jatuh dari ketinggian.

Berdasarkan pengalaman sehari-hari, kita sepakat mengatakan suatu benda bergerak apabila benda itu memperlihatkan perubahan posisi dari satu titik ke titik selanjutnya dalam kurun waktu tertentu. Untuk menyatakan posisi suatu benda kita sepakat menggunakan sistem koordinat. Seperti apa sistem koordinat itu? Perhatikan beberapa contoh berikut ini. Baca artikel sebelumnya!

Seekor elang yang terbang pada berbagai ketinggian saat berburu mangsa memiliki posisi yang dari waktu-ke-waktu perlu dinyatakan dengan 3 sumbu koordinat (x, y, z).

GERAK LURUS
GERAK LURUS. Gambar 1: Lintasan terbang seekor elang dalam sistem koordinat.

Seekor katak yang bergerak lurus dengan meloncat-loncat memiliki posisi yang dari waktu-ke-waktu perlu dinyatakan dengan 2 sumbu koordinat (x, y). Baca artikel sebelumnya!

GERAK LURUS
GERAK LURUS. Gambar 2: Lintasan loncat seekor katak dalam sistem koordinat.

Seekor semut yang bergerak lurus memiliki posisi yang dari waktu-ke-waktu cukup dinyatakan dengan 1 sumbu koordinat (x).

GERAK LURUS
GERAK LURUS. Gambar 3: Lintasan gerak seekor semut dalam sistem koordinat.

Gerak lurus benda yang dapat kita saksikan setiap hari sesungguhnya terjadi dalam ruang tiga dimensi. Namun, pembahasan gerak lurus dapat disederhanakan menjadi persoalan satu dimensi. Syaratnya, lintasan gerak benda dihimpitkan dengan salah satu sumbu koordinat. Karena hanya dinyatakan dengan satu sumbu koordinat maka gerak lurus sering disebut sebagai gerak satu dimensi.

Wujud aseli benda dalam analisis gerak umumnya diwakili oleh sebuah partikel atau titik dalam sistem koordinat. Meskipun digambarkan sebagai sebuah partikel, massa benda adalah tetap seperti sediakala.

Penyederhanaan seperti itu sangat dianjurkan karena selain mempermudah pembahasan juga didukung oleh kenyataan bahwa nilai perbandingan antara ukuran aseli benda dengan panjang lintasan yang ditempuhnya adalah tidak banyak berarti (dapat diabaikan). Misalnya adalah,

GERAK LURUS

1 Besaran-besaran gerak

Sejumlah besaran fisika yang perlu kita ketahui agar dapat menganalisis gerak benda adalah: posisi, perpindahan, jarak, kecepatan dan percepatan.

1.1 Posisi

Posisi menyatakan letak suatu benda dalam sistem koordinat. Baca artikel sebelumnya!

GERAK LURUS
GERAK LURUS. Gambar 4: Posisi burung pada sumbu koordinat.

Posisi burung a pada Gambar 4 berada pada koordinat 3 disebelah kanan titik nol. Sehingga dapat kita katakan posisi burung a adalah

xa = 3 meter

Posisi burung b berada pada koordinat 5 di sebelah kanan titik nol. Sehingga posisi burung b adalah

xb = 5 meter

Sedangkan burung c berada pada koordinat 4 di sebelah kiri titik nol. Sehingga posisi burung c adalah

xc = 4 meter

Posisi benda dapat bernilai positif atau negatif. Hal itu bergantung pada letak benda di kanan atau di kiri pusat koordinat.

1.2 Perpindahan

Perpindahan didefinisikan sebagai selisih posisi akhir terhadap posisi awal benda. Misalnya posisi awal benda ada di xa dan posisi akhir ada di xb, maka besarnya perpindahan benda, ∆x, adalah:

∆x = xb – xa

(1)

Apabila diperoleh nilai ∆x positif maka benda dikatakan melakukan perpindahan positif karena berpindah ke kanan dari posisi awal.

GERAK LURUS
GERAK LURUS.  Gambar 5: Perpindahan positif.

Pada Gambar 5 posisi awal burung ada di xa 2 m dan posisi akhirnya ada di xb 8 m. Perpindahan burung adalah

∆x = xb – xa = 8 – 2 = 6 m

Sehingga dikatakan burung melakukan perpindahan positif. Selanjutnya apabila diperoleh nilai ∆x negatif maka benda dikatakan melakukan perpindahan negatif karena berpindah ke kiri dari posisi awal.

GERAK LURUS
GERAK LURUS. Gambar 6: Perpindahan negatif.

Pada Gambar 6 posisi awal burung ada di xa 4 m dan posisi akhirnya ada di xb 10 m. Perpindahan burung adalah

∆x = xb – xa = -10 – (-4)
= -10 + 4 = -6 m

Sehingga dikatakan burung melakukan perpindahan negatif. Baca artikel sebelumnya!

1.3 Jarak tempuh

Jarak tempuh berbeda dengan perpindahan. Perpindahan dapat bernilai positif atau negatif sedangkan jarak tempuh selalu bernilai positif.

Contoh 1

Sebuah benda mula-mula berada pada posisi xa 1 m, kemudian berpindah ke xb 4 m, maka perpindahan benda adalah

∆x = xb – xa = -4 – 1 = -5 m

Sedangkan jarak tempuh benda dari posisi xa ke posisi xb adalah

sab = |xb – xa| = | -4 – 1| = | -5| 5 m

Simbol |…| bermakna operasi mencari nilai mutlak.

Contoh 2

Sebuah benda mula-mula berada pada posisi xa 1 m, kemudian berpindah ke xb 4 m dan dilanjutkan berpindah ke xc 2 m, maka perpindahan benda adalah

∆x = xc – xa = 2 – 1 = 1 m

Sedangkan jarak tempuh benda dari posisi xa ke posisi akhir xc adalah

sac = sab + sbc

    A = |xb – xa| + |xc – xb|

    B = | -4 – 1| + |2 -(-4)|

    C = | -5| + | 2+4 | = 5 + 6 = 11 m

Contoh 3

Pada Gambar 7, posisi awal burung bangau xa = -40 m dan posisi akhirnya xe = 30 m. Perpindahan bangau adalah ∆x = xe – xa = 30. Perpindahan bangau adalah ∆x = xexa = 30 – (-40) = 70 m. Baca artikel sebelumnya!

GERAK LURUS
GERAK LURUS. Gambar 7: Contoh menentukan jarak tempuh.

Jarak tempuh bangau dari posisi awal xa ke posisi akhir xe adalah

sae = sab + sbc + scd + sde

A = |xb –  xa| + |xc – xb| + |xd –  xc| + |xe – xd|

B    = |10 + 40| + |- 20 -10| + |50 + 20| + |30 – 50|

C  = |50| + | -30| + |70| + | -20|

D    = 50 + 30 + 70 + 20 = 170 m

1.4 Kecepatan rata-rata GERAK LURUS

Jika benda berpindah dari posisi awal xa ke posisi akhir xb dengan lama waktu ∆t, maka benda itu memiliki kecepatan rata-rata ̄v, sbb:

(2)

Perhatikan Gambar 8. Lama perpindahan semut dari xa 3 cm ke xb 4 cm adalah ∆t 5 sekon.

GERAK LURUS
GERAK LURUS. Gambar 8: Contoh menentukan kecepatan rata-rata.

Perpindahan semut adalah ∆x = xb – xa = -4 – 3 = -7 cm. Kecepatan rata-rata semut adalah

1.5 Laju rata-rata GERAK LURUS

Laju selalu bernilai positif tidak dipengaruhi arah gerak benda. Laju rata-rata pada kendaraan dapat dibaca dari speedometernya. Jika benda menempuh jarak s dalam selang waktu ∆t, maka benda itu memiliki laju rata-rata ̄v, sbb:

Perhatikan Gambar 9. Selang waktu tempuh semut dari xa 3 cm ke xd 4 cm adalah ∆t 10 sekon. Baca artikel sebelumnya!

GERAK LURUS -
GERAK LURUS. Gambar 9: Contoh menentukan laju rata-rata.

Jarak tempuh semut adalah

sad = sab + sbc + scd

i     = |xb – xa| + |xc – xb| + |xd – xc|

    = | -2 – 3| + |1 – (-2)| + | -4 – 1|

  i     = | -5| + |3| + | -5|

= 5 + 3 + 5 = 13 cm

Laju rata-rata semut adalah

BERSAMBUNG KE GERAK LURUS BAGIA DUA

GERAK LURUS, FISIKA DASAR 1 KELAS VII. Ditulis oleh Andri Sofyan Husein, S.Si, M.Si. Kak Andri merupaka salah satu guru di BIMBELQ.

error: Content is protected !!
Open chat
Butuh bantuan?
Halo
Ada yang bisa dibantu?