Posts

DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA DALAM KEHIDUPAN BAGIAN DUA

D. SEISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Gempa bumi atau getaran seismik adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam dan umumnya berasosiasi dengan gerakan lempeng. Gempa disebabkan pelepasan energi secara tiba-tiba pada litosfer.

Berdasarkan faktor penyebab terjadinya dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.

  1. Gempa tektonik disebabkan kegiatan tektonik lempeng.
  2. Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas gunung api.
  3. Gempa runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat runtuhan batuan, biasanya terjadi di daerah kapur atau terowongan bawah tanah akibat kegiatan penambangan.
  4. Gempa tumbukan terjadi akibat meteor yang menabrak bumi.

Gempa adalah salah satu tenaga endogen yang memengaruhi bentuk muka bumi. Oleh karena itu, gempa berdampak langsung pada deformasi lapisan bumi. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Di permukaan bumi, dampak gempa dipengaruhi oleh kekuatan gempa itu sendiri. Kerusakan berat timbul dari gempa berkekuatan tinggi. Banyak bangunan hancur, rata dengan tanah, korban pun banyak berjatuhan.

Dahsyatnya dampak yang diakibatkan oleh gempa mengakibatkan kejadian gempa digolongkan sebagai salah satu bencana yang harus diwaspadai karena dapat juga menyebabkan tsunami.

Gerakan vertikal pada kerak bumi dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang ada di atasnya. Pada akhirnya, menyebabkan terjadinya aliran energi air laut yang ketika sampai di pantai akan menjadi gelombang besar yang disebut tsunami.

Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang, yang artinya ‘ombak pelabuhan’ karena pada mulanya ombak ini menghantam pelabuhan atau garis pantai. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Berdasarkan waktu terjadinya setelah gempa, tsunami dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

  1. Tsunami jarak dekat. Terjadi kira-kira 30 menit setelah gempa dengan titik episentrum kurang dari 200 km.
  2. Tsunami jarak menengah. Terjadi dalam kurun waktu lebih dari 30 menit sampai 2 jam setelah kejadian gempa dengan jarak episentrum 200 km sampai 1.000 km.
  3. Tsunami jarak jauh, terjadi dalam waktu lebih dari 2 jam setelah kejadian gempa dengan lokasi episentrum berjarak lebih dari 1.000 km. Baca artikel sebelumnya!

Faktor-faktor penyebab terjadinya tsunami antara lain sebagai berikut.

  1. Gempa bumi tektonik di dasar laut
    Pada umumnya, peristiwa tsunami disebabkan oleh gempa bumi tektonik di dasar laut, terutama pada wilayah subduksi. Gempa bumi yang dapat menyebabkan tsunami sekurang-kurangnya memiliki kekuatan 6 skala richter.
  2. Longsor di dasar laut
    Tsunami karena longsor di dasar laut jarang terjadi. Longsor di dasar laut dapat disebabkan oleh tabrakan lempeng.
  3. Letusan gunung api di dasar laut
    Letusan gunung api dapat menyebabkan gempa vulkanik di dasar laut. Tsunami jenis ini hanya terjadi di sekitar wilayah gunung api tersebut. Salah satu contoh gunung api dasar laut di Indonesia adalah Gunung Krakatau.

Proses terjadinya tsunami adalah sebagai berikut.

  1. Keadaan lempeng bumi (pada wilayah subduksi) dalam keadaan normal.
  2. Lempeng benua mengalami pengangkatan.
  3. Sebuah gempa tektonik terjadi di wilayah subduksi.
  4. Gelombang laut raksasa akibat energi yang dilepaskan menyebabkan gelombang tsunami.

E. TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Pelapukan

Pelapukan batuan adalah proses perombakan batuan menjadi bagian-bagia yang lebih kecil karena faktor sinar matahari, air, gletser, reaksi kimia, dan kegiatan organisme. Proses pelapukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

  1. Pelapukan mekanik (fisik). Perombakan batuan menjadi bagian yang lebih kecil, tetapi tidak mengubah unur kimia dari batuan tersebut.
  2. Pelapukan kimiawi. Perombakan batuan yang menyebabkan perubahan susunan kimia pada batuan tersebut.
  3. Pelapukan organik. Perombakan batuan dengan bantuan oganisme dan tumbuhan. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Erosi

Secara umum erosi dapat diartikan sebagai pemindahan batuan dari suatu wilayah ke wilayah lain. Adapun tahapan-tahapan pemindahan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Detachment, pelepasan batuan dari batuan induknya.
  2. Transportasi, pemindahan batuan ddari suatu tempat ke tempat lain.
  3. Sedimentasi, pengendapan batuan yang terkikis. Baca artikel sebelumnya!

Berdasarkan kecepatannya, erosi dibedakan menjadi berikut

  1. Erosi geologi, proses penghancuran tanah seimbang dengan proses pembentukannya.
  2. Erosi tanah, penghancuran batuan jauh lebih cepat daripada pembentukannya.

Berdasarkan zat pengikisnya, erosi dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.

  1. Erosi air adalah pengikisan yang disebabkan oleh gerakan air, baik yang di permukaan tanah maupun di dalam tanah. Erosi batuan oleh air mengalami empat tingkatan, yaitu sebagai berikut:
    1. erosi percik,
    2. erosi lembar,
    3. erosi alur, dan
    4. erosi parit.
  2. Erosi angin adalah erosi oleh angin yang biasanya terjadi di daerah gurun yang memiliki iklim kering.
  3. Erosi gelombang laut (abrasi) adalah pengikisan batuan oleh gelombang laut. Faktor-faktor penyebab abrasi, antara lain sebagai berikut:
    1. kekerasan batuan.
    2. gelombang laut.
    3. kedalaman laut.
    4. jumlah material kerikil dan pasir yang dibawa oleh gelombang laut.
  4. Erosi glasial adalah pengikisan batuan yang disebabkan oleh gletser yang terdapat di wilayah kutub atau di puncak pegunungan yang tinggi. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Sedimentasi DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Setelah proses pelapukan dan erosi, terjadi proses pengendapan atau sedimentasi. Proses ini mengalami berbagai tahapan sebelum terbentuk formasi batuan sedimen. Awalnya sedimen atau partikel-partikel kecil batu terbawa oleh air, gaya gravitasi, gletser, dan angin, kemudian mengendap di tempat yang lebih rendah. Berdasarkan media transpor sedimen tersebut ke tempat pengendapannya, batuan sedimen dapat dikelompokkan dalam kelompok berikut:

  1. sedimen fluvial (akuatis),
  2. sedimen aeolis (aeris),
  3. sedimen marine, dan
  4. sedimen glasial. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi berikut.

  1. Sedmien fluvial adalah pengendapan material-material yang terangkut oleh air di sepanjang aliran sungai.
  2. Sedimentasi aeolis adalah pengendapan batuan yang dibawa oleh angin.
  3. Sedimentasi marine adalah pengendapan hasil material abrasi di sepanjang pantai. Bentuk bentang alam yang disebabkan oleh sedimentasi marine, antara lain sebagai berikut.
    1. Pantai adalah tempat interaksi antara air laut dan daratan.
    2. Bar atau gosong pasir yang memanjang sebagai hasil pengerjaan air laut.
    3. Tombolo adalah daratan yang terbentuk saat punggungan pasir (spit) memanjang ke arah lepas pantai dan menghubungkan pulau di lepas pantai dengan pantai. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

F. PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH

Tanah adalah lapisan bumi paling atas yang terdiri dari bahan padat, cair, gas, dan mikroorganisme yang secara bersama-sama merupakan tempat tumbuhnya tanaman. Tanah berasal dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Berubahnya batuan menjadi partikel-partikel tanah disebabkan oleh suhu, air, dan organisme. Baca artikel sebelumnya!

Perbandingan komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah bahan mineral 45%, bahan organik 5%, air 25%, dan udara 25%.

Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

  1. iklim;
  2. organisme yang hidup di dalam tanah beraktivitas dan mengeluarkan zat tertentu yang dapat menghancurkan batuan;
  3. bahan induk batuan asal yang mengalami pelapukan dan menjadi tanah;
  4. topografi suatu daerah;
  5. durasi waktu terjadinya pelapukan yang dialami oleh batuan induk. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Sifat-sifat fisik tanah yang dapat diamati adalah sebagai berikut.

  1. Keasaman tanah. Tanah yang subur adalah jenis tanah yang memiliki tingkat keasaman yang sesuai karena beberapa jenis tanah memiliki nilai pH kurang dari 7,0 (asam) dan tanah dengan nilai pH lebih da’ 7,0 (basa).
  2. Warna tanah. Warna tanah pada setiap jenis tanah berbeda-beda Faktor yang memengaruhinya adalah kadar bahan organik dan kada- mineral.
  3. Tekstur tanah adalah ukuran partikel-partikel tanah, yaitu pasir, debu, dan liat.
  4. Struktur tanah adalah ikatan butiran-butiran pasir, debu, dan liat sehingga membentuk suatu gumpalan, seperti berbutir (granular), kubus, lempeng, remah, dan prisma.
  5. Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air.
  6. Sifat ini sangat berpengaruh terhadap teknis pengolahan tanah.

Ada beberapa horizon tanah (lapisan tanah) jika diurutkan dari permukaan, yaitu sebagai berikut.

  1. Horizon O atau horizon organik adalah lapisan tanah paling atas yang berasal dari berbagai sisa material organik, seperti dedaunan atau jasad tumbuhan dan hewan..
  2. Horizon A terdiri dari material organik berwarna gelap yang disebut humus. Humus (bunga tanah) berasal dari sisa atau jasad material organik yang telah membusuk.
  3. Horizon E atau horizon eluvial adalah lapisan tanah yang berwarna lebih terang akibat pencucian intensif oleh air.
  4. Horizon B adalah lapisan material hasil pencucian di horizon eluvial yang terkumpul.
  5. Horizon C adalah lapisan tanah terbawah yang terdiri atas batuan induk yang mulai menunjukkan tanda-tanda pelapukan.
  6. Horizon D atau R adalah horizon tempat batuan induk yang belum mengalami pelapukan berada. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Jenis-jenis, persebaran, dan pemanfaatan tanah.

  1. Tanah vulkanis (tanah gunung api) adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah vulkanis terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
    • Regosol memiliki ciri, yaitu berbutir kasar dan berwarna kelabu.
    • Andosol memiliki ciri, yaitu berbutir halus, tidak mudah tertiup angin, berwarna abu-abu, dan tanah ini sangat subur sehingga cocok untuk pertanian. Baca artikel sebelumnya!
  2. Tanah aluvial adalah berasal dari endapan lumpur yang dibawa aliran sungai.
  3. Tanah gambut atau orgasonol (tanah rawa) adalah tanah yang terbentuk dari pembusukan tanaman rawa.
  4. Tanah podsolik merah kuning adalah tanah yang terbentuk dari batuan kuarsa.
  5. Tanah kapur/mediterania (terarosa) adalah jenis tanah hasil pelapukan dari batuan kapur (batuan endapan).
  6. Tanah litosol adalah tanah yang berasal dari jenis batuan-batuan keras yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna.
  7. Tanah latosol adalah jenis tanah tua, tanah ini terbentuk dari batu api yang kemudian mengalami proses pelapukan lebih lanjut.
  8. Tanah podsol (tanah pucat) adalah tanah yang terbentuk karena pengaruh suhu rendah dengan curah hujan yang tinggi.
  9. Tanah mergel adalah campuran tanah liat, kapur, dan pasir.
  10. Tanah laterit adalah tanah hasil pencucian karena pengaruh suhu rendah dan curah hujan tinggi.
  11. Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh- tumbuhan. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

G. PEMANFAATAN DAN KONSERVASI TANAH

Konservasi (pengawetan) tanah merupakan upaya pemanfaatan tanah dalam usaha tani dengan memperhatikan kemampuan tanah dan menerapkan kaidah-kaidah pengawetan tanah agar tanah yang digunakan memberikan hasil yang optimal dan lestari. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Maksud dari konservasi tanah adalah sebagai berikut.

  1. Menggunakan tanah sesuai dengan kemampuannya.
  2. Memperhatikan kesuburan dan produktivitas tanah dengan memperhatikan persyaratan yang diperlukan agar tidak menimbulkan kerusakan.
  3. Memperbaiki, mempertahankan, dan meningkatkan produktivitas serta kesuburan tanah.
  4. Menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah dalam bercocok tanam agar lahan usaha tani tidak rusak.

Tujuan konservasi tanah antara lain sebagai berikut.

  1. Mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan aliran permukaan.
  2. Memperbaiki tanah yang rusak/kritis.
  3. Mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapai produksi yang optimal dalam waktu tidak terbatas.
  4. Meningkatkan produktivitas lahan usaha tani. Baca artikel sebelumnya!

Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang memiliki batas tertentu dan memengaruhi kemampuan penggunaan lahan.

Menurut FAO, ada beberapa fungsi lahan, di antaranya sebagai berikut.

  1. Fungsi yang terkait dengan produksi biomassa.
  2. Fungsi yang terkait dengan lingkungan.
  3. Fungsi yang terkait tempat tinggal manusia untuk bermukim dan beraktivitas.

Lahan potensial adalah lahan yang dapat dikelola manusia dengan biaya yang rendah untuk memberikan hasil yang tinggi. Itulah sebabnya lahan potensial disebut juga dengan lahan produktif. Lahan potensial terdiri dari lahan kering dan lahan basah.

  1. Lahan kering adalah seluruh daratan di permukaan bumi yang tidak tertutup air.
  2. Lahan basah meliputi daerah rawa, payau, gambut, lahan yang tertutuc air (tergenang atau mengalir) secara tetap atau sementara oleh air tawar, payau, atau asin.

Pengelolaan lahan potensial yang kurang tepat dapat menimbulkadegradasi lahan. Degradasi lahan adalah berkurangnya kapasitas tanauntuk menyediakan barang dan jasa, ekosistem, serta menjamin fungsir secara signifikan. Degradasi lahan dapat terjadi secara alami, misalnya karena badai, banjir, kebakaran, dan letusan gunung berapi. Namun, degradasi lahan lebih cenderung diperparah oleh aktivitas manusia. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Menurut Oldeman, faktor-faktor yang memengaruhi degradasi lahan, di antaranya sebagai berikut.

  1. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan.
  2. Penggunaan lahan untuk peternakan dan penggembalaan secara berlebihan.
  3. Perubahan lahan dan penebangan kayu secara berlebihan. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Dengan adanya degradasi tanah, terbentuklah lahan kritis. Lahan kritis adalah lahan yang terdapat di dalam maupun di luar kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya. Penanggulangn lahan kritis perlu dilakukaan untuk memulihkan kesuburan tanah, melindungi tata air, dan kelestarian daya dukung lingkungan. Baca artikel sebelumnya!

Penanggulangan lahan kritis dapat dilakukan dengan upaya-upaya seperti berikut.

  1. Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk usaha-usaha produktif.
  2. Rehabilitasi mangrove, rawa, dan gambut.
  3. Penghijauan, reboisasi, dan reklamasi.
  4. Pembangunan bangunan konservasi tanah, seperti sumur resapan dan bangunan embung air.
  5. Gerakan penanaman satu miliar pohon. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

H. LEMBAGA-LEMBAGA YANG MENYEDIAKAN DAN MEMANFAATKAN DATA GEOLOGI DI INDONESIA DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Peta geologi dan data tanah dalam pembangunan nasional memiliki peran penting sebagai penunjang dan pendukung berbagai program rencana pembangunan di suatu wilayah yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Kegunaan peta geologi dan data tanah, antara lain sebagai berikut.

  1. Eksplorasi sumber daya mineral (mineral air tanah) dan energi (migas konvensional-konvensional).
  2. Rencana pembangunan dan tata ruang (klasifikasi kualitas lahan permukiman dan potensi air tanah).
  3. Transportasi dan komunikasi (rancangan jaringan jalan, listrik, pipa, dan jaringan kabel telepon).

Pusat Survei Geologi. Badan Geologi yang memiliki tugas dan fungsi sebagai penyedia data dan informasi geologi dan geofisika di Indonesia berkewajiban untuk menyediakan data dasar geologi dengan skala yang lebih perinci.

Lembaga-lembaga yang menyediakan data geologi, antara lain sebagai berikut.

  1. Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).
  2. BIG (Badan Informasi Geospasial). DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA
  3. BPN (Badan Pertanahan Nasional).
  4. Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Baca artikel sebelumnya!

DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA DALAM KEHIDUPAN BAGIAN DUA. Sumber buku Mandiri terbitan Erlangga, karya Yasinto Sindhu | Sunaryo.

DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

DINAMIKA LITOSFER

DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA DALAM KEHIDUPAN

DINAMIKA LITOSFER

DINAMIKA LITOSFER

A. KARAKTERISTIK LAPISAN-LAPISAN BUMI DINAMIKA LITOSFER

Kata litosfer berasal dari bahasa Yunani, lithosphaira, lithos berarti ‘batuan’ dan sphaira berarti ‘lapisan’. Secara harfiah, litosfer berarti lapisan yang terdiri dari batuan.

Lapisan litosfer mencakup kerak bumi hingga mantel bagian atas. Kerak bumi terbagi menjadi dua, yaitu kerak benua dan kerak samudra.

Bagian dari lapisan-lapisan bumi, adalah sebagai berikut.

  1. Lapisan litosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan perantara, dengan ketebalan 1.200 km. Berat jenisnya rata-rata 2,8 g/cm3. Litosfer (kulit bumi) terdiri atas dua bagian, yaitu:
    1. lapisan sial, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas unsur silikon dan aluminium, termasuk senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AI2O3.
    2. lapisan sirna, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas unsur- unsur silikon dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO, dan MgO.
  2. Lapisan perantara, yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan barisfer dengan tebal 1.700 km. Berat jenisnya rata-rata 5 g/cm3.
  3. Barisfer, yaitu lapisan inti bumi dan merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nikel dan besi. Jari-jari lapisan ini sebesar 3.470 km dan batas luarnya kurang lebih 2.900 km di bawah permukaan bumi. Baca artikel sebelumnya!

D. PROSES TEKTONISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN

  1. Tektonisme adalah perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau vertikal. Sementara gerak tektonik adalah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi.
  2. Ada dua pergerakan tektonisme yang mengubah bentuk permukaan bumi, yaitu sebagai berikut.
    1. Morfologi lipatan. Bentang alam tersebut terbentuk akibat adanya dinamika litosfer. Litosfer dapat berubah-ubah karena terdapat tenaga dari dalam bumi (endogen) dan dari luar bumi (eksogen). Misalnya, pegunungan-pegunungan tua, seperti Pegunungan Urai dan Allegheny yang terbentuk pada zaman Primer.
    2. Morfologi patahan. Patahan adalah proses tektonisme yang terjadi akibat pengaruh tenaga dari arah horizontal dan vertikal sehingga membentuk patahan naik (horst) dan patahan turun (slenk/graben). Misalnya, Patahan Semangko yang terletak di Pulau Sumatera. DINAMIKA LITOSFER

C. VULKANISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN DINAMIKA LITOSFER

  1. Vulkanisme adalah proses magma (dari astenosfer) naik ke permukaan bumi karena suhu magma yang tinggi dan kandungan gas yang cukup banyak di dalamnya. DINAMIKA LITOSFER
  2. Aktivitas vulkanisme berkaitan dengan keberadaan magma di dalam bumi. Gejala vulkanisme terjadi karena penyusupan magma. Aktivitas magma tersebut mampu mengukir wajah muka bumi menjadi berbagai bentuk, sekaligus memengaruhi kehidupan manusia. Salah satu akibat vulkanisme adalah gunung api yang mempunyai bentuk kerucut.
  3. Berdasarkan tempat pembekuannya, magma dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
    1. Instrusi magma adalah proses penerobosan magma melalui retakan dan celah pada lapisan batuan litosfer yang tidak sampai ke permukaan bumi.
    2. Ekstruksi magma (erupsi) adalah pergerakan magma dari perut bumi ke permukaan bumi. Biasanya ekstrusi magma dapat dilihat pada letusan gunung api (erupsi). Magma yang mencapai permukaan disebut lava. Lava yang berada di permukaan bumi akan bercampur dengan eflata atau bahan piroklastik menjadi lahar. Terdapat dua jenis lahar, yaitu lahar panas dan lahar dingin.
  4. Berdasarkan sifat dan kekuatannya, erupsi gunung api dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
    1. Erupsi eksplosif adalah erupsi berupa ledakan yang mengeluarkan benda-benda padat, seperti bom, lapili, kerikil, dan debu vulkanik.
    2. Erupsi efusif adalah erupsi berupa lelehan lava yang keluar melalui rekahan-rekahan gunung api. Baca artikel sebelumnya!
  5. Berdasarkan lubang kepundan, ada tiga jenis erupsi, yaitu sebagai berikut.

    1. Erupsi linier adalah keluarnya lava melalui celah-celah atau rekahan- rekahan batuan.
    2. Erupsi arenal adalah ledakan yang terjadi karena letak magma dekat dengan permukaan bumi.
    3. Erupsi sentral adalah keluarnya magma melalui lubang berbentuk gunung di permukaan bumi.
  6. Bentuk-bentuk intrusi magma antara lain sebagai berikut.
    1. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan bawahnya tetap rata.
    2. Dike adalah intrusi rata yang memotong batuan induk. Kadang, dike dapat berukuran besar atau kecil.
    3. Batolit adalah intrusi magma yang berada dekat dengan dapur magma.
    4. Sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
    5. Diaterma adalah intrusi magma yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.
    6. Lopolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di bawahnya terangkat sehingga menyerupai lensa cekung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
  7. Ada tujuh tipe letusan gunung api, yaitu sebagai berikut. DINAMIKA LITOSFER

    1. Tipe saint vincent
      Skala letusannya relatif sedang, tetapi intensitasnya cukup tinggi. Lava yang keluar dari dapur magma yang dangkal bersifat kental. Tipe ini menghasilkan bentuk gunung api stratovulkan. Baca artikel sebelumnya!
    2. Tipe merapi
      Mengeluarkan lava kental yang menyumbat mulut kawah, mengakibatkan tekanan di dalamnya makin kuat untuk memecahkan sumbatan lava yang akan keluar. Letusan ini menghasilkan awan panas yang disebut wedhus gembel. Contohnya, letusan pada Gunung Merapi.
    3. Tipe hawaii
      Skala letusannya relatif kecil, tetapi intensitasnya cukup tinggi. Lava yang keluar dari kawah bersifat cair. Tipe ini menghasilkan bentuk gunung api perisai.
    4. Tipe stromboli
      Memiliki interval waktu hampir sama yang cukup kecil tetapi terus-menerus dan mengeluarkan efflata serta material padat, gas, dan baru. Contohnya, letusan pada Gunung Raung, Jawa Timur.
    5. Tipe volkano
      Mengeluarkan material padat an cair, seperti bom, lapili, dan lava. Tipe ini adalah letusan gunung api pada umumnya.
    6. Tipe pelee
      Terjadi karena penyumbatan di puncak gunung api sehingga menyebabkan tekanan di dalamnya bertambah besar. Akibat tidak kuat menahan sumbatan maka terjadillah letusan.
    7. Tipe perret atau plinian
      Mengeluarkan material yang dapat menghancurkan puncak gunung sehingga meruntuhkan dinding kawah dan membentuk kaldera.
  8. Tipe-tipe gunung api berdasarkan bentuknya antara lain sebagai berikut.

    DINAMIKA LITOSFER

  9. Berdasarkan aktivitasnya, gunung api terbagi menjadi berikut.
    1. Gunung api tipe A atau gunung api aktif adalah gunung api yang masih menghasilkan magma bekerja dan pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
    2. Gunung api tipe B atau gunung api pasif adalah gunung api yang sesudah tahun 1600 belum pernah lagi meletus, tetapi masih memperlihatkan gejala gunung berapi aktif, seperti mengeluarkan solfatara.
    3. Gunung api tipe C adalah gunung api yang tidak diketahui sejarah erupsinya dalam catatan manusia, tetapi masih menunjukkan adanya aktivitas di masa lampau. Baca artikel sebelumnya!
  10. Ciri-ciri gunung merapi yang akan meletus antara lain sebagai berikut.
    1. Suhu di sekitar gunung api meningkat dari suhu normal.
    2. Terjadi kekeringan sumber air secara mendadak.
    3. Pohon-pohon di sekitar gunung api menjadi kering.
    4. Sering terjadi gempa dalam skala kecil atau besar.
    5. Binatang-binatang liar yang hidup di gunung api mengungsi ke wilayah lain.
  11. Tanda-tanda yang timbul setelah peristiwa vulkanisme antara lain sebaga berikut.
    1. Munculnya sumber air panas yang mengandung belerang.
    2. Munculnya geiser, yaitu semburan air panas dari dalam bumi.
    3. Munculnya ekshalasi, berupa gas-gas, seperti gas karbon dioksida dan gas belerang.
  12. Dampak aktivitas vulkanisme terhadap kehidupan di bumi

    1. Dampak positif
      • Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan, timah, serta bahan bangunan yang lainnya.
      • Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat menarik.
    2. Dampak negatif
      • Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan landai sehingga tidak baik dijadikan daerah pertanian. Baca artikel sebelumnya!
      • Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor.
      • Proses endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung api.
      • Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan cekungan sedimen.

BERSAMBUNG KE ==> DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA DALAM KEHIDUPAN, GEOGRAFI KELAS X. Sumber buku Mandiri terbitan Erlangga, karya Yasinto Sindhu | Sunaryo.