PendidikanSejarah

Sejarah Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia (Part 1 – FK UI)

Sejarah Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia (Part 1 – FK UI)

Gedung STOVIA di Jakarta, cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) – bagian penting dalam Sejarah FK UI.
Gedung STOVIA di Jakarta, tempat awal pendidikan dokter bumiputera yang kemudian berkembang menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI).

Sejarah FK UI merupakan bagian penting dari perjalanan panjang perguruan tinggi negeri di Indonesia.

🕰️ Masa Kolonial dan Awal Sejarah FK UI di Indonesia

Sejarah perguruan tinggi negeri di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari masa kolonialisme Belanda. Pada tahun 1850-an, banyak penyakit mewabah di Jawa sehingga dibutuhkan tenaga medis dalam jumlah besar. Untuk mengatasinya, Belanda membuka kursus juru kesehatan pada 2 Januari 1849. Lokasinya berada di Rumah Sakit Militer (sekarang RSPAD Gatot Subroto) di kawasan Weltevreden, Batavia, sekitar Gambir.

Kursus juru kesehatan ini kemudian berkembang menjadi Sekolah Dokter Djawa pada 5 Juni 1853. Lama pendidikannya tiga tahun, dan lulusannya berhak menyandang gelar “Dokter Djawa”.

Pada tahun 1889, nama sekolah tersebut diubah menjadi School tot Opleiding van Inlandsche Geneeskundigen (Sekolah Pendidikan Ahli Ilmu Kedokteran Pribumi). Sembilan tahun kemudian, pada 1898, namanya kembali berubah menjadi STOVIA, singkatan dari School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen, yang berarti Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera.

🎓 Perkembangan Menjadi STOVIA

Pada tahun 1889 namanya diubah menjadi School tot Opleiding van Inlandsche Geneeskundigen (Sekolah Pendidikan Ahli Ilmu Kedokteran Pribumi).
>Kemudian pada tahun 1898 namanya diubah menjadi STOVIA, singkatan dari School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen yang artinya Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera.

STOVIA resmi beroperasi mulai 1 Maret 1902. Pelajar STOVIA diharuskan tinggal di asrama dengan aturan yang sangat ketat, disiplin, dan jadwal kegiatan yang terstruktur dari pagi hingga malam. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum Eropa, dan untuk menjadi pelajar STOVIA harus lulus Sekolah Rendah Eropa (Europesche Lagere School) dan lulus ujian berhitung.

🩺 Kebijakan Pendidikan dan Perluasan Akses bagi Pribumi

Kebijakan politik etis dan tingginya kebutuhan tenaga medis membuat pemerintah Belanda mengambil langkah baru. Untuk mendatangkan tenaga medis dari Eropa dibutuhkan biaya besar. Karena itu, sejak tahun 1903 STOVIA mulai menerima siswa bukan hanya dari sekolah Belanda, tetapi juga dari sekolah pribumi. Tujuannya agar pemerintah Belanda memiliki tenaga medis yang cukup tanpa mengeluarkan biaya tinggi.

Ide mendirikan sekolah dokter yang setara dengan pendidikan dokter di Belanda dan menerima siswa dari kalangan pribumi berasal dari Hermanus Frederik Roll, direktur Sekolah Dokter Djawa kala itu.

🏫 Transformasi Menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) di Salemba, simbol transformasi dari STOVIA.
Gedung FK UI di Salemba, simbol perkembangan pendidikan kedokteran dari STOVIA menuju era modern.

Pada akhirnya setelah pindah gedung ke Salemba, pada tanggal 2 Februari 1950 pemerintah Indonesia mengubah nama STOVIA menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI). Sedangkan gedung lamanya menjadi Museum Kebangkitan Nasional.

🌟 FK UI sebagai Simbol Prestise Akademik

Sejak awal kemerdekaan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjadi magnet bagi siswa SMA. Banyaknya peminat dan seleksi masuk yang ketat menjadi kebanggaan tersendiri jika diterima menjadi mahasiswa FK UI.
Hanya yang terbaik dari yang terbaik yang dapat diterima di FK UI.

Untuk mempersiapkan diri masuk FK UI, baca juga strategi belajar UTBK dari tutor BimbelQ.

🎯 Peran BimbelQ dalam Mempersiapkan Calon Mahasiswa FK UI

Tutor alumni Universitas Indonesia mengenakan jas almamater kuning sedang mengajar biologi kepada dua siswa SMA di rumah dengan glassboard modern sebagai persiapan masuk FK UI.
Tutor alumni UI membimbing dua siswa SMA dalam sesi semi-private Biologi menggunakan glassboard modern, sebagai persiapan masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Untuk dapat diterima di FK UI pada jalur UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer), siswa harus memperoleh skor minimal 800. Skor ini menjadi target siswa BimbelQ.
Inilah yang menjadi pembeda BimbelQ dari bimbel lain.
Jika bimbel lain cukup menargetkan PTN saja, maka BimbelQ menargetkan top three PTN dan jurusan favorit.
Jika bimbel lain hanya menargetkan skor paling tinggi 700, maka di BimbelQ menargetkan lebih dari 800.

Hal ini tentu saja dapat dilakukan, karena BimbelQ didukung oleh tutor lulusan PTN terbaik yang terbukti pernah lulus UTBK dan diterima di universitas ternama.

Untuk mempersiapkan diri masuk FK UI, baca juga strategi belajar UTBK dari tutor BimbelQ.

Kesimpulan

Sejarah FK UI menunjukkan bagaimana pendidikan kedokteran di Indonesia lahir dari semangat pembaruan dan kebutuhan bangsa. Dari STOVIA hingga FK UI hari ini, semangat itu terus hidup — dan BimbelQ berkomitmen membantu generasi baru meraihnya.

🧑‍🏫 Tentang Penulis

Dicky Hasbi Ashidik, tutor dan academic director dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di dunia pendidikan, lulusan Fisika Institut Teknologi Bandung.
Dicky Hasbi Ashidik – Tutor dan Academic Director BimbelQ dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang pendidikan sains dan pengembangan konten belajar interaktif.

Dicky Hasbi Ashidik adalah Tutor dan Academic Director dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di dunia pendidikan, khususnya di bidang Matematika dan Fisika. Lulusan Fisika Institut Teknologi Bandung ini aktif mengajar dan mengembangkan konten pembelajaran interaktif.

Ia pernah menjabat sebagai Vice Branch Manager di Prosus Inten Bandung, serta Academic & Content Director di Klassku (PT Aiptek). Selain mengajar, Dicky juga gemar menulis, membaca, dan merancang desain grafis untuk memperkaya gaya pengajarannya agar lebih komunikatif dan inspiratif.

Bagi Dicky, pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu, melainkan upaya membebaskan potensi terbaik setiap siswa agar tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Lihat juga artikel lain karya Dicky Hasbi Ashidik.

error: Content is protected !!