DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA DALAM KEHIDUPAN BAGIAN DUA

D. SEISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Gempa bumi atau getaran seismik adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam dan umumnya berasosiasi dengan gerakan lempeng. Gempa disebabkan pelepasan energi secara tiba-tiba pada litosfer.

Berdasarkan faktor penyebab terjadinya dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.

  1. Gempa tektonik disebabkan kegiatan tektonik lempeng.
  2. Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas gunung api.
  3. Gempa runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat runtuhan batuan, biasanya terjadi di daerah kapur atau terowongan bawah tanah akibat kegiatan penambangan.
  4. Gempa tumbukan terjadi akibat meteor yang menabrak bumi.

Gempa adalah salah satu tenaga endogen yang memengaruhi bentuk muka bumi. Oleh karena itu, gempa berdampak langsung pada deformasi lapisan bumi. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Di permukaan bumi, dampak gempa dipengaruhi oleh kekuatan gempa itu sendiri. Kerusakan berat timbul dari gempa berkekuatan tinggi. Banyak bangunan hancur, rata dengan tanah, korban pun banyak berjatuhan.

Dahsyatnya dampak yang diakibatkan oleh gempa mengakibatkan kejadian gempa digolongkan sebagai salah satu bencana yang harus diwaspadai karena dapat juga menyebabkan tsunami.

Gerakan vertikal pada kerak bumi dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang ada di atasnya. Pada akhirnya, menyebabkan terjadinya aliran energi air laut yang ketika sampai di pantai akan menjadi gelombang besar yang disebut tsunami.

Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang, yang artinya ‘ombak pelabuhan’ karena pada mulanya ombak ini menghantam pelabuhan atau garis pantai. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Berdasarkan waktu terjadinya setelah gempa, tsunami dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

  1. Tsunami jarak dekat. Terjadi kira-kira 30 menit setelah gempa dengan titik episentrum kurang dari 200 km.
  2. Tsunami jarak menengah. Terjadi dalam kurun waktu lebih dari 30 menit sampai 2 jam setelah kejadian gempa dengan jarak episentrum 200 km sampai 1.000 km.
  3. Tsunami jarak jauh, terjadi dalam waktu lebih dari 2 jam setelah kejadian gempa dengan lokasi episentrum berjarak lebih dari 1.000 km. Baca artikel sebelumnya!

Faktor-faktor penyebab terjadinya tsunami antara lain sebagai berikut.

  1. Gempa bumi tektonik di dasar laut
    Pada umumnya, peristiwa tsunami disebabkan oleh gempa bumi tektonik di dasar laut, terutama pada wilayah subduksi. Gempa bumi yang dapat menyebabkan tsunami sekurang-kurangnya memiliki kekuatan 6 skala richter.
  2. Longsor di dasar laut
    Tsunami karena longsor di dasar laut jarang terjadi. Longsor di dasar laut dapat disebabkan oleh tabrakan lempeng.
  3. Letusan gunung api di dasar laut
    Letusan gunung api dapat menyebabkan gempa vulkanik di dasar laut. Tsunami jenis ini hanya terjadi di sekitar wilayah gunung api tersebut. Salah satu contoh gunung api dasar laut di Indonesia adalah Gunung Krakatau.

Proses terjadinya tsunami adalah sebagai berikut.

  1. Keadaan lempeng bumi (pada wilayah subduksi) dalam keadaan normal.
  2. Lempeng benua mengalami pengangkatan.
  3. Sebuah gempa tektonik terjadi di wilayah subduksi.
  4. Gelombang laut raksasa akibat energi yang dilepaskan menyebabkan gelombang tsunami.

E. TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA
DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Pelapukan

Pelapukan batuan adalah proses perombakan batuan menjadi bagian-bagia yang lebih kecil karena faktor sinar matahari, air, gletser, reaksi kimia, dan kegiatan organisme. Proses pelapukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

  1. Pelapukan mekanik (fisik). Perombakan batuan menjadi bagian yang lebih kecil, tetapi tidak mengubah unur kimia dari batuan tersebut.
  2. Pelapukan kimiawi. Perombakan batuan yang menyebabkan perubahan susunan kimia pada batuan tersebut.
  3. Pelapukan organik. Perombakan batuan dengan bantuan oganisme dan tumbuhan. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Erosi

Secara umum erosi dapat diartikan sebagai pemindahan batuan dari suatu wilayah ke wilayah lain. Adapun tahapan-tahapan pemindahan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Detachment, pelepasan batuan dari batuan induknya.
  2. Transportasi, pemindahan batuan ddari suatu tempat ke tempat lain.
  3. Sedimentasi, pengendapan batuan yang terkikis. Baca artikel sebelumnya!

Berdasarkan kecepatannya, erosi dibedakan menjadi berikut

  1. Erosi geologi, proses penghancuran tanah seimbang dengan proses pembentukannya.
  2. Erosi tanah, penghancuran batuan jauh lebih cepat daripada pembentukannya.

Berdasarkan zat pengikisnya, erosi dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.

  1. Erosi air adalah pengikisan yang disebabkan oleh gerakan air, baik yang di permukaan tanah maupun di dalam tanah. Erosi batuan oleh air mengalami empat tingkatan, yaitu sebagai berikut:
    1. erosi percik,
    2. erosi lembar,
    3. erosi alur, dan
    4. erosi parit.
  2. Erosi angin adalah erosi oleh angin yang biasanya terjadi di daerah gurun yang memiliki iklim kering.
  3. Erosi gelombang laut (abrasi) adalah pengikisan batuan oleh gelombang laut. Faktor-faktor penyebab abrasi, antara lain sebagai berikut:
    1. kekerasan batuan.
    2. gelombang laut.
    3. kedalaman laut.
    4. jumlah material kerikil dan pasir yang dibawa oleh gelombang laut.
  4. Erosi glasial adalah pengikisan batuan yang disebabkan oleh gletser yang terdapat di wilayah kutub atau di puncak pegunungan yang tinggi. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Sedimentasi DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Setelah proses pelapukan dan erosi, terjadi proses pengendapan atau sedimentasi. Proses ini mengalami berbagai tahapan sebelum terbentuk formasi batuan sedimen. Awalnya sedimen atau partikel-partikel kecil batu terbawa oleh air, gaya gravitasi, gletser, dan angin, kemudian mengendap di tempat yang lebih rendah. Berdasarkan media transpor sedimen tersebut ke tempat pengendapannya, batuan sedimen dapat dikelompokkan dalam kelompok berikut:

  1. sedimen fluvial (akuatis),
  2. sedimen aeolis (aeris),
  3. sedimen marine, dan
  4. sedimen glasial. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi berikut.

  1. Sedmien fluvial adalah pengendapan material-material yang terangkut oleh air di sepanjang aliran sungai.
  2. Sedimentasi aeolis adalah pengendapan batuan yang dibawa oleh angin.
  3. Sedimentasi marine adalah pengendapan hasil material abrasi di sepanjang pantai. Bentuk bentang alam yang disebabkan oleh sedimentasi marine, antara lain sebagai berikut.
    1. Pantai adalah tempat interaksi antara air laut dan daratan.
    2. Bar atau gosong pasir yang memanjang sebagai hasil pengerjaan air laut.
    3. Tombolo adalah daratan yang terbentuk saat punggungan pasir (spit) memanjang ke arah lepas pantai dan menghubungkan pulau di lepas pantai dengan pantai. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

F. PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH

Tanah adalah lapisan bumi paling atas yang terdiri dari bahan padat, cair, gas, dan mikroorganisme yang secara bersama-sama merupakan tempat tumbuhnya tanaman. Tanah berasal dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Berubahnya batuan menjadi partikel-partikel tanah disebabkan oleh suhu, air, dan organisme. Baca artikel sebelumnya!

Perbandingan komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah bahan mineral 45%, bahan organik 5%, air 25%, dan udara 25%.

Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

  1. iklim;
  2. organisme yang hidup di dalam tanah beraktivitas dan mengeluarkan zat tertentu yang dapat menghancurkan batuan;
  3. bahan induk batuan asal yang mengalami pelapukan dan menjadi tanah;
  4. topografi suatu daerah;
  5. durasi waktu terjadinya pelapukan yang dialami oleh batuan induk. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Sifat-sifat fisik tanah yang dapat diamati adalah sebagai berikut.

  1. Keasaman tanah. Tanah yang subur adalah jenis tanah yang memiliki tingkat keasaman yang sesuai karena beberapa jenis tanah memiliki nilai pH kurang dari 7,0 (asam) dan tanah dengan nilai pH lebih da’ 7,0 (basa).
  2. Warna tanah. Warna tanah pada setiap jenis tanah berbeda-beda Faktor yang memengaruhinya adalah kadar bahan organik dan kada- mineral.
  3. Tekstur tanah adalah ukuran partikel-partikel tanah, yaitu pasir, debu, dan liat.
  4. Struktur tanah adalah ikatan butiran-butiran pasir, debu, dan liat sehingga membentuk suatu gumpalan, seperti berbutir (granular), kubus, lempeng, remah, dan prisma.
  5. Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air.
  6. Sifat ini sangat berpengaruh terhadap teknis pengolahan tanah.

Ada beberapa horizon tanah (lapisan tanah) jika diurutkan dari permukaan, yaitu sebagai berikut.

  1. Horizon O atau horizon organik adalah lapisan tanah paling atas yang berasal dari berbagai sisa material organik, seperti dedaunan atau jasad tumbuhan dan hewan..
  2. Horizon A terdiri dari material organik berwarna gelap yang disebut humus. Humus (bunga tanah) berasal dari sisa atau jasad material organik yang telah membusuk.
  3. Horizon E atau horizon eluvial adalah lapisan tanah yang berwarna lebih terang akibat pencucian intensif oleh air.
  4. Horizon B adalah lapisan material hasil pencucian di horizon eluvial yang terkumpul.
  5. Horizon C adalah lapisan tanah terbawah yang terdiri atas batuan induk yang mulai menunjukkan tanda-tanda pelapukan.
  6. Horizon D atau R adalah horizon tempat batuan induk yang belum mengalami pelapukan berada. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Jenis-jenis, persebaran, dan pemanfaatan tanah.

  1. Tanah vulkanis (tanah gunung api) adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah vulkanis terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
    • Regosol memiliki ciri, yaitu berbutir kasar dan berwarna kelabu.
    • Andosol memiliki ciri, yaitu berbutir halus, tidak mudah tertiup angin, berwarna abu-abu, dan tanah ini sangat subur sehingga cocok untuk pertanian. Baca artikel sebelumnya!
  2. Tanah aluvial adalah berasal dari endapan lumpur yang dibawa aliran sungai.
  3. Tanah gambut atau orgasonol (tanah rawa) adalah tanah yang terbentuk dari pembusukan tanaman rawa.
  4. Tanah podsolik merah kuning adalah tanah yang terbentuk dari batuan kuarsa.
  5. Tanah kapur/mediterania (terarosa) adalah jenis tanah hasil pelapukan dari batuan kapur (batuan endapan).
  6. Tanah litosol adalah tanah yang berasal dari jenis batuan-batuan keras yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna.
  7. Tanah latosol adalah jenis tanah tua, tanah ini terbentuk dari batu api yang kemudian mengalami proses pelapukan lebih lanjut.
  8. Tanah podsol (tanah pucat) adalah tanah yang terbentuk karena pengaruh suhu rendah dengan curah hujan yang tinggi.
  9. Tanah mergel adalah campuran tanah liat, kapur, dan pasir.
  10. Tanah laterit adalah tanah hasil pencucian karena pengaruh suhu rendah dan curah hujan tinggi.
  11. Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh- tumbuhan. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

G. PEMANFAATAN DAN KONSERVASI TANAH

Konservasi (pengawetan) tanah merupakan upaya pemanfaatan tanah dalam usaha tani dengan memperhatikan kemampuan tanah dan menerapkan kaidah-kaidah pengawetan tanah agar tanah yang digunakan memberikan hasil yang optimal dan lestari. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Maksud dari konservasi tanah adalah sebagai berikut.

  1. Menggunakan tanah sesuai dengan kemampuannya.
  2. Memperhatikan kesuburan dan produktivitas tanah dengan memperhatikan persyaratan yang diperlukan agar tidak menimbulkan kerusakan.
  3. Memperbaiki, mempertahankan, dan meningkatkan produktivitas serta kesuburan tanah.
  4. Menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah dalam bercocok tanam agar lahan usaha tani tidak rusak.

Tujuan konservasi tanah antara lain sebagai berikut.

  1. Mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan aliran permukaan.
  2. Memperbaiki tanah yang rusak/kritis.
  3. Mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapai produksi yang optimal dalam waktu tidak terbatas.
  4. Meningkatkan produktivitas lahan usaha tani. Baca artikel sebelumnya!

Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang memiliki batas tertentu dan memengaruhi kemampuan penggunaan lahan.

Menurut FAO, ada beberapa fungsi lahan, di antaranya sebagai berikut.

  1. Fungsi yang terkait dengan produksi biomassa.
  2. Fungsi yang terkait dengan lingkungan.
  3. Fungsi yang terkait tempat tinggal manusia untuk bermukim dan beraktivitas.

Lahan potensial adalah lahan yang dapat dikelola manusia dengan biaya yang rendah untuk memberikan hasil yang tinggi. Itulah sebabnya lahan potensial disebut juga dengan lahan produktif. Lahan potensial terdiri dari lahan kering dan lahan basah.

  1. Lahan kering adalah seluruh daratan di permukaan bumi yang tidak tertutup air.
  2. Lahan basah meliputi daerah rawa, payau, gambut, lahan yang tertutuc air (tergenang atau mengalir) secara tetap atau sementara oleh air tawar, payau, atau asin.

Pengelolaan lahan potensial yang kurang tepat dapat menimbulkadegradasi lahan. Degradasi lahan adalah berkurangnya kapasitas tanauntuk menyediakan barang dan jasa, ekosistem, serta menjamin fungsir secara signifikan. Degradasi lahan dapat terjadi secara alami, misalnya karena badai, banjir, kebakaran, dan letusan gunung berapi. Namun, degradasi lahan lebih cenderung diperparah oleh aktivitas manusia. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Menurut Oldeman, faktor-faktor yang memengaruhi degradasi lahan, di antaranya sebagai berikut.

  1. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan.
  2. Penggunaan lahan untuk peternakan dan penggembalaan secara berlebihan.
  3. Perubahan lahan dan penebangan kayu secara berlebihan. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Dengan adanya degradasi tanah, terbentuklah lahan kritis. Lahan kritis adalah lahan yang terdapat di dalam maupun di luar kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya. Penanggulangn lahan kritis perlu dilakukaan untuk memulihkan kesuburan tanah, melindungi tata air, dan kelestarian daya dukung lingkungan. Baca artikel sebelumnya!

Penanggulangan lahan kritis dapat dilakukan dengan upaya-upaya seperti berikut.

  1. Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk usaha-usaha produktif.
  2. Rehabilitasi mangrove, rawa, dan gambut.
  3. Penghijauan, reboisasi, dan reklamasi.
  4. Pembangunan bangunan konservasi tanah, seperti sumur resapan dan bangunan embung air.
  5. Gerakan penanaman satu miliar pohon. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

H. LEMBAGA-LEMBAGA YANG MENYEDIAKAN DAN MEMANFAATKAN DATA GEOLOGI DI INDONESIA DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Peta geologi dan data tanah dalam pembangunan nasional memiliki peran penting sebagai penunjang dan pendukung berbagai program rencana pembangunan di suatu wilayah yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

Kegunaan peta geologi dan data tanah, antara lain sebagai berikut.

  1. Eksplorasi sumber daya mineral (mineral air tanah) dan energi (migas konvensional-konvensional).
  2. Rencana pembangunan dan tata ruang (klasifikasi kualitas lahan permukiman dan potensi air tanah).
  3. Transportasi dan komunikasi (rancangan jaringan jalan, listrik, pipa, dan jaringan kabel telepon).

Pusat Survei Geologi. Badan Geologi yang memiliki tugas dan fungsi sebagai penyedia data dan informasi geologi dan geofisika di Indonesia berkewajiban untuk menyediakan data dasar geologi dengan skala yang lebih perinci.

Lembaga-lembaga yang menyediakan data geologi, antara lain sebagai berikut.

  1. Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).
  2. BIG (Badan Informasi Geospasial). DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA
  3. BPN (Badan Pertanahan Nasional).
  4. Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Baca artikel sebelumnya!

DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA DALAM KEHIDUPAN BAGIAN DUA. Sumber buku Mandiri terbitan Erlangga, karya Yasinto Sindhu | Sunaryo.

DINAMIKA LITOSFER

DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA DALAM KEHIDUPAN

DINAMIKA LITOSFER
DINAMIKA LITOSFER

A. KARAKTERISTIK LAPISAN-LAPISAN BUMI DINAMIKA LITOSFER

Kata litosfer berasal dari bahasa Yunani, lithosphaira, lithos berarti ‘batuan’ dan sphaira berarti ‘lapisan’. Secara harfiah, litosfer berarti lapisan yang terdiri dari batuan.

Lapisan litosfer mencakup kerak bumi hingga mantel bagian atas. Kerak bumi terbagi menjadi dua, yaitu kerak benua dan kerak samudra.

Bagian dari lapisan-lapisan bumi, adalah sebagai berikut.

  1. Lapisan litosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan perantara, dengan ketebalan 1.200 km. Berat jenisnya rata-rata 2,8 g/cm3. Litosfer (kulit bumi) terdiri atas dua bagian, yaitu:
    1. lapisan sial, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas unsur silikon dan aluminium, termasuk senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AI2O3.
    2. lapisan sirna, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas unsur- unsur silikon dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO, dan MgO.
  2. Lapisan perantara, yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan barisfer dengan tebal 1.700 km. Berat jenisnya rata-rata 5 g/cm3.
  3. Barisfer, yaitu lapisan inti bumi dan merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nikel dan besi. Jari-jari lapisan ini sebesar 3.470 km dan batas luarnya kurang lebih 2.900 km di bawah permukaan bumi. Baca artikel sebelumnya!

D. PROSES TEKTONISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN

  1. Tektonisme adalah perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau vertikal. Sementara gerak tektonik adalah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi.
  2. Ada dua pergerakan tektonisme yang mengubah bentuk permukaan bumi, yaitu sebagai berikut.
    1. Morfologi lipatan. Bentang alam tersebut terbentuk akibat adanya dinamika litosfer. Litosfer dapat berubah-ubah karena terdapat tenaga dari dalam bumi (endogen) dan dari luar bumi (eksogen). Misalnya, pegunungan-pegunungan tua, seperti Pegunungan Urai dan Allegheny yang terbentuk pada zaman Primer.
    2. Morfologi patahan. Patahan adalah proses tektonisme yang terjadi akibat pengaruh tenaga dari arah horizontal dan vertikal sehingga membentuk patahan naik (horst) dan patahan turun (slenk/graben). Misalnya, Patahan Semangko yang terletak di Pulau Sumatera. DINAMIKA LITOSFER

C. VULKANISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN DINAMIKA LITOSFER

  1. Vulkanisme adalah proses magma (dari astenosfer) naik ke permukaan bumi karena suhu magma yang tinggi dan kandungan gas yang cukup banyak di dalamnya. DINAMIKA LITOSFER
  2. Aktivitas vulkanisme berkaitan dengan keberadaan magma di dalam bumi. Gejala vulkanisme terjadi karena penyusupan magma. Aktivitas magma tersebut mampu mengukir wajah muka bumi menjadi berbagai bentuk, sekaligus memengaruhi kehidupan manusia. Salah satu akibat vulkanisme adalah gunung api yang mempunyai bentuk kerucut.
  3. Berdasarkan tempat pembekuannya, magma dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
    1. Instrusi magma adalah proses penerobosan magma melalui retakan dan celah pada lapisan batuan litosfer yang tidak sampai ke permukaan bumi.
    2. Ekstruksi magma (erupsi) adalah pergerakan magma dari perut bumi ke permukaan bumi. Biasanya ekstrusi magma dapat dilihat pada letusan gunung api (erupsi). Magma yang mencapai permukaan disebut lava. Lava yang berada di permukaan bumi akan bercampur dengan eflata atau bahan piroklastik menjadi lahar. Terdapat dua jenis lahar, yaitu lahar panas dan lahar dingin.
  4. Berdasarkan sifat dan kekuatannya, erupsi gunung api dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
    1. Erupsi eksplosif adalah erupsi berupa ledakan yang mengeluarkan benda-benda padat, seperti bom, lapili, kerikil, dan debu vulkanik.
    2. Erupsi efusif adalah erupsi berupa lelehan lava yang keluar melalui rekahan-rekahan gunung api. Baca artikel sebelumnya!
  5. Berdasarkan lubang kepundan, ada tiga jenis erupsi, yaitu sebagai berikut.

    1. Erupsi linier adalah keluarnya lava melalui celah-celah atau rekahan- rekahan batuan.
    2. Erupsi arenal adalah ledakan yang terjadi karena letak magma dekat dengan permukaan bumi.
    3. Erupsi sentral adalah keluarnya magma melalui lubang berbentuk gunung di permukaan bumi.
  6. Bentuk-bentuk intrusi magma antara lain sebagai berikut.
    1. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan bawahnya tetap rata.
    2. Dike adalah intrusi rata yang memotong batuan induk. Kadang, dike dapat berukuran besar atau kecil.
    3. Batolit adalah intrusi magma yang berada dekat dengan dapur magma.
    4. Sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
    5. Diaterma adalah intrusi magma yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.
    6. Lopolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di bawahnya terangkat sehingga menyerupai lensa cekung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
  7. Ada tujuh tipe letusan gunung api, yaitu sebagai berikut. DINAMIKA LITOSFER

    1. Tipe saint vincent
      Skala letusannya relatif sedang, tetapi intensitasnya cukup tinggi. Lava yang keluar dari dapur magma yang dangkal bersifat kental. Tipe ini menghasilkan bentuk gunung api stratovulkan. Baca artikel sebelumnya!
    2. Tipe merapi
      Mengeluarkan lava kental yang menyumbat mulut kawah, mengakibatkan tekanan di dalamnya makin kuat untuk memecahkan sumbatan lava yang akan keluar. Letusan ini menghasilkan awan panas yang disebut wedhus gembel. Contohnya, letusan pada Gunung Merapi.
    3. Tipe hawaii
      Skala letusannya relatif kecil, tetapi intensitasnya cukup tinggi. Lava yang keluar dari kawah bersifat cair. Tipe ini menghasilkan bentuk gunung api perisai.
    4. Tipe stromboli
      Memiliki interval waktu hampir sama yang cukup kecil tetapi terus-menerus dan mengeluarkan efflata serta material padat, gas, dan baru. Contohnya, letusan pada Gunung Raung, Jawa Timur.
    5. Tipe volkano
      Mengeluarkan material padat an cair, seperti bom, lapili, dan lava. Tipe ini adalah letusan gunung api pada umumnya.
    6. Tipe pelee
      Terjadi karena penyumbatan di puncak gunung api sehingga menyebabkan tekanan di dalamnya bertambah besar. Akibat tidak kuat menahan sumbatan maka terjadillah letusan.
    7. Tipe perret atau plinian
      Mengeluarkan material yang dapat menghancurkan puncak gunung sehingga meruntuhkan dinding kawah dan membentuk kaldera.
  8. Tipe-tipe gunung api berdasarkan bentuknya antara lain sebagai berikut.

    DINAMIKA LITOSFER

  9. Berdasarkan aktivitasnya, gunung api terbagi menjadi berikut.
    1. Gunung api tipe A atau gunung api aktif adalah gunung api yang masih menghasilkan magma bekerja dan pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
    2. Gunung api tipe B atau gunung api pasif adalah gunung api yang sesudah tahun 1600 belum pernah lagi meletus, tetapi masih memperlihatkan gejala gunung berapi aktif, seperti mengeluarkan solfatara.
    3. Gunung api tipe C adalah gunung api yang tidak diketahui sejarah erupsinya dalam catatan manusia, tetapi masih menunjukkan adanya aktivitas di masa lampau. Baca artikel sebelumnya!
  10. Ciri-ciri gunung merapi yang akan meletus antara lain sebagai berikut.
    1. Suhu di sekitar gunung api meningkat dari suhu normal.
    2. Terjadi kekeringan sumber air secara mendadak.
    3. Pohon-pohon di sekitar gunung api menjadi kering.
    4. Sering terjadi gempa dalam skala kecil atau besar.
    5. Binatang-binatang liar yang hidup di gunung api mengungsi ke wilayah lain.
  11. Tanda-tanda yang timbul setelah peristiwa vulkanisme antara lain sebaga berikut.
    1. Munculnya sumber air panas yang mengandung belerang.
    2. Munculnya geiser, yaitu semburan air panas dari dalam bumi.
    3. Munculnya ekshalasi, berupa gas-gas, seperti gas karbon dioksida dan gas belerang.
  12. Dampak aktivitas vulkanisme terhadap kehidupan di bumi

    1. Dampak positif
      • Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan, timah, serta bahan bangunan yang lainnya.
      • Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat menarik.
    2. Dampak negatif
      • Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan landai sehingga tidak baik dijadikan daerah pertanian. Baca artikel sebelumnya!
      • Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor.
      • Proses endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung api.
      • Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan cekungan sedimen.

BERSAMBUNG KE ==> DINAMIKA LITOSFER BAGIAN DUA

DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA DALAM KEHIDUPAN, GEOGRAFI KELAS X. Sumber buku Mandiri terbitan Erlangga, karya Yasinto Sindhu | Sunaryo.

DINAMIKA PLANET BUMI PART2

DINAMIKA PLANET BUMI PART2

DINAMIKA PLANET BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN PART2

C. PERKEMBANGAN BUMI DAN SEJARAH KEHIDUPANNYA DINAMIKA PLANET BUMI PART2

  1. Prakambrium. Kurun waktu Prakambrium adalah kurun waktu tertua sejarah geologi. Kurun waktu Prakambrium merujuk pada seluruh periode sejarah bumi sebelum pembentukan batuan tertua di mana fosil dapat ditemukan. Namun dalam beberapa dekade terakhir, ahli geologi telah menemukan bahwa pada kurun waktu Prakambrium ada fosil yang sulit dilihat. Itulah sebabnya era ini disebut juga dengan kurun waktu Kriptozoikum atau “kehidupan yang tersembunyi”.
  2. Era Paleozoikum. Periode ini berlangsung 541.000.000-252.000.000 tahun yang lalu. Era ini ditandai dengan munculnya banyak sekali bentuk- bentuk kehidupan baru serta migrasi beberapa benua bumi dari belahan bumi selatan ke utara. Era Paleozoikum terdiri dari periode Kambrium. Ordovisium dan Siluria, Devon, Karbon, dan sistem Permian.
    1. Periode Kambrium (500-570 juta tahun yang lalu). Kala dalam periode kambrium terbagi menjadi tiga, yaitu kala bawah/awal (542 juta tahun lalu), kala tengah (513 juta tahun lalu), dan kala atas/ akhir (501 juta tahun lalu).
    2. Periode Ordovisium (435-500 juta tahun yang lalu). Periode ini terdiri atas tiga kala, yaitu kala bawah/awal, kala tengah, dan kala atas/akhir.
    3. Periode Silur (395-435 juta tahun yang lalu). Periode silur terdiri dari empat kala, yaitu kala bawah/awal (Lliandovery), kala Wenlock, kala atas/akhir (Ludlow), dan kala Pridoli.
    4. Periode Devon (345-395 juta tahun yang lalu). Dalam periode ini memiliki tiga kala, yaitu kala bawah/awal, tengah, dan atas.
    5. Periode Karbon (280-345 juta tahun yang lalu). Periode ini terdiri dari tiga kala, yaitu kala bawah/awal, kala tengah, dan kala atas/akhir. Periode Permian (225-280 juta tahun yang lalu). Terdiri dari tiga periode, yaitu Cisuralian, Guadalupian, dan Lopingian. Baca artikel sebelumnya!
  3. Era Mesozoikum Berlangsung pada 252.000.000-66.000.000 tahun yang lalu. Pada era ini, dinosaurus muncul. Dinosaurus menguasai bumi selama hampir 200 juta tahun. Selama Era Mesozoikum, benua-benua yang ada sekarang bergabung menjadi sebuah superbenua. Namanya Pangea. Era Mesozoikum terbagi dari tiga periode berikut.

    1. Periode Trias (195-225 juta tahun yang lalu). Periode ini menjadi awal dari era Mesozoikum. Pada periode ini gurun dan gunung yang diselimuti oleh semak membentang di sebagian besar lahan bumi.
    2. Periode Jura (135-195 juta tahun yang lalu). Pada periode ini kebanyakan lahan terdiri dari hutan atau dataran rawa dengan danau dan sungai yang berkelok-kelok.
    3. Periode Kreta (64-136 juta tahun yang lalu). Pada periode ini, sungai- sungai mulai mengalir perlahan dan membentuk delta-delta besar. DINAMIKA PLANET BUMI PART2
  4. Era Kenozoikum berlangsung 66 juta tahun yang lalu hingga saat ini. Pada era ini benua diasumsikan berkonfigurasi. Era ini terdiri dari dua periode, yaitu periode paleogen dan neogen.
    1. Periode Paleogen terdiri dari kala Paleosen, Eosen, dan Oligosen. kala Paleosen dan Eosen dimulai sekitar 60 juta tahun yang lalu dan berlangsung sekitar 27 juta tahun.
    2. Periode Neogen/Kuarter terdiri dari empat kala, yakni Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen. Kala Miosen mulai sekitar 26 juta tahun yang lalu. Baca artikel sebelumnya!

D. TEORI PERKEMBANGAN BUMI

  1. Teori pengapungan benua (Continental drift theory) oleh Alfred Wegener (1912). Teori ini mengemukakan bahwa sampai sekitar 225 juta tahun lalu, di bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua ini dinamakan dengan Pangea, sedangkan samudra yang maha luas diberi nama Panthalasa. Benua tersebut kemudian mengalami pergerakan dan pecah. Berikut fakta-fakta yang mendukung teori apungan benua.
    1. Kesamaan garis pantai.
    2. Persebaran fosil.
    3. Kesamaan jenis batuan.
    4. Iklim purba.DINAMIKA PLANET BUMI PART2
  2. Teori Laurasia dan Gondwana. Teori ini menyatakan pada awalnya bumi terdiri dari dua benua, yakni pecahan benua yang berada di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di sebelah selatan dinamakan Gondwana, kemudian kedua benua tersebut dipisahkan oleh laut sempit yang dinamakan Laut Tethys.
  3. Teori konveksi (convection theory). Teori ini menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terdapat arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada diatasnya, sehingga ketika arus konveksi tersebut membawa material berupa lava sampai ke permukaan bumi maka terbentukah punggung tengah samudra (mid oceanic ridge) dan menggeser lapisan bumi yang lama.
  4. Teori lempeng tektonik (plate tectonic theory). Teori ini menyatakan bahwa kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di lapisan astenosfer. Lapisan astenosfer yang terdapat arus konveksi menyebabkan lapisan litosfer di atasnya mengalami pergerakan. Pergerakan lapisan ini tidak beraturan yang dikelompokkan menjadi pergerakan lempeng konvergensi dan divergensi. DINAMIKA PLANET BUMI PART2
    1. Konvergensi disebut batas konvergen merupakan gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antarlempeng benua, antarsamudra, ataupun lempeng benua dengan lempeng samudra.
    2. Divergensi adalah gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik. Fenomena yang terjadi karena gerakan divergen, yaitu sebagai berikut. DINAMIKA PLANET BUMI PART2
      • Perenggangan lempeng yang disertai dengan tumbukan di daerah.
      • Pembentukan tanggul dasar samudra (mid oceanic ridge) di sepanjang tempat perenggangan tersebut.
      • Aktivitas vulkanisme laut.
      • Aktivitas gempa. Baca artikel sebelumnya!

E. BENTUKAN-BENTUKAN MUKA BUMI HASIL PERGERAKAN LEMPENG TEKTONIK DINAMIKA PLANET BUMI PART2

a. Bentukan pada Batas Lempeng Konvergen DINAMIKA PLANET BUMI PART2

  1. Bentukan muka bumi yang terjadi pada batas lempeng konvergen, yaitu lempeng samudra bertemu dengan lempeng samudra, adalah rangkaian busur gunung api yang arahnya sejajar dengan arah palung.
  2. Pada batas lempeng konvergen terjadi tumbukan antara lempeng samudra dan lempeng benua. Bentukan muka bumi yang dihasilkan dicirikan oleh palung, prisma akresi, cekungan busur muka, busur kepalauan gunung api, dan cekungan belakang.

    DINAMIKA PLANET BUMI PART2
    DINAMIKA PLANET BUMI PART2. Ilustrasi batas lempeng konvergen

b. Bentukan pada Batas Lempeng Divergen

Bentukan muka bumi yang dihasilkan pada batas lempeng divergen, yaitu lempeng benua mengalami pemekaran sehingga terbentuknya laut baru. Contohnya, pematang tengah laut yang memisahkan Benua Amerika dan Benua Afrika, Laut Merah, dan rifting (retakan) yang terjadi di Afrika Timur bagian utara. Baca artikel sebelumnya!

DINAMIKA PLANET BUMI PART2
DINAMIKA PLANET BUMI PART2. Ilustrasi batas lempeng divergen

DINAMIKA PLANET BUMI PART2 SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN, GEOGRAFI KELAS X. Sumber buku Mandiri terbitan Erlangga, karya Yasinto Sindhu | Sunaryo.

DINAMIKA PLANET BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

DINAMIKA PLANET BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

DINAMIKA PLANET BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

DINAMIKA PLANET BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN
DINAMIKA PLANET BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

A. JAGAT RAYA SEBAGAI RUANG EKSISTENSI PLANET BUMI

Definisi Jagat Raya DINAMIKA PLANET BUMI

Jagat raya adalah ruangan yang meluas ke segala arah dan tidak terhingga. Namun, jagat raya memiliki batas-batas yang belum dapat diketahui. Jagat raya disebut juga alam semesta yang terdiri dari ribuan galaksi dan sistem bintang.

Jagat Raya Mengembang DINAMIKA PLANET BUMI

Jagat raya hingga saat ini terus mengembang. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya galaksi-galaksi baru dan galaksi-galaksi tersebut bergerak menjauh. Fenomena ini dikenal dengan efek Doppler, ditemukan oleh seorang fisikawan dari Austria bernama Christian Doppler.

Teori-Teori Terbentuknya Jagat Raya DINAMIKA PLANET BUMI

  1. Teori mengembang dan memampat (pscillation theory). Menurut teori ini, jagat raya pada awalnya terbentuk oleh suatu siklus materi yang diawali dengan massa yang mengembang yang berasal dari reaksi inti hidrogen. Akibatnya, terbentuklah galaksi-galaksi yang diperkirakan sudah berlangsung selama tiga puluh miliar tahun. Galaksi-galaksi tersebut lama-kelamaan akan meredup kemudian memampat yang didahului dengan keluarnya pancaran panas. Peristiwa mengembang dan memampat tersebut berlangsung secara terus menerus. Teori ini disebut juga teori ekspansi dan kontraksi.
  2. Teori keadaan tetap (steady State theory). Teori ini diusulkan oleh Sir Fred Hoyle. la mengatakan alam semesta tidak terbatas dalam waktu dan memiliki kondisi yang sama dengan sebelumnya dan sekarang. Menurutnya, tidak ada galaksi baru yang terbentuk.
  3. Teori ledakan besar (the big bang theory). Teori ini terjadi sekitar 13.700 miliar tahun yang lalu. Menurut George Lamaitre, dahulu terdapat galaksi- galaksi yang saling berdekatan. Galaksi-galaksi berasal dari massa tunggal yang menyimpan suhu dan energi yang sangat besar. Hal ini menimbulkan ledakan yang mahadahsyat hingga menghancurkan massa tunggal tersebut. Akibat ledakan tersebut, banyak materi yang terlontar ke segala penjuru semesta dalam bentuk-bentuk serpihan. Inilah asal mula terbentuknya jagat raya. Baca artikel sebelumnya!

Anggota Jagat Raya DINAMIKA PLANET BUMI

  1. Galaksi adalah kumpulan dari planet, bintang, gas, debu, nebula, dan benda langit lainnya. Benda-benda ini membentuk “pulau-pulau” di dalam ruang jagat raya. Berdasarkan bentuknya, ada empat jenis galaksi, yaitu sebagai berikut.
    1. Galaksi berbentuk spiral adalah galaksi yang berbentuk spiral dan mempunyai roda-roda Catherina. Contohnya, galaksi Bimasakti, tempat tata surya berada.
    2. Galaksi berbentuk spiral berbatang adalah galaksi yang memiliki lengan yang keluar dari bagian ujung suatu pusat.
    3. Galaksi berbentuk elips adalah galaksi yang memiliki berbagai varian, seperti bentuk bola basket raksasa, bola rugbi, dan telur burung unta.
    4. Galaksi berbentuk tidak beraturan adalah galaksi yang memiliki bentuk khusus dan banyak mengandung materi antarbintang yang terdiri atas gas dan debu. Contohnya, Awan Magellan Besar dan Awan Magellan kecil.
  2. Bintang adalah benda langit yang mampu memancarkan cahayanya sendiri. Bintang terdiri dari dua jenis, yaitu bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang memantulkan cahaya dari bintang lain, sementara bintang cahaya adalah bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri. Ciri-ciri bintang adalah sebagai berikut.
    1. Unsur-unsur yang terdapat pada bintang-bintang di Galaksi Bimasakti, yaitu hidrogen (71%), helium (27%), dan unsur-unsur yang lebih berat.
    2. Suhu di daerah inti bintang dapat mencapai jutaan derajat celsius.
    3. Sebagian besar umur bintang antara 1-10 miliar tahun. DINAMIKA PLANET BUMI

B. TATA SURYA SEBAGAI RUANG EDAR BUMI 

Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas Matahari, delapan planet, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, dan komet) yang mengelilingi Matahari pada orbitnya masing-masing. Baca artikel sebelumnya!

Teori-Teori Pembentukan Tata Surya DINAMIKA PLANET BUMI

  1. Hipotesis nebula atau hipotesis kabut mengemukakan bahwa tata surya Terbentuk dari Matahari raksasa yang kemudian menyusut dan berputar semakin cepat dan cincin-cincin gas serta es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan menurunnya suhu dan membentuk planet dalam dan luar. Menurut Pierre Marquis de Laplace, teori ini dibagi menjadi tiga proses tahapan, yaitu sebagai berikut.
    1. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas atau kabut yang begitu pekat dan besar.
    2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, kemudian pemadatan terjadi di pusat lingkaran dan membentuk Matahari. Pada saat yang bersamaan, materi lain pun terbentuk menjadi massa yang ebih kecil daripada Matahari yang disebut sebagai planet, planet-planet tersebut bergerak mengelilingi Matahari.
    3. Materi-materi tersebut tumbuh dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi Matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk susunan keluarga Matahari.
  2. Hipotesis planetesimal diawali dengan kondisi Matahari yang telah ada sebagai salah satu bintang. Suatu ketika, Matahari berpapasan zengan sebuah bintang dengan jarak yang tidak telalu jauh sehingga terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan Matahari maupun bintang itu. Bagian dari massa Matahari tertarik ke arah bintang. Pada waktu bintang tersebut menjauh, sebagian dari massa Matahari jatuh kembali ke permukaan Matahari dan sebagian lagi terhambur ke luar angkasa di sekitar Matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar mengelilingi Matahari.
  3. Hipotesis pasang surut gas. Tahap pertama dalam hipotesis ini adalah Matahari merupakan bintang yang besar dan bercahaya dengan kekuatan cahaya yang sangat besar. Kemudian, ada bintang yang mendekati Matahari hingga terjadi gesekan yang menjadikan gaya tarik antara matahari dan bintang tersebut. Gaya tarik yang terjadi mengakibatkan suatu tarikan dan membentuk suatu arah sinar panjang yang membawa beberapa partikel Matahari ke luar. Partikel ini membentuk gumpalan-gumpalan yang akhirnya membeku dan menjadi jajaran planet.

  4. Hipotesis bintang kembar atau ledakan bintang. Hipotesis ini mengemukakan bahwa terdapat dua bintang, Matahari kembar yang saling mengelilingi. Salah satunya mengalami ledakan dan menghasilkan partikel-partikel yang tertangkap oleh bintang yang tidak meledak. Ledakan pada satu bintang tersebut diduga diakibatkan adanya bintang lain yang melintas dan menabrak salah satu bintang. Partikel-partikel ledakan lalu mengalami pendinginan hingga menjadi planet dan satelit yang mengitari Matahari
  5. Hipotesis protoplanet atau awan debu. Hipotesis ini menjelaskan adanya kabut gas dan debu di sekitar matahari yang membentuk gumpalan. Debu tertarik ke pusat kabut gas dengan gerakan berputar hingga membentuk sebuah bola dan berubah menjadi cakram. Putaran cakram yang sangat cepat mengakibatkan adanya bagian cakram yang terlempar berupa gumpalan. Semakin lama gumpalan kabut gas tersebut akan mengalami pemadatan menjadi planet dan satelit yang dinamakan protoplanet.
  6. Hipotesis Kuiper. Menurut hipotesis ini, jagat raya terdiri atas formasi bintang-bintang. Dalam formasi tersebut ada dua pusat yang memadat dan berkembang dalam suatu awan antarbintang yang terdiri dari gas hidrogen. Pusat yang lebih besar memadat menjadi bintang tunggal, yaitu Matahari. Sementara itu, pusat yang lebih kecil diselimuti kabut karena gaya tarik dari massa yang lebih besar. Gaya ini menyebabkan awan yang lebih kecil terpecah-pecah menjadi awan-awan yang lebih kecil lagi. Awan ini disebut protoplanet yang kemudian menjadi planet-planet sekarang ini.

Matahari sebagai Pusat Tata Surya DINAMIKA PLANET BUMI

  1. Matahari adalah sumber energi dalam sistem tata surya, berbentuk bola gas raksasa yang sangat panas dan menghasilkan cahaya.
  2. Bagian-bagian matahari dapat dikelompokkan sebagai berikut.
    1. Inti Matahari (core) adalah pusat Matahari. Inti Matahari terdiri dari elektron, proton, neutron, dan atom yang membentuk inti plasma Matahari. Suhunya sangat tinggi mencapai 15,7 juta K.
    2. Fotosfer adalah bagian permukaan Matahari yang dapat dilihat dengan bantuan teleskop. Lapisan ini terdiri dari hidrogen, helium, karbon, neon, oksigen, dan nitrogen. Suhunya mencapai 6.000 K.
    3. Kromosfer adalah lapisan atmosfer Matahari. Kromosfer sebagian besar tersusun atas gas hidrogen. Suhunya mencapai 10.000 K. Baca artikel sebelumnya!
    4. Korona lapisan Matahari yang paling luar. Suhunya mencapai 2.106 K.
    5. Zona radiasi adalah tempat transformasi energi panas Matahari dari inti Matahari ke seluruh permukaan Matahari.
    6. Zona konveksi terletak di luar zona radiasi. Zona ini adalah tempat menyalurkan atau merambatkan energi panas Matahari dari inti Matahari ke permukaan Matahari. Aktivitas Matahari menyebabkan beberapa noda dan gumpalan di permukaannya. Aktivitas Matahari antara lain sebagai berikut.
      • Granula adalah gumpalan-gumpalan di permukaan Matahar karena terjadinya perubahan suhu yang sangat besar antara daerah panas dan daerah dingin di permukaan Matahari.
      • Bintik hitam Matahari adalah bagian permukaan Matahari yang suhunya lebih rendah (4.000-5.000 K) dari suhu di sekitarnya karena adanya perubahan magnet di Matahari.
      • Prominensa adalah semburan material Matahari kearah luar kemudian jatuh kembali ke permukaan Matahari.
      • Semburan Matahari adalah ledakan atmosfer Matahari (flare) Biasanya, semburan Matahari terjadi di wilayah aktif sekitar bintik Matahari. Posisi Matahari pada saat-saat tertentu menyebabkan terjadinya suatu fenomena yang dinamakan gerhana. Gerhana Matahari terjadi saat cahaya Matahari menutupi sebagian atau seluruh permukaan bumi.
  3. Gerhana matahari dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

    1. Gerhana matahari total, terjadi apabila bayangan bulan yang jatuh di Bumi menimbulkan lingkaran hitam di permukaan bumi. Jarak terpendek dari Bumi ke bulan adalah 326.600 km. Wilayah yang mengalami gerhana total adalah wilayah yang berada pada lingkaran hitam.
    2. Gerhana matahari parsial, terjadi saat permukaan bulan menutupi hanya sebagian dari permukaan Matahari sehingga masih ada bagian oermukaan Matahari yang tidak tertutup bulan.
    3. Gerhana matahari cincin (gelang), terjadi saat panjangnya kerucut bayangan bulan tidak sampai ke Bumi, namun hanya perpanjangan bayangan yang jatuh ke Bumi.

Anggota Tata Surya DINAMIKA PLANET BUMI

  1. Planet adalah benda langit yang mengorbit atau bergerak mengelilingi matahari dalam lintasan yang berbentuk elips dengan arah yang sama. Selain mengelilingi Matahari, planet melakukan rotasi terhadap sumbunya. Baca artikel sebelumnya!
    1. Tata surya memiliki delapan planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
    2. Revolusi adalah pergerakan planet-planet dan benda-benda langit mengelilingi Matahari. Waktu yang dibutuhkan Bumi untuk berotasi selama 23 jam 56 menit. Rotasi adalah perputaran planet terhadap sumbunya. Waktu yang dibutuhkan Bumi untuk berevolusi selama 365 1/4 hari.
    3. Pengaruh rotasi Bumi terhadap kehidupan adalah sebagai berikut.
      • Peredaan semu harian benda-benda langit
      • Peristiwa siang dan malam
      • Perbedan waktu
      • Pembelokan arah angin dan arus laut
    4. Pengaruh revolusi bumi adalah sebagai berikut.
      • Gerak semu tahunan matahari
      • Perubahan lamanya siang dan malam
      • Pergantian musim
    5. Planet kerdil atau planet kurcaci atau planet katai (dwarf planet’) adalah benda-benda langit yang mengitari Matahari. Planet kerdil memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
      • Lintasan orbit mengelilingi Matahari.
      • Massanya cukup untuk memiliki gravitasi sendiri agar dapat mengatasi tekanan benda tegar (rigidbody) sehingga bentuknya hampir bulat (ekuilibrium).
      • Belum mengosongkan orbitnya untuk benda angkasa selain satelitnya sendiri.
      • Bukan satelit dari sebuah planet atau benda angkasa nonbintang lainnya.
  2. Satelit adalah benda langit yang mengitari planet. Ketika planet mengelilingi Matahari, satelit juga mendampingi planet dalam revolusi mereka. Satelit terdiri dari dua macam, yaitu sebagai berikut.

    1. Satelit buatan adalah satelit yang dibuat oleh manusia dengan kegunaan tertentu. Contoh satelit buatan antara lain satelit komunikasi, astronomi, navigasi, pengamat bumi, dan cuaca. DINAMIKA PLANET BUMI
    2. Bulan adalah satelit alami bumi. Bulan dapat memengaruhi pasang surut air laut dan periode waktu di bumi. Bulan dalam peredarannya melakukan rotasi dan revolusi. Bulan mengelilingi bumi dengan lintasan yang berbentuk spiral. Rotasi bulan mengalami revolusi terhadap bumi yang mengakibatkan posisi bulan terlihat berbeda-beda dari bumi. Hal tersebut dinamakan fase bulan. Bulan mengelilingi matahari hanya satu kali dalam setahun dan mengelilingi bumi sebanyak dua belas kali. Hal tersebut yang mengakibatkan adanya dua belas bulan dalam satu tahun kalender Masehi.
    3. Rupa-rupa semu bulan terjadi apabila bulan memantulkan sinar yang diterima dari matahari. Permukaan yang tampak dari bumi terlihat dalam empat bentuk yaitu sabit, setengah lingkaran, lebih dari setengah lingkaran, dan lingkaran penuh.
    4. Gerhana bulan terjadi karena bayangan bumi menutupi sebagian atau semua permukaan bulan. Posisi bulan saat terjadi gerhana berada pada satu garis lurus di antara Bumi dan Matahari. DINAMIKA PLANET BUMI
  3. Asteroid adalah benda angkasa kecil yang mengorbit di sekitar bintang. Asteroid pertama yang ditemukan bernama Ceres. Ceres merupakan asteroid yang terbesar. Asteroid ini mempunyai diamater sekitar 9.000 km.
  4. Meteoroid, Meteor, dan Meteroit
    1. Meteoroid adalah benda-benda kecil dalam sebuah tata surya. Ukurannya lebih besar daripada atom dan lebih kecil daripada asteroid yang bergerak di planet-planet.
    2. Meteor adalah benda angkasa yang meluncur di luar angkasa, masuk ke atmosfer dan umumnya habis terbakar sebelum mencapai permukaan bumi.
    3. Meteroit merupakan benda padat sisa meteor yang telah mencapai permukaan bumi. Berukuran kecil dan kadang berukuran besar. Baca artikel sebelumnya!
  5. Komet adalah bintang berekor yang terdiri atas partikel es kecil dan fragmen meteroit. Komet muncul seperti bintang dengan ekor berpijar dan berputar mengelilingi Matahari, tetapi orbitnya sangat eksentrik dan sangat panjang.

BERSAMBUNG KE DINAMIKA PLANET BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN PART2

DINAMIKA PLANET BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN, MATERI GEOGRAFI KELAS X. Sumber buku Mandiri terbitan Erlangga, karya Ysinto Sindhu | Sunaryo.

Langkah-Langkah Penelitian Geografi dengan Menggunakan Peta

Langkah-langkah Penelitian Geografi dengan Menggunakan Peta

Langkah-Langkah Penelitian Geografi dengan Menggunakan Peta

Langkah-langkah Penelitian Geografi dengan Menggunakan Peta
Langkah-langkah Penelitian Geografi dengan Menggunakan Peta

A. PENGERTIAN PENELITIAN GEOGRAFI Langkah-Langkah

Penelitian adalah kegiatan menyelidiki, mengembangkan, dan menguji kebenaran secara mendalam untuk memecahkan suatu permasalahan.

Penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menguji kebenaran dan memecahkan permasalahan geografi (gejala alam) secara sistematis yang meliputi ruang sebagai objek penelitian. Langkah-Langkah Penelitian Geografi

 Ciri khas yang khusus dalam penelitian geografi adalah sebagai berikut.
a. Pembuatan dan penggunaan peta.
b. Observasi lapangan.
c. Penentuan model dari hasil analisis penelitian

 Sifat-sifat penelitian geografi adalah sebagai beikut.
a. Pembuatan dan penggunaan peta.
b. Observasi lapangan.
c. Penentuan model dari hasil analisis penelitian.
d. Menguji hasil penelitian yang telah dilakukan agar hasilnya lebih akurat.
e. Tujuan penelitian geografi adalah memecahkan suatu permasalahan geosfer.

B. JENIS-JENIS PENELITIAN GEOGRAFI Langkah-Langkah 

Berdasarkan tujuannya, penelitian geografi dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Penelitian eksploratif. Pada penelitian eksploratif perolehan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka sehingga didapat suatu hipotesis dan kesimpulan.
b. Penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menekankan pada penjelasan tentang penyebab masalah geosfer yang sesuai fakta dan hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskripsi skema atau alur sistematika dalam pemecahan masalah penelitian.
c. Penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif menekankan pada pengujian hipotesis untuk menemukan penyebab permasalahan geosfer.

Berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaan, penelitian geografi terdiri atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Studi kasus. Studi kasus dilakukan dengan cara studi lapangan dan wawancara.
b. Survei dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis (kesimpulan sementara) dan mendeskripsikan hubungan antarvariabel.
c. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain.

Berdasarkan metode penelitian, penelitian geografi terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan secara mendalam mengenai hasil pengumpulan data di lapangan.
b. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur dalam analisisnya. Baca artikel sebelumnya!

Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Langkah-Langkah Penelitian Geografi

 

Kuantitatif

  Kualitatif

Sudut pandang teori Mencari penyebab suatu fenomena dan hubungannya dengan fenomena lain. Memahami perilaku manusia dari kerangka berpikir dan tindakan orang-orang itu sendiri.
Pendekatan Mengidentifikasi variabel, memilih sampel, memberikan perlakuan, dan menganalisis hasil perlakuan. Observasi partisipan sehingga dapat memahami fenomena tertentu.
Tujuan Menguji atau membuktikan suatu teori dengan perantara hipotesis dan menggunakan teknik statistik. Menemukan ciri-ciri fenomena dan mengelompokkannya atau dengan kata lain menemukan sebuah teori baru.
Pengumpulan data Variabel, sampel, hipotesis, dan data yang dikumpulan benar-benar relevan dengan rancangan penelitian. Mengumpulkan data secara keseluruhan agar lebih memudahkan memahami fenomena yang kompleks secara utuh.
Instrumen penelitian Angket, pedoman wawancara, tes, skala. Manusia, buku catatan, dokumentasi.
Data Satuan angka. Primer, informasi, dokumen pribadi.
Sumber data Populasi dan sampel. Subjek penelitian.
Rancangan Dirancang secara pasti dan tidak dapat diubah pada saat penelitian berlangsung. Rancangan dapat berubah sesuai realitas di lapangan.

C. PENGAMATAN FENOMENA GEOGRAFI Langkah-Langkah Penelitian 

Fenomena adalah fakta, kejadian, atau keadaan di alam yang diamati atau diobservasi.

Dan Fenomena yang dipelajari dalam geografi adalah fenomena geosfer. Fenomena geosfer terdiri atas alam dan manusia serta keterkaitan keduanya di permukaan bumi.

Objek penelitian geografi menekankan pada fenomena geosfer yang meliputi litosfer, atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan antroposfer.

D. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI  

Menentukan Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara kondisi yang seharusnya dan kondisi yang sebenarnya, antara teori dan praktik, antara aturan dan pelaksanaan, serta antara rencana dan pelaksanaan.

Kriteria masalah geografi adalah sebagai berikut.
a. Masalah menyatakan hubungan antarvariabel.
b.Masalah dinyatakan dengan kalimat tanya.
c. Memungkinkan adanya ketersediaan data.

Ada empat sumber masalah dalam kajian geografi, yaitu sebagai berikut.
a. Hasil penelitian orang lain.
b. Kepustakaan.
c. Lapangan.
d. Ketersediaan data, peta, dan grafik. Baca artikel sebelumnya!

Masalah geografi sedikitnya menyangkut tiga persoalan pokok, yaitu sebagai berikut.
a. Apa masalahnya (berkaitan dengan gejalanya).
b. Di mana masalah tersebut terjadi (berkaitan dengan lokasi dan ruang).
c. Mengapa masalah tersebut dapat terjadi (berkaitan dengan relasi, interelasi, dan interaksi gejala tersebut dengan gejala-gejala lain).

Menyusun Rumusan Masalah 

Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya dan kebenarannya melalui pengumpulan data dan penelitian yang akan dilakukan.

Contoh rumusan masalah
a. Bagaimana hubungan antara faktor perubahan penggunaan lahan di Bogor dan banjir di Jakarta?
b. Apa faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas air Ciliwung?
c. Mengapa masyarakat perkotaan cenderung mengalami perubahan kebudayaan?

Judul Penelitian Langkah-Langkah Penelitian Geografi

Judul penelitian adalah bentuk permasalahan yang masih bersifat global sehingga perlu diperinci. Di dalam judul penelitian, tergambarkan objek dan subjek yang akan diteliti, lokasi, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai.

Dalam menentukan judul penelitian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
a. Judul maupun objek yang akan diteliti harus dapat terjangkau oleh kemampuan peneliti.
b. Judul penelitian yang dipilih harus tersedia datanya.
c. Judul penelitian bersifat penting untuk diteliti.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkenaan dengan hal-hal yang diharapkan dapat dicapai melalui pelaksanaan penelitian atau menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan.

Lalu Tujuan khusus dirumuskan dalam beberapa pertanyaan yang mengacu pada permasalahan penelitian.

Dan terakhir, Tujuan umum menggambarkan secara singkat hal yang ingin dicapai.

Menentukan Variabel Penelitian Langkah-Langkah Penelitian Geografi 

Variabel penelitian adalah faktor atau unsur-unsur yang sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang perubahan yang terjadi, kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut hubungan antarvariabel, jenis-jenis variabel dapat dibedakan menjadi berikut.
a. Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau unsur yang menjadi penyebab perubahan.
b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
c. Variabel moderator adalah varibel yang memperkuat dan memperlemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Menentukan Landasan Teori

Tiga fungsi utama landasan teori adalah sebagai berikut.
a. Menjelaskan.
b. Meramalkan.
c. Pengendalian.

Teori berisi penggambaran dan penjelasan terhadap unsur-unsur (variabel) yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai sumber sehingga dapat dijadikan pedoman yang kuat dan valid.

Pemyusunan Kerangka Pemikiran

Kerangka penelitian berawal dari perumusan masalah penelitian. Setelah itu, menjelaskan variabel-variabel secara teoritis sesuai dengan landasan teori yang digunakan dan dapat pula merujuk pada penelitian yang relevan.

Hubungan variabel bebas dan terikat perlu dijelaskan secara teoretis juga sehingga tujuan dan arah penelitian dapat diketahui dengan jelas. Setelah itu, menganalisis dan membandingkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang menghasilkan kerangka pemikiran. Baca artikel sebelumnya!

Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan (jawaban) sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan dan masih perlu diuji kebenarannya. Hipotesis dan rumusan masalah harus memiliki keterkaitan secara konsistensi.

Menurut Ary Donald, ada beberapa fungsi hipotesis, antara lain sebagai berikut.
a. Hipotesis memberi penjelasan tentang gejala-gejala.
b. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang hubungan dua konsep yang dapat diuji dalam penelitian.
c. Hipotesis memberi arah pada penelitian.
d. Hipotesis memberi kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian.

Penentuan Populasi dan Penarikan Sampel Langkah-Langkah Penelitian Geografi

Pertama: Menurut Sugiyono (2001), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Kedua: Menurut Nawai (2001), populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu.

Ketiga: Menurut Margono (2004), populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan oleh peneliti.

Keempat: Menurut Kerlinger (2004), populasi adalah semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas.

Kelima: Menurut Nazir (2005), populasi adalah sekumpulan individu dengan kualitas dan karakter yang sudah ditentukan oleh peneliti.

Kesimpulannya: Populasi adalah himpunan objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Adapun sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Baca artikel sebelumnya!

Populasi geografi adalah seluruh himpunan objek yang masing-masing mempunyai sifat geografi yang sama.

Kondisi-kondisi yang memungkinkan penggunaan sampel adalah sebagai berikut.
a. Besarnya biaya tergantung pada jumlah objek yang diteliti.
b. Apabila waktu yang tersedia terbatas.
c. Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak dan merugikan.
d. Tingkat ketelitian pada penelitian sampel lebih tinggi daripada penelitian populasi karena datanya yang lebih sedikit.

Secara umum, ada dua teknik pengambilan sampel, yaitu sampel probabilitas (probability sampling) dan sampel nonprobabilitas (nonprobability sampling). 


a. Sampel probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Ada empat cara pengambilan sampel probabilitas, yaitu sebagai berikut.
1) Sampel acak sederhana, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dengan memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.
2) Sampel acak berlapis disproporsional, yaitu teknik pengambilan sampel yang digunaakan untuk menentukan jumlah sampel jika populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
3) Sampel acak berlapis proporsional, yaitu teknik pengambilan sampel yang biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis dan bersifat tidak homogen.
4) Sampel acak kelompok, yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan jika populasi terdiri atas kelompok-kelompok individu yang sangat luas.

b.Sampel nonprobabilitas adalah teknik yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Sampel sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
2) Sampel kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan peneliti.
3) Sampel sambil-lalu, yaitu teknik sampling yang ditentukan berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, jika orang tersebut dipandang sesuai sebagai sumber data.
4) Sampel bertujuan adalah teknik penentuan sampel dengan pemilihan sekelompok subjek yang memiliki ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
5) Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel.
6) Sampel bola salju adalah teknik penentuan sampel yang mula- mula jumlahnya kecil, kemudian sampel tersebut diminta memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak.

Penggunaan Sarana Ilmiah Langkah-Langkah Penelitian Geografi

Sarana ilmiah dalam penelitian geografi seperti pengindraan jauh dan sistem informasi geografis (SIG) yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mempelajari permukaan bumi yang tidak dapat dijangkau di lapangan.

Teknik Pengumpulan Data Langkah-Langkah Penelitian Geografi

Data merupakan keterangan tentang suatu hal. Syarat data yang baik adalah sebagai berikut.
a. Data harus objektif.
b. Data harus mewakili semua kondisi.
c. Memiliki tingkat kesalahan yang kecil.
d. Harus tepat waktu.
e. Relevan. Baca artikel sebelumnya!

Berdasarkan sifatnya, data penelitian diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Data kuantitatif adalah data informasi dalam bentuk bilangan atau angka sehingga dapat diolah atau dianalisis dengan menggunakan teknik penghitungan matematika atau statistik.
b. Data kualitatif adalah data informasi dalam bentuk kata-kata yang diperoleh memalui berbagai macam teknik pengumpulan data.

Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi dua, yaitu data primer (data yang diperoleh dari sumber asli atau pertama) dan data sekunder (data yang diperoleh dari berbagai sumber, misalnya instansi pemerintah, buku materi, laporan, dan perpustakaan).

Pengumpulan data adalah kegiatan mencari data di lapangan. Tujuannya adalah menjawab permasalahkan penelitian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut.

a. Data primer. Teknik pengumpulan data primer adalah sebagai berikut.
1) Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap orang, objek alam, masyarakat, atau fenomena geosfer.
2) Wawancara adalah teknik pengumpulan data berdasarkan pada keyakinan diri sendiri. Keunggulan teknik wawancara adalah peneliti dapat memperoleh keterangan secara mendalam dari responden dan menemukan hal-hal baru yang tidak diperkirakan sebelumnnya.
3) Kuesioner (angket) adalah sebuah cara atau teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi rangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden.
4) Skala bertingkat adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan sejenis pertanyaan tertutup tetapi jawabannya berupa skala bertingkat yang harus dipilih dengan melingkari atau memberi tanda silang (x).

b. Data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data yang diperoleh dari buku, karya tulis ilmiah, laporan penelitian orang lain, dan pendapat para ahli yang relevan dengan rumusan masalah penelitian.
2) Studi dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian (instansi terkait) serta sumber lain yang masih berhubungan dengan masalah penelitian.

Etika yang harus diperhatikan pada saat melakukan pengumpulan data, yaitu sebagai berikut.
a. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden adalah tanggung jawab peneliti.
b. Peneliti harus menyampaikan tujuan penelitian secara jelas kepada subjek penelitian.
c. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespons survei dan bagi responden yang tidak mau berpartisipasi harus tetap dihormati.
d. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka. Baca artikel sebelumnya!

Pengolahan Data Geografi Langkah-Langkah Penelitian Geografi

Dalam pengolahan data ada proses penyederhanaan data yang sangat kompleks ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

Tahap-tahap pengolahan data penelitian geografi adalah sebagai berikut.
a. Penyuntingan data adalah kegiatan pemeriksaan seluruh data yang telah terkumpul.
b. Pembuatan kode data adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban responden menurut jenisnya dengan memberikan identitas angka atau huruf untuk menyederhanakan jawaban responden.
c. Pengorganisasian (pengelompokan) data yang dikumpulkan melalui berbagai sumber. Tujuannya adalah agar data mudah dibaca dengan jelas.
d. Tabulasi data. Data yang sudah diklasifikasikan kemudian dimasukkan ke dalam tabel untuk memudahkan dibaca dan dianalisis.

Menganalisis Data Langkah-Langkah Penelitian Geografi

Secara umum analisis data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Deskriptif adalah teknis analisis dengan menggambarkan dan menjelaskan data yang sudah terkumpul secara apa adanya sesuai dengan kondisi dan kenyataan di lapangan tanpa melakukan generalisasi atau kesimpulan secara umum.
b. Statistik adalah analisis data dengan menggunakan penghitungan statistik untuk menganalisis sampel yang sudah terkumpul.

Dalam penelitian geografi, para peneliti dapat menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
a. Analisis kuantitatif dalam geografi dapat dilakukan dalam berbagai Kegiatan, seperti analisis data spasial numerik, pengembangan teori tata ruang, serta konstruksi dan pengujian model matematis dari proses spasial. Analisis kuantitatif adalah analisis data numerik dengan menggunakan statistik. Ukuran tendensi sentral yang lazim digunakan antara lain adalah mean (rata-rata hitung), median (nilai tengah), dan modus (nilai yang frekuensinya lebih besar).
b. Analisis data kualitatif dilakukan jika data yang diperoleh berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori atau klasifikasi. Analisis data secara kualitatif memaparkan hasil penemuan secara mendalam melalui pendekatan bukan angka atau nonstatistik. Baca artikel sebelumnya!

Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis kualitatif terdiri atas tiga proses kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
a. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari dokumentasi dan pencatatan di lapangan.
b. Triangulasi untuk pengecekan keabsahan data. Tujuan umum dilakukan triangulasi adalah meningkatkan teoritis, metodologis, dan interpretatif dari sebuah riset.
c. Penyajian data adalah informasi yang terkumpul dan tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan.
d. Kesimpulan akhir yang akan muncul bergantung pada data-data yang diperoleh di lapangan. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung, yaitu dengan cara memikir ulang selama penulisan, tinjauan ulang catatan lapangan, bertukar pikiran antarteman untuk mengembangkan kesepakatan, dan upaya-upaya yang untuk menempatkan temuan dalam data yang lain.

Analisis kualitatif memiliki beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut. Langkah-Langkah Penelitian Geografi

a. Membaca atau mempelajari data serta menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data.
b. Mempelajari kata-kata kunci tersebut kemudian menemukan tema- tema yang berasal dari data.
c. Menulis tema yang ditentukan.
d. Coding yang telah dilakukan.

Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut.
a. Editing adalah kegiatan awal dalam analisis data kualitatif.
b. Peneliti melakukan pengkategorian data sesuai dengan masalah penelitian.
c. Meaning adalah melakukan kegiatan menghubungkan, membandingkan, dan mendeskripsikan data sesuai fokus masalah untuk diberi makna.

Dalam geografi, terdapat empat teknik menganalisis data, yaitu sebagai berikut.
a. Analisis data secara statistik
b. Analisis data  dengan pengindraan jauh.
c. Analisis data dengan komputer.
d. Analisis data secara deskriptif.

E. MEMBUAT LAPORAN PENELITIAN GEOGRAFI Langkah-Langkah 

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan laporan penelitian, yaitu sebagai berikut.
a. Penulis laporan harus mengetahui kepada siapa laporan itu akan ditunjukkan.
b. Penulis laporan harus menyajikan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, termasuk alasan mengapa hal itu dilakukan.
c. Penulis laporan harus menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
d. Penulis laporan harus dapat menyajikan laporan dengan jelas dan dapat meyakinkan pembaca. Baca artikel sebelumnya!

Dalam menulis laporan penelitian, penulis harus mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Ada tiga bagian besar laporan penelitian. Ketiga bagian itu adalah sebagai berikut.
a. Bagian pembuka/pendahuluan (preliminary paper). Pada bagian ini peneliti menjelaskan penelitian secara garis besar, terutama sistematika penulisan. Bagian pembuka pada laporan penelitian, terdiri dari judul penelitian, halaman pengesahan (kepala sekolah), halaman persetujuan (guru pembimbing), kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.
b. Bagian isi atau badan laporan (body of the paper). Pada bagian ini memuat uraian-uraian tentang proses penelitian dan hasilnya. Bagian isi pada laporan penelitian, terdiri dari pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, dan analisis data.
c. Bagian penutup. Pada bagian ini peneliti menyajikan kesimpulan yang singkat, padat, dan jelas. Bagian ini menyajikan tentang kesimpulan dan saran, daftar pustaka, dan lampiran.

Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan SIG Bagian Dua

pengetahuan dasar pemetaan

Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan SIG Bagian Dua

 

   E. JENIS CITRA PENGINDRAAN JAUH Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua

Citra Foto Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua

  1. Citra foto dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. Citra foto dapat dibedakan berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu kamera, sudut liputan kamera, jenis kamera, warna yang digunakan, dan wahana yang digunakan. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
  2. Perbedaan antara citra foto dan citra nonfoto. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
  3. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, ada empat jenis citra foto, yaitu sebagai berikut.
    a. Foto pankromatik adalah foto yang merekam seluruh spektrum cahaya tampak sehingga objek yang terekam sesuai dengan kepekaan mata manusia. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
    b. Foto ortokromatik adalah foto yang merekam spetrum 0,4 μm- 0,56 μm yang didominasikan oleh biru dan sebagian hijau. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
    c. Foto ultraviolet  adalah foto yang merekam spektrum ultraviolet antara 0,29μm – 0,4 μm.
    d. Foto inframerah adalah foto yang merekam spektrum inframerah jarak dekat dengan panjang gelombang antara 0,7 μm- 0,9 μm. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
  4. Berdasarkan posisi sumbu kamera (arah sumbu kamera ke permukaan bumi), ada dua citra foto, yaitu sebagai berikut.

    a. Foto vertikal dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
    b. Foto condong (miring), dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi dengan sudut condong sebesar 100° atau lebuh besar. Baca artikel sebelumnya!

  5. Berdasarkan sudut liputan kamera, ada empat jenis liputan foto. Keempat jenis citra foto itu dapat dilihat pada tabel berikut. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua

Citra Nonfoto

  1. Citra nonfoto dihasilkan dengan sensor bukan kamera. Cara nonfoto dapat dibedakan berdasarkan spektrum elektromagnetik, sumber sensor, dan wahana yang digunakan.
  2. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto 1 dapat dibedakan menjadi citra inframerah termal, citra radar, dan citra gelombang mikro.
    a. Citra inframerah termal dibuat dengan spektrum inframerah termal.
    b. Citra radar dihasilkan dari pengindraan dengan sistem aktif sehingga dapat digunakan siang ataupun malam hari. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
    c. Citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yang merekam energi gelombang mikro yang dipantulkan bumi secara alami.
  3. Berdasarkan sumber sensornya

    , citra nonfoto terdiri atas citra tunggal dan citra multispektral.
    a. Citra tunggal dibuat dengan sensor tunggal atau saluran lebar. Citra tunggal digunakan dengan mengombinasikan beberapa citra yang memiliki spektrum gelombang berbeda untuk mengidentifikasi suatu objek.
    b. Citra multispektral dibuat dengan saluran jamak atau saluran sempit. Citra ini terdiri atas citra RBV (Return Beam Vidicon) dan citra MSS (Multi Spectral Scanner). Baca artikel sebelumnya!

  4. Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto terdiri atas citra dirgantara (airbone image) dan citra satelit (satellite/spaceborne image).
    a. Citra dirgantara dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Misalnya, citra inframerah termal, citra radar, dan citra MSS. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
    b. Citra satelit dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
  5. Berdasarkan penggunaannya, citra satelit dibedakan sebagai berikut.

  1. Citra satelit untuk pengindraan planet. Misalnya, citra satelit viking (AS) dan citra satelit venera (Rusia).
    b. Citra satelit untuk pengindraan sumber daya bumi. Misalnya, citra landsat (Land Resources Satellite) yang dimiliki oleh Amerika Serikat, citra Soyuz yang dimiliki oleh Rusia, dan SPOT (System Probotaire de Observation de la Terra) yang dimiliki oleh Prancis. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
    c. Citra satelit untuk pengindraan laut. Misalnya, citra seasat (sea satellite) yang dimiliki oleh Amerika Serikat dan citra MOS (Marine Observation Satellite) yang dimiliki oleh Jepang.
    d. Citra satelit untuk pengindraan cuaca. Misalnya, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administratiori) yang dimiliki oleh Amerika Serikat dan Citra meteor yang dimiliki oleh Rusia. BMKG Indonesia mengunakan citra dari satelit Himawari-8 milik Japan Meteorological Agency dan Feng Yun milik Republik Tionghoa untuk pengindraan cuaca. Baca artikel sebelumnya!

    F.INTERPRETASI CITRA Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua

  1. Perekaman interaksi antara tenaga dan objek oleh sensor menghasilkan data atau citra. Data ini diolah dan dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang objek tersebut. Proses analisis ini disebut interpretasi citra. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
  2. Unsur-unsur interpretasi citra adalah sebagai berikut 

    .

    Bentuk Bentuk suatu objek dapat membantu untuk menginterpretasi citra. Misalnya, bangunan sekolah tampak seperti huruf H, 1, L, dan U.
     Ukuran Ukuran objek pada foto udara yang berkaitan dengan skala citra. Misalnya, skala citra 1: 1.000.000.
     Rona Rona adalah hasil dari interaksi antara objek dengan spektrum gelombang elektromagnetik.
     Tekstur Tekstur atau frekuensi perubahan rona pada bagian tertentu dari citra. Ada tiga tingkatan tekstur, yakni halus, sedang, dan kasar.
     Bayangan Bayangan objek dan waktu pemotretan dapat menjelaskan arah mata angin foto udara.
     Pola Pola menunjukkan gambaran objek sebenarnya.

    Misalnya, permukiman penduduk dapat berpola linier, terpusat, atau menyebar.

     Situs Situs atau letak atau kedudukan suatu objek terhadap objek lain di sekelilingnya. Misalnya, hutan bakau ada di dataran rendah pantai berair payau.
     Asosiasi Kaitan suatu objek dengan objek yang lain di sekitarnya. Misalnya, area parkir berasosiasi dengan gedung perkantoran.
  3. Langkah-langkah melakukan interpretasi peta adalah sebagai berikut.

    a. Deteksi adalah upaya untuk mengetahui benda dan gejala di sekitar lingkungan kita dengan alat pengindera atau sensor. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
    b. Identifikasi secara menyeluruh disebut juga dengan pembacaan foto (photo reading).
    c. 
    Analisis untuk mengelompokkan objek yang mempunyai citra yang sama dengan identitas objek.
    d. Deduksi adalah pemrosesan berdasarkan pada bukti yang mengarah ke arah yang lebih khusus.

  4. Manfaat pengindraan jauh bagi kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut.
    a. Memberikan informasi mengenai keadaan dan perubahan lahan.
    b. Membantu dalam menganalisis perairan. Baca artikel sebelumnya!
    c. Membantu dalam menganalisis keadaan cuaca, dan iklim.
    d. Menyajikan model, relief, dan kemiringan lereng suatu lahan.
    e. Memberikan gambaran atau pemetaan daerah bencana. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua

    G.SUBSISTEM DAN KOMPONEN SIG Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua

  5. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan sistem yang berfungsi mengumpulkan, mengatur, mengelola, menyimpan, dan menyajikan segala jenis data (informasi) yang berkaitan dengan kondisi geografis suatu wilayah.
  6. Sistem Informasi Geografis (SIG) memberi banyak keuntugan antara lain sebagai berikut.
    a. Pengelolaan data dalam format yang kompak dan jelas.
    b. Analisis data dapat dilakukan dengan lebih efisien.
    c. Pembaharuan data dapat dilakukan dengan cepat.
    d. Biaya lebih murah bila dibandingkan dengan survei lapangan.
    e. Mempermudah penampilan data yang sulit. Baca artikel sebelumnya!
    f. Dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dengan lebih cepat.
  7. Menurut Burrough (1986), sistem informasi geografis (SIG) adalah seperangkat alat yang penuh daya untuk mengumpulkan, mengubah, dan menampilkan data spasial dari dunia nyata.
  8. Menurut Smith (1987), sistem informasi geografis (SIG) adalah sistem database data spasial dan seperangkat prosedur yang beroprasi dalam rangka untuk menjawab pertanyaan tentang entitas spasial dalam database.
  9. Menurut David Rhind (1988), sistem informasi geografis (SIG) adalah sistem berbasis komputer untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisis informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.

  10. Menurut Blakemore (1989), sistem informasi geografis (SIG) adalah paket komputer, yang mengintegrasikan penyimpanan, memanipulasi, analisis, memodelan, dan pemetaan informasi spasial digital.
  11. Menurut Congalton and Green (1991), sistem informasi geografis (SIG) adalah sebuah sistem untuk memasukkan, menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data geografis atau spasial. Data ini diwakili oleh titik, garis, dan poligon besrta atribut terkait.
  12. Menurut Rowley (1995), sistem informasi geografis (SIG) adalah suatu sistem untuk menangkap, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanilpulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang memiliki referensi spasial dengan bumi. Baca artikel sebelumnya!
  13. Menurut Damers (1997), sistem informasi geografis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-infirmasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.

  14. Menurut Chrisman (1997), sistem informasi geografis (SIG) adalah sistem yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia organisasi, dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan menganalisis, dan menyebarkan informasi mengenai daerah-daerah o permukaan bumi.
  15. Menurut Guo Bo (2002), sistem informasi geografis (SIG) adalah teknolog informasi yang dapat menganalisis, menyimpan, dan menampilkan, baik data spasial maupun nonspasial. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua

H. SUBSISTEM DAN KOMPONEN SIG Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua

 Subsistem dalam Mengelola Sistem Informasi Geografis

Ada empat subsistem fungsional dalam mengelola sistem informasi geografis. keempat subsistem itu adalah sebagai berikut.

  1. Subsistem masukan (input) merupakan proses pengambilan, pengumpulan, dan pengubahan data spasial dan tematik objek-objek material geografi ke dalam bentuk digital yang dapat diterima dan dipakai dalam sistem informasi geografis. Ada dua jenis data, yaitu sebagai berikut. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
    a. Data spasial adalah data atau informasi yang memiliki referensi atau koordinat geografis. Ada dua model penyajian data spasial, yakni model data raster dan model data vektor.
    1) Data raster adalah data digital yang posisinya diwakili oleh grid sehingga disebut juga sel grid.
    2)Data vektor merepresentasikan wajah bumi dengan menggunakan -ektor yang dibentuk dengan titik, garis, dan area sebagai ‘epresentasi grafis suatu objek.
    b. Data atribut adalah data yang memberi penjelasan mengenai setiap objek fenomena atau informasi di permukaan bumi. Baca artikel sebelumnya!
  2. Sumber data adalah data lapangan (terestris), data peta, dan data pengindraan jauh. Data ini bersifat deskriptif dan tidak terekam oleh sensor pengindraan jauh.

  3. Subsistem penyimpanan dan pengambilan data berguna untuk mengelola data, baik data spasial atau atribut dalam suatu sistem yang mudah untuk dimengerti.
  4. Subsistem manipulasi dan analisis data memungkinkan pengguna untuk menentukan data yang digunakan sekaligus menjalankan prosedur spasial atau atribut untuk menghasilkan informasi yang diinginkan.
  5. Subsistem penyajian data (output) adalah prosedur di mana informasi dari sistem informasi geografis disajikan dalam bentuk yang sesuai dan memungkinkan adanya tampilan grafis. Baca artikel sebelmunya!

Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG)

  1. Perangkat keras komputer. Komponen perangkat keras utama Sistem Informasi Geografis (SIG) berfungsi untuk memberikan daya komputasi dan data akses yang diperlukan oleh sistem perangkat lunak.
  2. Perangkat lunak komputer. Varian sistem perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) seiring dengan perkembangan varian perangkat kerasnya. Namun, fungsi perangkat lunak umumnya terpusat pada tiga hal berikut.
    a. Input dan manipulasi data.
    b. Penyimpanan data dan manajemen basis data.
    c. Data output dan presentasi. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
  3. Teknologi sistem informasi geografis cukup bernilai bac kehidupan manusia dan digunakan oleh orang di berbagai bidang. Misalnya untuk analisis penyebaran penyakit epidermik (demam berdarah), analisis kepariwisataan, dan analisis kejahatan. Baca artikel sebelumnya!

I. I. PEMANFAATAN DAN PENERAPAN METODE SISTEIV INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

pengetahuan dasar pemetaan
pengetahuan dasar pemetaan
  1. Dalam bidang sumber daya alam. SIG mempunyai peranan untuk menginventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk pertaniar perkebunan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, dan menganalisis daerah persebaran tambang.
  2. Dalam bidang perencanaan ruang. SIG dapat digunakan untuk merencanakan permukiman penduduk, perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kota, perencanaan lokasi dan relokasi industri, pasar, dar menganalisi daerah rawan bencana. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
  3. Dalam bidang kependudukan. SIG berperan untuk penyusunan data pokok, penyediaan informasi kependudukan, sosial, dan ekonomi, serta sistem informasi untuk pemilihan umum.

  4. Dalam bidang pendidikan. SIG berguna untuk menentukan lokas pendidikan, sistem informasi pendidikan, alat bantu pemahaman dar pembelajaran untuk masalah-masalah geografi bagi siswa. Pengetahuan Dasar Pemetaan Dua
  5. Dalam bidang militer. SIG berguna dalam penyediaan data spasial untuk analisis rute-rute perjalanan logistik dan peralatan perang. Baca artikel sebelumnya!

 

Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan SIG

pengetahuan dasar pemetaan

Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan SIG

A. PENGERTIAN, JENIS, DAN FUNGSI PETA  Pengetahuan Dasar Pemetaan

Pengertian Peta Pengetahuan Dasar Pemetaan

  1. Peta secara umum adalah gambaran permukaan bumi yang dilakukan menggunakan suatu sistem proyeksi dengan skala tertentu sehingga dapat disajikan dalam bidang datar.
  2. Menurut Perhimpunan Kartografi Internasional (International Cartographic Assosiation), peta merupakan gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda-benda angkasa.
  3. Contoh peta adalah peta dunia yang menggambarkan letak dan batas negara, peta persebaran flora dan fauna, dan peta astronomi. baca artikel sebelumnya!
  4. Ada tiga hal penting yang terkait dengan peta, yaitu sebagai berikut,
    a. Ada pemilihan fenomena muka bumi yang dianggap penting sesuai dengan tema dan judul peta.
    b. Ada proses pemindahan bentuk muka bumi dalam bidang datar dengan menggunakan sistem proyeksi.
    c. Ada proses pengecilan ukuran muka bumi yang sebenarnya dengan menggunakan skala.

Jenis-Jenis Peta Pengetahuan Dasar Pemetaan

  1. Ada berbagai jenis peta, di antaranya peta foto dan peta garis.
    a. Peta foto dihasilkan dari mozaik gabungan foto udara atau citra satelit yang sudah terkoreksi secara geometris.
    b. Peta garis adalah peta yang menyajikan kenampakan alami dan buatan manusiadalam bentuk titik, garis, dan area luasan.
  2. Peta dapat diklasifikasikan menurut karakteristiknya antara lain sebagai berikur,
    Berdasarkan selanya •      Peta kadaster atau peta teknik, yaitu peta dengan skala yang sangat besar antara 1:100-1:5.000.

    •      Peta skala besar, yaitu peta dengan skala antara 1:5.000-1:250.000.

    •      Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1:250.000-1:500.000.

    •      Peta skaa kecil, yaitu pela yang memiliki skala antara antara 1:50O OCO-1:1.000.000.

    •      Peta skala geografis atau peta dunia.

    Berdasarkan is dan info’masi yang disajikan •      Pela umum, yaitu peta yang menggambarkan sega a sesuatu di pcrmiAaan bumi secara umum. Peta umum doagi menjadi dua, yaitu peta chorografi dan topografi

    Peta chorografi ada ah peta yang menampilkan permukaan bumi secara umum.

    Peta topografi acalah peta yang menampilkan relief atau bentuk oormukaan bumi.

    •      Peta tematik, yaitu peta yarg menggambarkan ke’ampakan fenomena tertentu di permukaan bumi. Misalnya, peta kepadatan penduduk dan peta pertambangan atau peta arkeologi.

Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta Pengetahuan Dasar Pemetaan

  1. Fungsi pembuatan peta antara ain sebagai berikut.
    a. Merujukkan posisi atau lokasi suatu wilayah di muka bumi.
    b. Memperlihatkan atau menggambarkan fenomena-fenomena dan bentuk-bentuk pada permukaan bumi.
    c. Memperlihatkan ukuran, luas daerah, dan jarak di permukaan bumi.
    d. Menyajikan informasi dalam konteks keruangan.
  2. Tujuan pembuatan peta antara lain sebagai berikut,
    a. Membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi.
    b. Analisis data spasial. Baca artikel sebelumnya!
    c. Menyimpan informasi.
    d. Membantu dalam pembuatan suatu desain.
    e. Komunikasi informas ruang.

KETERAMPILAN DASAR MEMBACA DAN MEMBUAT PETA Pengetahuan Dasar Pemetaan

Komponen Peta 

  1. Judul peta. Judul peta memuat informasi sesuai dengan isi informasi peta.
  2. Garis tepi (border). Garis tepi adalah garis yang terletak di bagian tepi peta dan ujung-ujung tiap garis bertemu dengan ujung garis yang berdekatan.
  3. Orientasi. Orientasi peta atau diagram penunjuk arah menunjukkan posisi dan arah suatu titik maupun wilayah. Orientasi peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah utara.
  4. Skala peta.
    Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang atau luas wilayah di peta dan jarak sebenarnya dengan satuan ukur yang sama.
    Ada tiga bentuk penyajian skala, yaitu sebagai berikut.
    a. Skala pecahan (numerik) adalah skala yang dinyatakan dalam bentuk angka perbandingan atau pecahan. Misalnya, 1:250.000.
    b. Skala garis (grafis) adalah skala yang dinyatakan dalam bentuk sebuah ruas garis bilangan atau batang pengukur. Misalnya, skala 1:1000.000.
    c. Skala kalimat (skala verbal) adalah skala yang dinyatakan dalam bentuk kalimat. Contohnya, kita menemukan kalimat “1 inch to 1 mile”.
  5. Legenda atau keterangan peta. Legenda peta memuat keterangan semua simbol yang terdapat pada peta agar mudah dipahami.
  6.  Koordinat (garis bujur dan garis lintang). Garis bujur dan garis lintang biasanya ditunjukkan dengan satuan derajat. Baca artikel sebelumnya!
  7. Simbol peta. Simbol peta digunakan untuk mewakili benda yang sebenarnya. Agar simbol yang digunakan pada peta dapat memberikan informasi yang tepat, simbol harus sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berdasarkan bentuknya, ada tujuh kategori simbol peta, yaitu simbol titik, garis, wilayah, aliran, batang, lingkaran, dan bola. Syarat simbol peta yang baik adalah sebagai berikut.

    a. Sederhana.
    b. Kecil, agar tidak terlalu memerlukan banyak ruang pada peta.
    c. Jelas, agar tidak menimbulkan salah tafsir bagi pembaca.

  8. Lettering, adalah tulisan bermakna yang terdapat pada peta. Bentuk huruf meliputi huruf kapital, huruf kecil, kombinasi huruf kapital-kecil, tegak, dan miring.
  9. Warna peta. Warna lazim digunakan untuk menonjolkan perbedaan objek pada peta. Perbedaan objek tersebut digambarkan dengan warna yang berbeda.
  10. Sumber peta dan tahun pembuatan. Sumber peta menunjukkan sumber data yang digunakan dalam pembuatan peta. Sementara itu, tahun pembuatan dapat membantu pembaca untuk menganalisis berbagai kecenderungan perubahan fenomena dari waktu ke waktu.

Menentukan Letak dan Toponimi Pengetahuan Dasar Pemetaan

Dalam menentukan letak dan unsur geografi, ada aturan yang sudah disepakati bersama. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Nama tempat (desa atau kota), pemberian nama tempat dengan cara salah satu huruf menempel pada desa atau kota tersebut. Contoh: DKI Jakarta.
  2. Sungai, arah sungai mengalir ke arah utara-selatan atau selatan-utara, huruf diletakkan di sebelah kiri.
  3. Samudra/laut, huruf harus memenuhi samudra.
  4. Selat dan teluk, penulisan harus mengikuti bentuk selat dan teluk.
  5. Pulau, ditulis sepanjang pulau.
  6. Pelabuhan, huruf diletakkan di atas laut.
  7. Pegunungan, ditulis disepanjang pegunungan.
  8. Puncak gunung, ditulis melingkar tetapi hanya setengah lingkaran.
  9. Danau/rawa, ditulis di dalam danau atau rawa.
  10. Jalan raya, penulisan diletakkan di sebelah kiri jalan. Baca artikel sebelumnya!

Memperbesar dan Memperkecil Skala Pengetahuan Dasar Pemetaan

  1. Menghitung skala. Untuk mengetahui skala pada suatu peta yang tidak tercantum dapat dilakukan dengan cara berikut.A. Membandingkan dengan peta lain dengan syarat cakupan daerahnya sama.
  2. Pengetahuan Dasar Pemetaan
    Pengetahuan Dasar Pemetaan

     

    Keterangan:
    P2 = penyebut skala peta yang akan dicari
    d1= jarak pada peta yang sudah diketahui skalanya
    d2 = jarak pada peta yang akan dicari skalanya
    P1= penyebut skala peta yang sudah diketahui skalanya
    B. Membandingkan suatu jarak horizontal di peta dengan jarak yang mewakilinya di peta.
    Contoh:
    Jarak antara X dan Y di peta 8 cm. Jarak X-Y di lapangan adalah 400 m. Jadi, skala peta adalah sebagai
    berikut.
    8 cm : 400.000 cm = 1 : 50.000
    Jadi, skala peta adalah 1 : 50.000.
    C. Menghitung interval kontur (Ci)
    Ci = 2″5Qo x penyebut skala
    Contoh:
    Diketahui interval kontur (Ci) suatu peta adalah 50 m.
    50 = 2-QQ0 x penyebut skala penyebut skala = 50 x 2.000 = 100.000 Jadi, skalanya 1 : 100.000

     2. Menghitung jarak sebenarnya di lapangan

A. Menghitung jarak dapat dilakukan dengan cara mengalikan jarak pada peta dengan skalanya. Menghitung jarak pada peta dapat diukur menggunakan penggaris untuk mengetahui panjangnya.
Contoh:
Jarak antara kota X dan kota Y di peta 8 cm. Skala peta adalah 1     25.000. Berapakah jarak sesungguhnya                   antara kota X dan kota Y?
Jawab:
Untuk menentukan jarak antara kota X dan kota Y adalah dengan mengalikan jarak kota X dan kota Y di peta, yaitu 8 cm dengan skala peta 1 : 25.000. Jadi, hasilnya adalah 1 : 200.000. Setelah itu, satuannya dikonversikan menjadi km. Jadi, jarak antara kota X dan kota Y sesungguhnya adalah 2 km.

B. Memperbesar dan memperkecil skala. Pengetahuan Dasar Pemetaan

Memperbesar dan memperkecil ceta dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggunakan sistem grid. pantograf, dan fotokopi.
-Sistem grid, Sistem grid digunakan untuk mempermudah perhitungan luas area dalam peta yang disajikan.                   Sistem grid disajikan dalam bentuk petak-petak persegi dengan luas area yang sama tergantung dengan                        kebutuhan.
– Menggunakan alat pantograf. Pantograf adalah alat untuk memperbesar atau memperkecil sebuah peta atau                gambar.
– Menggunakan mesin fotokopi. Mesin fotokopi dapat digunakan untuk memperbesar atau memperkecil peta.

Keterampilan Membuat Peta 

Dalam pembuatan peta, diperlukan beberapa proses. Proses-proses tersebut adalah sebagai berikut.
Pengumpulan data.
1. Tahap pemetaan.
2. Penyajian peta.
3. Penyajian dalam bentuk grafis. Baca artikel sebelumnya!

C. PROYEKSI PETA Pengetahuan Dasar Pemetaan

Jenis-Jenis Proyeksi Peta.

 

pengetahuan dasar pemetaan
pengetahuan dasar pemetaan
pengetahuan dasar pemetaan
pengetahuan dasar pemetaan

 

D. PENGINDRAAN JAUH Pengetahuan Dasar Pemetaan

Definisi Pengindraan Jauh

  1. Pengindraan jauh umumnya mengacu pada kegiatan pencatatan/mengamati/mempersepsi (merasakan) benda atau peristiwa di tempat yang auh. Pada pengindraan jauh, objek atau peristiwa yang diamati membutuhkan media intervensi untuk sampai ke sensor (alat pengindra).
  2. Menurut Lillesand dan Kiefer, pengindraan jauh adalah ilmu dan seni memperoleh informasi mengenai suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari alat perekam (sensor) yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media perantaranya tanpa menyentuh objek, daerah, dan fenomena tersebut
  3. Menurut David T. Lindgren, pengindraan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi.
  4. Menurut Paul J. Curran, pengindraan jauh adalah penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang zaoat diinterpretasikan agar informasi yang berguna dapat diperoleh.
  5. Menurut Wilson dan Buffon, pengindraan jauh adalah suatu ilmu, seni, oan teknik untuk memperoleh informasi tentang objek, area, dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area, maupun gejala tersebut.
  6. Menurut Ken’ichi Okamoto, pengindraan jauh adalah suatu teknik -ntuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan dan menentukan objek, serta memperoleh informasi tentang sifat fisik mereka melalui analisis data pada objek yang dikumpulkan dengan menggunakan sensor jarak jauh.
  7. Menurut American Society of Photogrametry, pengindraan jauh adalah pengukuran atau perolehan informasi tentang beberapa sifat objek atau fenomena dengan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak angsung atau bersinggungan dengan objek atau fenomena yang dikaji.
  8. Pengindraan jauh adalah ilmu, seni, dan teknik untuk merekam suatu benda, gejala, dan area dari jarak jauh tanpa kontak langsung atau bersinggungan dengan alat pengindra berupa sensor buatan. Baca artikel sebelumnya!

Komponen Pengindraan Jauh

Komponen pengindraan jauh, yaitu sebagai berikut.

  1. Ada dua energi yang umum digunakan dalam pengindraan jauh, yaitu energi gelombang elektromagnetik alamiah yang berasal dari sinar matahari dan energi gelombang elektronik buatan yang digunakan untuk memancarkan gelombang cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
  2. Atmosfer. Pengindraan jauh menggunakan spektrum elektromagnetik untuk menjalankan fungsinya. Ada beberapa bagian spektrum elektromagnetik yang dapat melalui atmosfer dan mencapai permukaan bumi, bagian ini disebut jendela atmosfer (atmospheric windovv). Panjang gelombang yang paling banyak digunakan dalam pengindraan jauh adalah sebagai berikut,
    A. Spektrum gelombang cahaya tampak (visible), yakni spektrum gelombang cahaya yang mempunyai panjang gelombang antara 0,4 μm-0,7 μm.
    B. Spektrum gelombang cahaya inframerah (infrared), yakni spektrum gelombang cahaya yang mempunyai panjang gelombang antara 0,7 μm- 1,0 μm.
    C. Spektrum gelombang mikro, yakni spektrum gelombang yang mempunyai panjang gelombang antara 1,0 μm- 1,0 μm.
  3. Objek. Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam pengindraan jauh. Objek meliputi atmosfer, biosfer, dan litosfer. Ada empat variasi yang dapat digunakan untuk membedakan suatu objek, yaitu sebagai berikut,
    A. Variasi spektral adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibat dari perbedaan panjang gelombang.
    B. Variasi spasial adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibat dari perbedaan bentuk, ukuran, dan tekstur suatu objek.
    C. Variasi temporal adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibat dari fungsi waktu.
    D. Variasi polarisasi adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibat polarisasi.
  4. Sensor. \

    Sensor adalah benda yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam objek-objek di alam dalam jangkauan tertentu. Permukaan bumi lalu direkam pantulannya. Beberapa kemampuan dasar yang dimiliki suatu sensor dapat digunakan untuk mengenali suatu objek atau fenomena adalah sebagai berikut,
    A. Resolusi spasial, yaitu kemampuan suatu sensor untuk membedakan objek yang kecil.
    B. Resolusi spektral adalah kemampuan sensor untuk merekam rentang panjang gelombang tertentu.
    C. Resolusi radiometrik adalah kemampuan suatu sensor untuk membedakan objek berdasarkan sifat pemantulan atau pancaran gelombang elektromagnetiknya.
    D. Revolusi termal adalah kemampuan suatu sensoruntuk mengenali objek berdasarkan perbedaan suhu.

  5. Perolehan data. Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan cara menginterpretasi foto udara secara visual dan cara numerik atau digital, yaitu dengan menggunakan data digital melalui komputer.
  6. Penggunaan data. Penggunaan data merupakan faktor penentu tingkat keberhasilan dari penerapan sistem pengindraan jauh. Kemampuan pengguna data dalam menerapkan hasil pengindraan jauh dipengaruhi oleh pengetahuan tentang disiplin ilmu masing-masing. Baca artikel sebelumnya!

PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

Pengetahuan Dasar Geografi

PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

Pengetahuan Dasar Geografi
Pengetahuan Dasar Geografi

A. PENGERTIAN GEOGRAFI PENGETAHUAN DASAR

  1. Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo dan Geo artinya ‘bumi’, dan graphein berarti ‘lukisan’, ‘tulisan’, atau ‘deskripsi’. Jadi, secara sederhana geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menggambarkan atau mendeskripsikan tentang bumi.
  2. Definisi geografi yang secara luas, yaitu ilmu yang mempelajari atau mengkaji segala fenomena yang ada di permukaan bumi, seperti penduduk, flora, fauna, batuan, iklim, tanah, air, dan interaksi yang terjadi antara fenomena-fenomena tersebut.
  3. Menurut Eratosthenes, geografi berasal dari kata geographica yang artinya penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
  4. Menurut Claudius Ptolomeus, geografi adalah suatu penyajian sebagian atau seluruh permukaan bumi bersama fenomena yang terkandung di dalamnya dalam bentuk peta.
  5. Menurut Immanuel Kant, geografi adalah disiplin ilmu yang memiliki objek studi berupa benda-benda atau gejala-gejala yang tersebar dan berasosiasi dalam ruang.
  6. Richard Hartshorne menganalogikan geografi sebagai paduan dari berbagai disiplin ilmu baik terapan, murni, alam, dan sosial. Oleh karena itu, geografi sering disebut sebagai mother of Science atau induk ilmu pengetahuan.
  7. Menurut Bintarto, geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, serta mempelajari hubungan kausal gejala- gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.
  8. Menurut I Made Sandy, geografi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menemukan dan memahami persamaan-persamaan dan perbedaan- perbedaan yang ada di dalam ruang muka bumi.
  9. Menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI), geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan geosfer dengan menggunakan pendekatan kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
  10. Geografi tidak hanya menjelaskan karakteristik yang terdapat di permukaan bumi, tetapi juga mempelajari tentang interaksi, interelasi, dan interdependensi antarfenomena fisik yang berhubungan dengan alam dan fenomena sosial yang berhubungan dengan manusia.

 

B. SEJARAH PERKEMBANGAN GEOGRAFI PENGETAHUAN DASAR

  1. Pada mulanya, geografi menceritakan tentang berbagai tempat di permukaan bumi sebagai hasil penjelajahan ke berbagai tempat di penjuru dunia yang disebut aliran logografi.
  2. Erastothenes, selain memperkenalkan istilah geografi untuk pertama kalinya, juga berhasil menghitung keliling bumi secara matematis. Penghitungannya berdasarkan perbandingan antara panjang busur dua kota di Mesir, Alexandria dan Seyne, dan panjang keliling bumi secara keseluruhan.
  3. Pemahaman tentang geografi terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring dengan kemajuan pemikiran penelaahan manusia. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
  4. Bernhardus Varenius, membagi bidang kajian geografi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
    ~Geografi umum yang mengkaji bagian terestrial (bumi secara keseluruhan), falakiah (astronomi), dan       komparatif (letak tempat dan pelayaran).
    ~Geografi khusus yang mengkaji aspek langit (atmosfer), aspek permukaan bumi (litosfer), dan aspek manusia.
  5. Perkembangan geografi juga dipengaruhi oleh pemikiran Darwin dengan teori evolusi biologi dalam perkembangan makhluk hidup. Baca artikel sebelumnya!

 

C. OBJEK STUDI DAN ASPEK GEOGRAFI

  Objek Geografi

  1. Objek material geografi berkaitan dengan substansi materi yang dikaji. Objek-objek material geografi adalah sebagai berikut:
    A. Litosfer adalah lapisan batuan yang membentuk bentang alam, seperti pegunungan, plato, dataran rendah, dan lapisan tanah.
    B. Atmosfer adalah lapisan udara, membentuk iklim dan cuaca. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
    C. Hidrosfer adalah lapisan air, antara lain sungai, laut, danau, dan air tanah.
    D. Biosfer adalah lapisan kehidupan, meliputi kehidupan flora dan fauna.
    E. Antroposfer adalah lapisan manusia dan kehidupan manusia, termasuk jumlah penduduk, sistem sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi. Baca artikel sebelumnya!
  2. Objek formal geografi adalah cara pandang (pendekatan) dan berpikir terhadap gejala yang ada di permukaan bumi. Gejala tersebut baik berupa keadaan fisik maupun keadaan sosialnya. Menurut Petter Hagget, pendekatan-pendekatan tersebut dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial approach). Selain itu, dalam geografi juga dikenal pendekatan kelingkungan (ecological approach) dan pendekatan kompleks wilayah {regional complex approach).

    Aspek-Aspek Geografi

  1. Aspek fisik geografi mengkaji segala fenomena geosfer yang memengaruhi kehidupan manusia, meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis, dan semua fenomena alam yang dapat langsung diamati. Contohnya adalah aspek topologi, aspek biotik, dan aspek abiotik. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
    a. Aspek topologi adalah aspek yang berkaitan dengan bentuk muka bumi (morfologi), letak atau lokasi suatu wilayah, luas dan batas- batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
    b. Aspek abiotik adalah aspek yang berkaitan dengan unsur kondisi tanah, hidrologi (perairan darat maupun laut), dan kondisi iklim dari suatu wilayah. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
    c. Aspek biotik adalah aspek yang berkaitan dengan unsur vegetasi (flora), fauna, dan kajian  penduduk.
  2. Aspek sosial meliputi aspek antropologis, politis, ekonomis, dan aspek yang berhubungan dengan pola hidup manusia (kebudayaan). Aspek- aspek sosial terdiri dari sebagai berikut.
    a. Aspek sosial adalah aspek yang berkaitan dengan unsur tradisi, adat-istiadat, komunitas, kelompok masyarakat, dan lembaga-lembaga sosial. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
    b. Aspek ekonomi meliputi pertanian, perkebunan, pertambangan, industri, perdagangan, transportasi, pasar, dan kegiatan ekonomi lainnya. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
    c. Aspek budaya adalah aspek yang berkaitan dengan unsur pendidikan, agama, bahasa, dan kesenian.

Pengetahuan Dasar Geografi
Pengetahuan Dasar Geografi

D. RUANG LINGKUP GEOGRAFI PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

  1. Geografi dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berikut:
    a. Apa. Untuk mejawab pertanyaan ini, geografi dapat menunjukkan fenomena atau faktor alam dan manusia.
    b. Di mana. Untuk menjawab pertanyaan ini, geografi dapat menunjukkan ruang atau tempat terdapatnya fenomena alam dan manusia tersebut.
    c. Mengapa. Untuk menjawab pertanyaan ini, geografi dapat menunjukkan interaksi fenomena-fenomena tersebut sebagai faktor yang tidak terlepas satu sama lain.
    d. Bagaimana. Untuk menjawab pertanyaan ini, geografi menunjukkan kualitas dan kuantitas fenomena dan interaksi antargejala tersebut, geografi menunjukkan relasi dan interelasi dalam ruang.
    e. Kapan. Untuk menjawab pertanyaan ini, geografi dapat mengungkapkan dimensi waktu terjadinya gejala alam tersebut.
  2. Menurut Rhoad Murphey, dalam bukunya yang berjudul The Scope of Geography, terdapat tiga ruang lingkup geografi, yaitu sebagai berikut:

    a. Persebaran dan keterbatasan penduduk di muka bumi dengan sejumlah aspek keruangan serta pemanfaatannya. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
    b. Interaksi manusia dan lingkungan fisik sebagi salah satu bagian dari keragaman wilayah.
    c. Kajian terhadap kerangka regional dan analisis wilayah.

  3. Ruang lingkup bahasan geografi adalah sebagai berikut:

    a. Geografi fisik, mempelajari fenomena-fenomena alam yang berkaitan dengan bentuk, relief, iklim, dan segala proses-proses fisik yang terjadi di darat, laut, dan udara yang memengaruhi kehidupan manusia.
    b. Geografi sosial, mempelajari segala aktivitas manusia di bumi dan interaksinya dengan lingkungan, baik dalam lingkungan fisik, sosial, dan budaya. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
    c. Geografi regional, mempelajari suatu daerah atau wilayah secara khusus, baik mengenai aspek fisik maupun aspek sosial. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
    d. Geografi teknis, kajian penggunaan keahlian teknis dalam geografi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

  4. Luasnya ruang lingkup geografi menimbulkan kebutuhan spesialisasi. Oleh karena itu, muncul cabang-cabang ilmu geografi yang mendukung, yaitu sebagai berikut:

    a. Geologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian, struktur, komposisi, sejarah, dan proses perkembangan bumi. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
    b. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi dan proses pembentukannya.
    c. Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim dan faktor pembentuknya serta pengklasifikasian dalam suatu kelompok iklim.
    d. Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lautan.
    e. Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari persebaran hewan dan tumbuhan.
    f. Geografi tanah adalah ilmu yang mempelajari sifat, karakteristik tanah, dan persebarannya di atas permukaan bumi serta pemanfaatan tanah untuk kehidupan.
    g. Geografi kependudkan adalah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek keruangan yang berkaitan dengan manusia sebagai penduduk di suatu wilayah, seperti penyebaran rasio jenis kelamin, dan kepadatan penduduk. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
    h. Geografi ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang variasi wilayah dipermukaan bumi dalam hubunganya dengan aktivitas manysia, yaitu produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa.
    i. Kartografi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pemetaan.
    j. Pengindraan jauh adalah imu untuk memperoleh informasi tentang suatu objek dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek tersebut. Baca artikel sebelumnya!

E. KONSEP GEOGRAFI PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

Ikatan Geografi Indonesia (IGI) merumuskan 10 konsep geografi, yaitu sebagai berikut:

  1. Konsep lokasi. Konsep geografi yang mengacu pada kedudukan suatu objek di permukaan bumi.
  2. Konsep jarak. Konsep geografi yang mengacu pada ruang yang terdapat di antara dua objek.
  3. Konsep keterjangkauan. Konsep ini mengacu pada kemudahan untuk mencapai suatu objek yang dipengaruhi oleh kondisi geografis pada suatu wilayah. Contohnya, dari Jakarta, kita lebih mudah, menjangkau Kota Padang daripada Kepulauan Mentawai.
  4. Konsep pola. Konsep ini mengacu pada susunan atau penyebaran fenomena pada ruang muka bumi. Contohnya, pola pemukiman penduduk di wilayah pesisir, memanjang mengikuti garis pantai.
  5. Konsep morfologi. Konsep ini menjelaskan tentang bentuk-bentuk muka bumi akibat proses alam atau tindakan manusia. Contohnya, jangan membangun rumah di daerah cekungan karena dapat mengakibatkan banjir pada musim hujan.
  6. Konsep aglomerasi. Konsep ini mengacu pada kecenderungan pengelompokan fenomena atau objek pada suatu wilayah. Contohnya, pemukiman di desa, cenderung berkelompok pada wilayah yang subur.
  7. Konsep interaksi dan interdependensi. Konsep ini berkaitan dengan hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antarwilayah. Contohnya, hubungan ketergantungan antara desa dan kota. Warga kota membutuhkan bahan makanan dari desa, sedangkan warga desa membutuhkan teknologi dari kota.
  8. Konsep nilai kegunaan. Konsep ini mengacu pada kelebihan yang dimiliki suatu tempat atau wilayah tertentu dan memiliki nilai kegunaan yang berbeda berdasarkan fungsinya. Contohnya, wilayah yang memiliki pemandangan yang indah cocok sebagai daerah wisata. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
  9. Konsep diferensiasi area. Konsep geografi ini mengacu pada keunikan atau karakteristik yang khas dari suatu wilayah. Contohnya, penduduk di daerah pantai umumnya berprofesi sebagai nelayan.
  10. Konsep keterkaitan keruangan. Konsep ini menunjukkan tingkat hubungan antarwilayah. Hal ini dapat mendorong terjadinya hubungan sebab akibat. Contohnya, daerah hilir sungai mengalami banjir karena pembangunan yang terjadi di daerah hulu sungai. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
Pengetahuan Dasar Geografi
Pengetahuan Dasar Geografi

F. PRINSIP-PRINSIP GEOGRAFI

Dalam bidang ilmu geografi, terdapat empat prinsip utama, yaitu sebagai berikut, PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

  1. Prinsip persebaran adalah berkaitan dengan persebaran fenomena geografi dan fakta yang tidak merata di permukaan bumi, seperti persebaran penduduk dan persebaran barang tambang. Contohnya, persebaran emas di Indonesia tidak terdapat di setiap wilayah. Kondisi ini disebabkan oleh formasi batuan yang berbeda pada setiap wilayahnya. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
  2. Prinsip interelasi adalah berkaitan dengan hubungan timbal balik atau keterkaitan antarfenomena. Contohnya, wilayah Indonesia mengalami musim hujan yang berkepanjangan sebagai dampak peristiwa la nina.
  3. Prinsip deskripsi adalah penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang diselidiki atau dipelajari melalui penggambaran bentuk keterkaitan antara alam dan manusia dalam bentuk peta, kalimat, diagram, dan grafik. Contohnya, peta penggunaan tanah mempermudah analisis wilayah untuk kesesuaian lokasi fasilitas umum, seperti terminal, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan.
  4. Prinsip korologi adalah perpaduan dari ketiga prinsip sebelumnya, yaitu persebaran, interelasi dan interaksi, serta deskripsinya dalam ruang. Prinsip korologi merupakan prinsip yang komperehensif karena memadukan prinsip-prinsip sebelumnya. Setiap wilayah memiliki ciri khas pada kesatuan gejala, bentuk, dan fungsi akibat kondisi wilayahnya yang berbeda-beda. Contohnya, kesenjangan pembangunan di Pulau Jawa dan pulau bagian timur Indonesia, sehingga menyebabkan padatnya jumlah penduduk di Pulau Jawa.

G. PENDEKATAN GEOGRAFI Pengetahuan Dasar

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno dalam Metode Analisis Geografi mengemukakan tiga pendekatan geografi yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut.

Pendekatan analisis keruangan (spatial approacti) adalah analisis atau cara pandang yang menekankan ruang sebagai kajiannya. Ruang dalam perspektif geografi dapat

  1. dilihat dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern’), dan proses (spatial process). Contoh kerangka analisis pendekatan keruangan adalah bencana banjir yang sering terjadi di wilayah Jakarta pada saat musim hujan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan kerangka studi tentang persebaran wilayah banjir di Jakarta. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
  2. Pendekatan kelingkungan atau ekologi adalah cara penyelidikan suatu fenomena geosfer yang berada di suatu tempat atau wilayah tertentu dengan menerapkan konsep ekosistem. Contoh pendekatan kelingkungan adalah masalah banjir di Jakarta. Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan selain mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir, juga mengidentifikasi gagasan dan perilaku masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
  3. Pendekatan analisis kompleks wilayah. Perpaduan antara pendekatan keruangan dan pendekatan kelingkungan disebut pendekatan kompleks wilayah. Contoh pendekatan wilayah adalah pembangunan yang dilakukan di daerah hulu sungai akan menyebabkan banjir di daerah hilir sungai apabila tidak dilakukan perencanaan yang baik. Selain aspek fisik, juga perlu diperhatikan aspek kegiatan manusia di sekitar bagian hulu dan hilir yang dapat menyebabkan banjir. Dari contoh tersebut, tampak jelas adanya penyebaran fenomena dalam ruang (pendekatan keruangan) dan interaksi manusia dengan lingkungannya (pendekatan ekologi). PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

H. KETERAMPILAN DASAR GEOGRAFI Pengetahuan Dasar

Keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki untuk memahami konsep geografi adalah sebagai berikut.

  1. Observasi adalah kemampuan utama dalam memahami konsep geografi. Hal-hal yang diamati dalam prinsip observasi geografi adalah segala fenomena geosfer yang meliputi litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. Contohnya, melakukan pengamatan terhadap fenomena hujan dan musim.
  2. Deskripsi adalah kemampuan untuk menjelaskan fenomena geosfer yang terdapat di muka bumi secara detail dan optimal sehingga orang lain yang mendengarkan atau membacanya seolah-olah melihat fenomena alam itu secara langsung. Contohnya, menggambarkan proses terbentuknya gunung api.
  3. Mengelompokkan (klasifikasi) adalah pengelompokan fenomena-fenomena geosfer berdasarkan syarat-syarat tertentu digunakan untuk melakukan analisis terkait interaksi antarfenomena. Contohnya, pengklasifikasian jenis tanah, lahan, dan curah hujan. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
  4. Seorang ahli geografi sudah pasti harus mampu membuat dan membaca peta dengan baik. Contohnya, peta persebaran jumlah penduduk, peta persebaran jenis lahan, dan peta persebaran curah hujan.
  5. Analisis adalah kemampuan menganalisis hubungan interaksi dan interelasi antarfenomena geosfer. Contohnya, hubungan keterkaitan antara perilaku sosial manusia dan lingkungannya. Baca artikel sebelumnya!

Kunjungi: https://bimbelq.com

error: Content is protected !!
Open chat
Butuh bantuan?
Halo
Ada yang bisa dibantu?