VEKTOR BAGIAN EMPAT
4.3 Komponen-komponen vektor BAGIAN EMPAT
Pada pembahasan sebelumnya telah diperkenalkan dua metode penjumlahan vektor yakni metode jajargenjang dan metode poligon. Tahap-tahap operasi penjumlahan vektor dengan metode poligon terbukti lebih ringkas bila dibandingkan dengan metode jajargenjang. Meskipun kurang efisien, metode jajargenjang secara samar-samar telah memperlihatkan kepada kita sebuah cara pandang baru yang dinamakan komponen vektor. Mari kita perhatikan lebih cermat penjumlahan vektor dengan metode jajargenjang. Baca artikel sebelumnya!
Dimisalkan ada dua vektor A dan B yang saling tegak lurus VEKTOR BAGIAN EMPAT
Melalui tahap-tahap penjumlahan vektor dengan metode jajargenjang, akan diperoleh vektor C = A + B sebagai berikut
Tampak pada Gambar 16, dua buah vektor A dan B yang saling tegak lurus apabila dijumlahkan akan menghasilkan sebuah vektor C yang memiliki sudut θ. Baca artikel sebelumnya!
Selain itu, Gambar 16 dapat pula dipandang secara berbeda. Sebuah vektor C yang memiliki sudut θ dapat diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus. Bahkan, lebih jauh lagi. Sebuah vektor yang nilai dan arah nya sembarang akan selalu dapat diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus.
Jika dipilih vektor B sejajar sumbu-x dan vektor A sejajar sumbu-y maka kita dapat mengatakan bahwa vektor B adalah komponen vektor C yang sejajar sumbu-x dan vektor A adalah komponen vektor C yang sejajar sumbu-y. Baca artikel sebelumnya!
Selanjutnya, panjang vektor B bersesuaian dengan panjang proyeksi vektor C terhadap sumbu-x (dilambangkan dengan Cx)
Cx = B
(11)
Panjang vektor A bersesuaian dengan panjang proyeksi vektor C terhadap sumbu-y (dilambangkan dengan Cy)
Cy = A
(12)
Hubungan panjang vektor C dengan panjang komponen-komponen vektor nya tampak pada Gambar 18.
Menggunakan teorema Pythagoras, dapat diperoleh hubungan antara panjang vektor C dengan panjang komponen-komponen vektor penyusun nya
C² = Cx² + Cy²
(13)
Kemudian, dengan menggunakan aturan trigonometri dapat diperoleh hubungan-hubungan berikut
Cx = C cos(θ)
(14)
Cy = C sin(θ)
(15)
(16)
dengan θ adalah sudut yang dibentuk vektor C dengan sumbu-x.
4.4 Metode analitik
Setelah memahami tahap-tahap operasi penjumlahan vektor dengan metode jajargenjang dan poligon sekarang akan dibahas metode penjumlahan vektor yang lebih praktis. Metode ini dinamakan metode penjumlahan vektor secara analitik.
Metode penjumlahan vektor secara analitik tidak mengharuskan kita menggambarkan vektor-vektor yang akan dijumlahkan. Hal itu tentu akan membuat kerja kita semakin ringan. Terlebih lagi ketika kita perlu menjumlahkan vektor-vektor dalam jumlah yang besar. Agar dapat menerapkan metode analitik kita harus mengetahui sifat vektor yang dapat terurai kedalam komponen-komponen nya. Baca artikel sebelumnya!
Misal diketahui enam buah vektor A, B, C, D, E, F. Misal vektor G adalah vektor hasil penjumlahan keenam vektor tersebut, G = A+B+C+D+E+F. Tahap-tahap penjumlahan yang dilakukan adalah:
- Menguraikan masing-masing vektor A, B, C, D, E, F kedalam komponen-komponen vektor yang sejajar sumbu-x dan sumbu-y. Vektor A akan terurai menjadi Ax dan Ay, vektor B akan terurai menjadi Bx dan By, vektor C akan terurai menjadi Cx dan Cy demikian seterusnya hingga diperoleh vektor F terurai menjadi Fx dan Fy. Untuk menguraikan sebuah vektor ke dalam komponen-komponen nya dapat digunakan Persamaan (14) dan (15). VEKTOR BAGIAN EMPAT
- Komponen-komponen vektor G dapat dihitung dengan mudah melalui persamaan
Gx = Ax + Bx + Cx + Dx + Ex + Fx
(17)
Gy = Ay + By + Cy + Dy + Ey + Fy
(18)
Contoh 1 VEKTOR BAGIAN EMPAT
Diketahui enam buah vektor A, B, C, D, E, F tampak pada gambar.
Masing-masing vektor diuraikan ke dalam komponen-komponen vektor. Baca artikel sebelumnya!
Berdasarkan Gambar 20 dapat diketahui nilai komponen vektor yang sejajar sumbu-x dari masing-masing vektor A – F adalah: Ax + 5, Bx = –3, Cx = +6, Dx = 0,Ex = –3, Fx = -5. Sedangkan nilai komponen vektor yangsejajar sumbu-y dari masing-masing vektor A – F adalah: Ay = +3, By = +4, Cy = +2, Dy = +3, Ey = -5, Fy = 0.
Selanjutnya, menggunakan Persamaan (17) – (18) dapat diperoleh
Gx = Ax + Bx + Cx + Dx + Ex + Fx = 5 – 3 +6 + 0 – 3 – 5 = 0
Gy = Ay + By + Cy + Dy + Ey + Fy = 3 + 4 + 2 + 3 – 5 + 0 = 7
Menggunakan Persamaan (13) diperoleh besar vektor G adalah
Karena komponen vektor G yang sejajar sumbu-x bernilai nol maka vektor G adalah vektor yang murni sejajar dengan sumbu-y atau membentuk sudut θG = 90° terhadap sumbu-x. Baca artikel sebelumnya!
Contoh 2 VEKTOR BAGIAN EMPAT
Satu contoh besaran fisika yang tergolong besaran vektor adalah gaya. Misalnya sebuah benda ditarik oleh empat vektor gaya antara lain: gaya A sebesar 4 N membentuk sudut 30° terhadap sumbu-x, gaya B sebesar 6 N membentuk sudut 120° terhadap sumbu-x, gaya C sebesar 8 N membentuk sudut 210° terhadap sumbu-x, gaya D sebesar 6 N membentuk sudut 300° terhadap sumbu-x. Tentukan nilai total dan arah gaya yang menarik benda? VEKTOR BAGIAN EMPAT
Diketahui:
a. Gaya A = 4 N, θA = 30°
b. Gaya B = 6 N, θB = 120°
c. Gaya C = 8 N, θC = 210°
d. Gaya D = 6 N, θD = 300°
Dicari: E = A+B+C+D dan θE?
Terlebih dahulu perlu dicari komponen masing-masing vektor gaya. Komponen vektor gaya yang sejajar sumbu-x:
Komponen vektor gaya yang sejajar sumbu-y:
Nilai total komponen vektor gaya E yang sejajar sumbu-x adalah VEKTOR BAGIAN EMPAT
Ex = Ax + Bx + Cx + Dx = 2√3 – 3 – 4√3 + 3 = -2√3 N
Nilai total komponen vektor gaya E yang sejajar sumbu-y adalah
Ey = Ay + By + Cy + Dy = 2 – 3√3 – 4 – 3√3 = -2 N
Nilai vektor gaya E adalah
Sudut yang dibenttuk vektor E terhadap sumbu-x, yakni θE, memenuhi hubungan berikut
atau
BERSAMBUNG KE VEKTOR BAGIAN LIMA
VEKTOR BAGIAN EMPAT, FISIKA DASAR 1 KELAS X BAGIAN EMPAT. Dtulis oleh Andri Sofyan Husein, S.Si, M.Si. Merupakan salah satu guru di BIMBELQ