Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia Bagian Empat

Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia Bagian Empat

9. Kerajaan Majapahit Perkembangan Agama Bagian Empat

a. Lokasi

Kerajaan Majapahit terletak di daerah Trowulan sekarang, Mojokerto, Jawa Timur. Tanggal berdirinya kerajaan ini adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yakni 10 November 1 293 M.

b. Kehidupan politik pemerintahan

1.  Berikut beberapa raja Majapahit.

a) Raden Wijaya (1293-1309 M)
Pascaruntuhnya Singasari akibat serangan Jayakatwang, Raden Wijaya, menantu Kertanegara, akhirnya menyatakan tunduk kepada Jayakatwang. la pun mendapat hadiah sebidang tanah di Desa Tarik. Namun, ketika pasukan Mongol tiba di Jawa pada tahun 1293 untuk membalas perlakuan Kertanegara, yang telah tewas oleh Jayakatwang, Raden Wijaya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyerang Jayakatwang.

Perkembangan Agama Bagian Tiga
Perkembangan Agama Bagian Empat
Perkembangan AgamaBagian Tiga
Perkembangan AgamaBagian Empat.14 Arca perwujudan Raden Wijaya sebagai raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana

Dengan mengelabui pasukan Mongol, Raden Wijaya memanfaatkan mereka untuk menyerang Jayakatwang di Kediri. Akhirnya, Kediri pun takluk dan Jayakatwang ditawan. Setelah itu, Raden Wijaya menyerang balik pasukan Mongol dan mengusir mereka. Kemenangan atas Kediri dan pasukan Mongol menandai lahirnya Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya naik takhta menjadi raja pertama Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

b) Sri Jayanegara (1309-1328 M)
Nama asli Sri Jayanegara adalah Kalagemet. la adalah putra Raden Wijaya dari permaisuri Dyah Sri Tribuaneswari. Pemerintahannya kurang baik, bahkan banyak terjadi pemberontakan, seperti Pemberontakan Lembu Sora, Pemberontakan Nambi, Pemberontakan Gajah Biru, Pemberontakan Ra Kuti dan Ra Semi yang paling besar. Pemberontakan Ra Kuti berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada, tetapi Jayanegara sendiri tewas oleh Ra Tanca.

c)Tribhuana Tunggadewi Jayawisnuwardhani (1328-1350 M) Perkembangan Agama Bagian Empat

Gayatri atau Tribhuana Tunggadewi Jayawisnuwardhani, adik Jayanegara, naik takhta karena Jayanegara tidak memiliki seorang putra mahkota. Pada masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta. Kedua pemberontakan ini berhasil ditumpas Gajah Mada yang kemudian diangkat menjadi mahapatih pada tahun 1336 M. Pada saat pelantikannya, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Amukti Palapa, yaitu tidak akan makan palapa sebelum wilayah Nusantara bersatu. Gajah Mada pun melakukan penaklukan ke berbagai wilayah. Baca artikel sebelumnya!

d) Hayam Wuruk (1350-1389 M) Perkembangan Agama Bagian Empat

Hayam Wuruk, anak Gayatri, naik takhta dengan gelar Rajasanegara. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan. Wilayahnya meliputi hampir seluruh wilayah Nusantara sekarang.
Pada masa pemerintahannya, terjadi Peristiwa Bubat yang melibatkan Kerajaan Sunda (Pajajaran). Pada tahun 1357, Hayam Wuruk ingin meminang putri Raja Sunda (Pajajaran) Sri Baduga Maharaja yang bernama Dyah Pitaloka. Pihak Kerajaan Sunda melihatnya sebagai perjanjian persekutuan. Raja Sunda beserta rombongan kerajaan kemudian mengantarkan Dyah Pitaloka ke Majapahit. Sri Baduga memerintahkan pasukannya berkemah di Lapangan Bubat untuk menunggu Hayam Wuruk menjemput putrinya. Mahapatih Gajah Mada kemudian melihat hal ini sebagai peluang untuk memaksa Kerajaan Sunda takluk, la pun melarang Hayam Wuruk menjemput dan menginginkan Sri Baduga mengantarkan putrinya. Sri Baduga murka dan menolak. Pertempuran pun terjadi di Bubat. Raja Sri Baduga Maharaja tewas dan Dyah Pitaloka bunuh diri. Hayam Wuruk mangkat pada tahun 1389.

e) Wikramawardhana (1389-1429 M) Perkembangan Agama Bagian Empat

Wikramawardhana adalah suami Kusumawardhani, putri mahkota Hayam Wuruk. Sementara itu, putra hayam Wuruk dari selir, Bhre Wirabhumi diberikan jabatan sebagai penguasa Blambangan. Akan tetapi, Bhre Wirabhumi merasa tidak puas dan ingin merebut takhta kerajaan. Peristiwa perebutan kekuasaan antara Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhani disebut Perang Paregreg yang diperkirakan terjadi tahun 1405-1406. Perang Paregreg dimenangkan oleh Wikramawardhana.

Sejak terjadinya Perang Paregreg, kekuasaan Majapahit semakin lemah. Banyak wilayah kekuasaannya yang melepaskan diri. Raja-raja Majapahit selanjutnya pun tidak berhasil mempertahankan kejayaannya hingga kemudian dikuasai oleh Kerajaan Islam Demak.

2. Sistem pemerintahan Kerajaan Majapahit terdiri atas beberapa jabatan penting, yakni sebagai berikut.

  1. Rakryan mahamantri katrini, terdiri atas keluarga raja.
  2. Rakryan mantri ri pakira-kiran, terdiri atas beberapa menteri yang akan menjalankan pemerintahan.
  3. Dharmmadhyaksa yang merupakan menteri hukum.
  4. Dharmma-upapatti yang merupakan menteri keagamaan.
  5. Bhattara saptaprabhu yang merupakan dewan penasihat kerajaan yang anggotanya terdiri atas keluarga besar kerajaan.
  6. Uparaja paduka bhattara, pejabat kerajaan di daerah yang bertugas memungut pajak, mengirim upeti, dan menjaga wilayahnya.

3. Dalam bidang keagamaan, terdapat pejabat agama yang mengurus agama Siwa dan Buddha, yaitu dharmadyaksa ring kasaiwan, dharmapapati atau dharmadihikarana, dan dharmadyaksa ring kasogatan. Tugas pejabat agama ini dibantu pula oleh tripaksa, yaitu rsi-saiwa-sagata (berkelompok tiga) dan catur dwija, yaitu mahabrahmana (wipra)-saiwa-sogata-rsi (berkelompok empat).

4. Wilayah Kerajaan Majapahit terbagi menjadi tiga wilayah utama, yaitu: Perkembangan Agama Bagian Empat

  1. negara agung, merupakan pusat kerajaan;
  2. mancanegara, merupakan wilayah yang melingkupi negara agung dan masih meliputi Pulau Jawa;
  3. nusantara, merupakan wilayah koloni Kerajaan Majapahit.

5. Kerajaan Majapahit sudah menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan di luar Pulau Jawa. Hubungan diplomatik itu dijalin berdasarkan prinsip mitreka satata, artinya menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain berdasarkan prinsip kesetaraan.

6. Kerajaan Majapahit runtuh karena faktor-faktor berikut.

  1. Tidak adanya pengganti Hayam Wuruk yang pandai dalam menjalankan pemerintahan Majapahit.
  2. Terjadinya Perang Paregreg yang melemahkan kekuasaan Majapahit.
  3. Semakin banyaknya daerah kekuasaan Majapahit yang melepaskan diri, terutama di daerah pesisir.
  4. Serangan dari Kerajaan Islam Demak.

c. Kehidupan sosial ekonomi Perkembangan Agama Bagian Empat

  1. Mayoritas penduduk Majapahit bekerja sebagai petani karena wilayahnya yang subur. Kegiatan perdagangan juga berkembang pesat dengan hasil komoditasnya berupa lada dan garam.
  2. Dalam kegiatan ekonomi, mereka sudah mengenal mata uang dari kepingan emas, perak, dan tembaga. Mereka juga sudah mengenal sistem pajak berupa upeti yang diberikan oleh daerah- daerah kekuasaan Majapahit kepada pemerintah pusatnya.

d. Kehidupan budaya Perkembangan Agama Bagian Empat

Kerajaan Majapahit bercorak Hindu Siwa, Hindu Wisnu, dan Buddha. Penduduk dan raja-rajanya yang berbeda agama tetap dapat hidup berdampingan. Sebagai contoh, Hayam Wuruk menganut agama Hindu aliran Siwassidhanta, sedangkan ibunya, Tribhuana Tunggadewi, menganut agama Buddha.

Kebudayaan Kerajaan Majapahit berkembang pesat. Prasasti, candi, dan kitab-kitab, baik sastra maupun hukum, banyak dihasilkan, antara lain Prasasti Kudadu (1294 M), Candi Wringin Lawang, dan kitab Nagarakretagama (1365). Nagarakretagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa Hayam Wuruk. Nagarakretagama menceritakan antara lain silsilah raja-raja Majapahit, keadaan kota raja, wilayah Majapahit, dan negara-negara bawahan Majapahit.

Seni arsitektur pada masa Kerajaan Majapahit juga berkembang pesat. Bangunan suci untuk pemujaan dibangun di beberapa daerah. Berikut beberapa jenis bangunan suci masa Kerajaan Majapahit.
a. Dharma-dalm atau dharma-haji adalah bangunan suci yang diperuntukkan bagi raja beserta keluarganya.
b. Dharma-lpas adalah bangunan suci yang dibangun di atas tanah wakaf (bhudana) pemberian raja untuk para rsi-sa/wa- sogata, untuk memuja dewa-dewa dan untuk mata pencarian mereka.
c. Bangunan suci untuk rakyat, seperti mandala, katyagan, dan janggan, yang disebut patapan atau Bangunan ini berfungsi sebagai tempat pendidikan agama yang dipimpin oleh siddharsi atau dewaguru. Baca artikel sebelumnya!

Berdasarkan fungsinya, candi-candi masa Majapahit dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni sebagai berikut.
a) Candi-candi yang berfungsi sebagai pendarmaan raja dan kuil pemujaan dewa. Ciri-cirinya adalah adanya tubuh candi dan ruang utama (garbhagrha) untuk menempatkan sebuah arca pendarmaan (dewawimbha), misalnya Candi Jago, Pari, Rimbi, dan Simping (Sumberjati).
b) Candi-candi yang berfungsi hanya sebagai kuil pemujaan. Candi ini tidak mempunyai garbhagrha dan arca perwujudan raja. Tubuh candi diganti dengan altar atau miniatur candi. Candi-candi ini terletak di lereng-lereng gunung, misalnya di Lereng Gunung Penanggungan.

10. Kerajaan Sriwijaya Perkembangan Agama Bagian Empat

a. Lokasi

Kerajaan Sriwijaya terletak di Sumatra Selatan dan diperkirakan berdiri sekitar abad VII M. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan besar yang sudah dikenal di mancanegara. Namanya disebut dalam berbagai sebutan, seperti San-fo-ts’l, Shih-li-fo-shih, dan San Fo Qi dalam bahasa Tiongkok, Yavadesh atau Javadeh dalam bahasa Sanskerta, dan Zaba atau Zabag dalam bahasa Arab.

Perkembangan AgamaBagian Tiga
Perkembangan AgamaBagian Empat. Lokasi
Kerajaan Sriwijaya dan wilayah kekuasaannya

b. Kehidupan politik pemerintahan Perkembangan Agama Bagian Empat

Raja-raja Sriwijaya menggunakan gelar maharaja atau dapunta hyang. Pemerintahannya menggunakan sistem dinasti. Putra- putra mahkotanya mempunyai istilah yuvaraja (putra mahkota). pratiyuvaraja (putra mahkota kedua), dan rajaku mara (pewaris berikutnya). Ada juga rajaputra yang berasal dari selir dan tidak berhak naik takhta. Mereka hanya diberi daerah kekuasaan. Baca artikel sebelumnya!

Berikut silsilah raja-raja Sriwijaya berdasarkan peninggalan sejarahnya.

  1. Dapunta Hyang Sri Yayanaga Dapunta Hyang Sri Yayanaga berhasil memperluas wilayah Sriwijaya hingga ke Minangatamwan.
  2. Sri Indrawarman (berita Tiongkok, 724 M)
  3. Rudrawikrama (berita Tiongkok, 728 M)
  4. Wishnu (Prasasti Ligor, 775 M)
  5. Maharaja (berita Arab, 851 M)
  6. Balaputradewa (Prasasti Nalanda, 860 M). Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya mencapai zaman keemasan.
  7. Sri Udayadityawarman (berita Tiongkok, 960 M)
  8. Sri Udayaditya (berita Tiongkok, 962 M)
  9. Sri Cudamaniwarmadewa (berita Tiongkok, 1003. Prasasti Leiden, 1044 M)
  10. Maraviyatunggawarman (Prasasti Leiden, 1044 M)
  11. Sri Sanggrama Wijayatunggawarman (Prasasti Chola, 1004 M)

Struktur pemerintahan Kerajaan Sriwijaya terdiri atas beberapa pejabat pemerintah, yaitu bupati (penguasa daerah), senapati (komandan pasukan), dan danayaka (hakim), hayaka (pemungut pajak), prataya (pengurus kekayaan raja), kumara matya (menteri), kayatsha (juru tulis), dan sthapaka (rohaniwan kerajaan).

Dalam bidang militer, Sriwijaya banyak memiliki daerah taklukan yang disebut Daerah taklukan dipimpin oleh seorang datu yang bergelar nigalarku. Daerah taklukan juga dijaga oleh pasukan militer yang dipimpin oleh parvvanda.

Para bajak laut mempunyai peran penting dalam perdagangan laut Kerajaan Sriwijaya. Mereka diberi kekuasaan dan keuntungan dari perdagangan yang berlangsung.

Wilayah kekuasaan Sriwijaya dibagi menjadi:  Perkembangan Agama Bagian Empat

  1. daerah yang dikuasai raja dan keluarganya, disebut kaddaturr,
  2. daerah otonomi luas yang dikuasai datu, disebut parddaturr,
  3. wilayah yang dikuasai oleh organisasi perdagangan;
  4. wilayah yang dikuasai oleh bajak laut, tetapi bajak laut ini bekerja untuk pemerintah Sriwijaya.

Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran karena faktor-faktor berikut.

  1. Serangan Kerajaan Chola dari India pada tahun 1023 M dan 1030 M. Serangan tersebut diperkirakan akibat masalah politik dan persaingan perdagangan.
  2. Melemahnya kegiatan perekonomian perdagangan Sriwijaya. Hal ini diakibatkan pengendapan lumpur di Sungai Musi dan sungai-sungai besar lainnya sehingga kapal-kapal dagang sulit berlabuh. Jika kegiatan perdagangan menurun, pajak perdagangan pun ikut berkurang. Selain itu, banyak wilayah taklukan Sriwijaya yang melepaskan diri.
  3. Adanya serangan Ekspedisi Pamalayu dari Kerajaan Singasari yang semakin melemahkan kedudukan Sriwijaya.
  4. Serangan dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1477 M.

c. Kehidupan sosial ekonomi 

Mata pencarian utama penduduk Kerajaan Sriwijaya adalah perdagangan. Sriwijaya terkenal sebagai kerajaan maritim yang tangguh karena didukung oleh armada laut yang kuat. Selain itu, pemerintah pusat Kerajaan Sriwijaya memanfaatkan kekuatan bajak laut dengan membagi keuntungan perdagangan. Oleh karena itu, mereka pun turut serta dalam menjaga perdagangan laut Sriwijaya dari gangguan bajak laut lainnya.

Komoditas yang sering diperjualbelikan Sriwijaya adalah kapur barus, pala, gading, emas, timah, kapulaga, cengkih, dan kayu gaharu.

Sriwijaya menjalin kerja sama perekonomian dengan kerajaan- kerajaan lainnya, bahkan Sriwijaya berhasil mendapat perlindungan dari Kekaisaran Tiongkok.

Beberapa kelompok pekerja yang terdapat dalam penduduk Sriwijaya antara lain tuha an watak wuruh (pengawas pekerja); adyaksa nijawarna wasikarana (pandai besi); sthapaka (pemahat); puwaham (nahkoda kapal); waniyaga (penjaga); pratisra (pemimpin kelompok kerja); marsi haji (tukang cuci); hulun haji (budak raja). Baca artikel sebelumnya!

d. Kehidupan budaya Perkembangan Agama Bagian Empat

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Buddha Mahayana yang sangat maju. Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pendidikan agama Buddha di Asia.

Biksu-biksu asing yang pernah datang ke Sriwijaya di antaranya l-tsing, Atisa, dan Sakyakirti.

Penduduk Sriwijaya menggunakan bahasa Melayu Kuno sebagai bahasa sehari-hari.

Sumber-sumber sejarah yang menunjukkan perkembangan Kerajaan Sriwijaya di antaranya sebagai berikut.

a) Berita Arab
Menyebutkan adanya perkampungan Arab sementara di Sriwijaya. Orang-orang Arab ini menyebut Sriwijaya dengan sebutan Zabag atau Sribuza.
b) Berita Tiongkok
Menyebutkan adanya hubungan dagang antara pedagang Tiongkok dan pedagang Sriwijaya. Para pedagang Tiongkok singgah di Sriwijaya sebelum melanjutkan perjalanannya.
c) Berita India
Menyebutkan adanya hubungan diplomatik antara Sriwijaya Kerajaan Chola, dan Nalanda di India. Hubungan Sriwijaya dengan Kerajaan Chola memburuk setelah raja Chola merasa terancam dengan kemajuan perdagangan c Sriwijaya. Adapun dengan Kerajaan Nalanda, ditemuka^ adanya Prasasti Nalanda yang dibuat Sriwijaya. Prasas: berisi cerita raja Nalanda yang membebaskan lima desa dari pajak, tetapi kelima desa tersebut harus membiaya pelajar Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan Nalanda
d) Prasasti Kedukan Bukit, 684 M
Berisi kisah penyerangan Raja Dapunta Hyang ke Minangatamwan dengan membawa 20.000 pasukan.
5) Prasasti Talang Tuo, 684 M
Berisi tentang pembuatan Taman Sriketra.
6) Prasasti Kota Kapur, 686 M
Berisi rencana penaklukan kerajaan di Bhumi Jawa (kemingkinan Kerajaan Tarumanagara dan Holing).
7) Prasasti Karang Berahi, 686 M
Berisi penguasaan wilayah Jambi oleh Sriwijaya.
8) Prasasti Ligor, 775M
Berisi pengawasan pelayaran dan perdagangan di Ligor.
9) Prasasti Nalanda Baca artikel sebelumnya!

Perkembangan Agama bagian Empat
Perkembangan Agama bagian Empat.  (b) Prasasti Nalanda, dan (c) Prasasti Talang Tuo.
Perkembangan Agama Bagian Empat
Perkembangan Agama Bagian Empat. a) Prasasti Kota Kapur,

 

error: Content is protected !!
Open chat
Butuh bantuan?
Halo
Ada yang bisa dibantu?