Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
A. PENGERTIAN PRAAKSARA Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
Praaksara berasal dari kata pra yang artinya ‘sebelum’ dan aksara yang artinya ‘tulisan’. Dikenal sebagai suatu zaman ketika manusia belum -engenal tulisan. Praaksara memiliki kesamaan arti dengan kata bahasa Sanskerta, yakni nirleka. Nirleka berasal dari kata nir yang artinya ‘sebelum’ zan leka yang artinya ‘tulisan’.
B. PROSES TERBENTUKNYA KEPULAUAN INDONESIA
1. Bumi yang kita tempati sekarang telah mengalami proses evolusi jutaan tahun lamanya. Sebelumnya, bumi hanyalah sebuah tempat tanpa kehidupan. Berikut adalah periodisasi terbentuknya bumi hingga dihuni oleh berbagai makhluk hidup. Baca artikel sebelumnya!
-
- Masa Arkaikum atau Azoikum
Bumi masih seperti bola panas dengan suhu yang sangat tinggi. Akibatnya, tidak ada kehidupan di bumi. Periode Arkaikum berlangsung sekitar 2,5 miliar tahun yang lampau. - Masa Paleozoikum
Suhu bumi sudah mulai turun, tetapi masih belum stabil dan berubah- ubah. Sudah terjadi curah hujan yang cukup tinggi.
Hal tersebut memungkinkan munculnya kehidupan pertama di bumi dalam bentuk makhluk bersel satu, seperti mikroorganisme. Periode ini berlangsung sekitar 500-245 juta tahun yang lalu. - Masa Mesozoikum
Suhu bumi sudah semakin stabil. Flora dan fauna mulai muncul di bumi. Bahkan, makhluk-makhluk raksasa yang kita sebut dinosaurus pun bermunculan. Jenis makhluk yang muncul antara lain amfibi, mamalia, dan reptil. Periode ini terjadi berlangsung sekitar 245-65 juta tahun yang lalu. -
Masa Neozoikum.
Masa Neozoikum merupakan periode yang luar biasa dalam proses evolusi bumi. Kehidupan di bumi semakin beragam dan makhluk-makhluk raksasa sudah semakin berkurang. Masa Neozoikum berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu dan terbagi menjadi sebagai berikut. Masyarakat Indonesia Masa Praaksara- Pleistosen (Diluvium)
Zaman Pleistosen berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada masa ini, bumi mengalami pergantian kondisi muka bumi yang luar biasa. Ada Masa Glasial, yaitu masa ketika es di Kutub Utara mulai menutupi sebagian besar permukaan bumi. Permukaan laut menyusut karena air laut berubah menjadi es. Ada juga Masa Interglasial, yaitu masa ketika suhu bumi memanas yang menyebabkan es di daerah kutub dan permukaan bumi lainnya mencair dan permukaan laut kembali naik. Baca artikel sebelumnya! - Holosen (Aluvium)
Zaman Holosen ditandai dengan es di kutub yang sudah mencair dan meningkatnya permukaan laut dengan cepat. Makhluk-makhluk raksasa mengalami kepunahan. Di sisi lain, perubahan kondisi bumi ini memunculkan pulau-pulau baru, termasuk Kepulauan Indonesia. Pada masa ini pula, manusia muncul menggantikan kedudukan dinosaurus.
- Pleistosen (Diluvium)
- Masa Arkaikum atau Azoikum
- Berdasarkan ilmu geologi, terbentuknya Kepulauan Indonesia disebabkan adanya pergeseran lempeng bumi akibat adanya gerakan tektonik di dalam bumi. Teori yang dikenal dengan sebutan teori lempeng tektonik menjelaskan proses terbentuknya Kepulauan Indonesia sudah dimulai sejak Masa Mesozoikum hingga Masa Pleistosen akhir.
- Pergerakan tektonik bumi telah menyebabkan tiga lempeng dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia terbelah menjadi bagian-bagian pulau yang juga membentuk Kepulauan Indonesia. Lempeng Eurasia membentuk Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Banda. Lempeng Indo-Australia membentuk Pulau Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, dan Kepulauan Maluku Tenggara. Pulau-pulau ini terus mengalami pergerakan dan membentuk kepulauan lainnya hingga Masa Pleistosen akhir.
- Alfred Russel Wallace adalah seorang naturalis Inggris yang melakukan penelitian flora dan fauna di Nusantara pada tahun 1854-1862. Hasil penelitiannya tentang pengelompokan jenis flora dan fauna di Nusantara telah dijadikan acuan ilmu pengetahuan hingga saat ini.
-
Alfred Russel Wallace membagi flora dan fauna di Nusantara ke dalam beberapa jenis. Berikut pembagian flora dan fauna di Kepulauan Indonesia.
- Flora dan fauna tipe Asia Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
Flora dan fauna tipe Asia merupakan jenis flora dan fauna yang memiliki kemiripan dengan flora dan fauna di Benua Asia. Flora dan fauna tipe Asia ini terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Adapun jenis hewan bertipe Asia antara lain gajah, kera, harimau, tapir, orangutan, buaya, kadal, kura-kura, burung hantu, elang, jalak, dan kutilang. Adapun jenis flora tipe Asia antara lain bunga rafflesia, meranti, beringin, cempaka, mahoni, kamper, dan jati. Wilayah ini ditandai garis khayal, yakni garis wallace yang memisahkan flora dan fauna tipe Asia dengan tipe peralihan. - Flora dan fauna tipe peralihan
Flora dan fauna tipe peralihan merupakan jenis tumbuhan dan hewan yang merupakan ciri khas Kepulauan Indonesia. Jenis tumbuhan dan hewan peralihan tidak memiliki kemiripan dengan tumbuhan dan hewan yang ada di Benua Asia dan Benua Australia. Contohnya anoa dan babirusa di Pulau Sulawesi. - Flora dan fauna tipe Australia Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
Flora dan fauna tipe Australia merupakan jenis tumbuhan dan hewan yang memiliki kemiripan dengan tumbuhan dan hewan di Benua Australia. Tumbuhan dan hewan tipe Australia terdapat di Papua, misalnya cenderawasih, kalkun semak (Alectura lathami), dan kanguru. Daerah flora dan fauna tipe Australia ini dipisahkan oleh garis weber yang dibuat oleh Max Wilhelm Cari Weber.Gambar 2.1 Letak garis wallace dan garis weber dalam wilayah Indonesia. Baca artikel sebelumnya!
- Flora dan fauna tipe Asia Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
C. JENIS MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
- Meganthropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus merupakan manusia praaksara tertua yang ditemukan di Indonesia. Fosil-fosil Meganthropus paleojavanicus ditemukan oleh arkeolog von Koenigswald dan Marks di daerah Sangiran, Jawa Tengah, pada lapisan Pleistosen Bawah. G. H. R von Koenigswald menemukan fragmen-fragmen rahang atas serta gigi-gigi lepas antara tahun 1936-1941. Adapun Marks menemukan fragmen rahang bawah pada 1952.Megantropus paleojavanicus berasal dari kata mega artinya ‘besar’ atau ‘raksasa’ dan anthropus artinya ‘manusia’. Jadi, Megantropus paleojavanicus berarti manusia raksasa dari Jawa. Adapun ciri-ciri Megantropus paleojavanicus adalah sebagai berikut. Masyarakat Indonesia Masa Praaksara- Hidup sekitar 2 juta hingga 1 juta tahun yang lalu.
- Memiliki badan yang tegap dan rahang yang kuat.
- Memiliki tonjolan kening dan tonjolan belakang yang kuat.
- Tidak memiliki dagu.
- Masih mengumpulkan makanan.
- Pemakan tumbuhan dan umbi-umbian. Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
Awalnya, Meganthropus paleojavanicus digolongkan sebagai Australopithecus. Namun, hasil penelitian lebih lanjut menggolongkan manusia purba ini ke dalam Homo erectus. Namanya pun kemudian diubah menjadi Homo erectus paleojavanicus. Nama “paleojavanicus1‘ pemberian Koenigswald tetap dipertahankan. Baca artikel sebelumnya!
- Pithecanthropus erectus Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
Pithecanthropus erectus ditemukan oleh Eugene Dubois di daerah Trinil, Jawa Timur, pada lapisan Pleistosen Tengah, tahun 1891. Pithecanthropus erectus berasal dari kata pithecos artinya ‘kera’ dan anthropus artinya ‘manusia’. Jadi, Pithecanthropus erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Ciri-ciri Pithecanthropus erectus adalah sebagai berikut.- Hidup sekitar 1 juta sampai 700.000 tahun yang lalu. Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
- Tinggi badan sekitar 165-170 cm.
- Berat badan mencapai 100 kg. Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
- Volume otak rata-rata sekitar 900 cc.
- Berbadan tegap serta tengkuk besar dan kuat.
- Rahang bawah dan tulang pipi sudah cukup kuat.
- Memiliki kening dan tonjolan belakang yang tebal.
- Makanan sudah mulai diolah dan telah memakan daging.
Pithecanthropus erectus adalah salah satu tahapan evolusi menuju manusia modern dengan kapasitas otak yang lebih kecil (900 cc). Adapun kapasitas otak manusia modern adalah 1.200-1.400 cc. Oleh karena itu, Pithecanthropus erectus harus dimasukkan genus Homo. Pithecanthropus erectus kemudian dinamakan Homo erectus erectus. Baca artikel sebelumnya!
-
Homo Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
Manusia praaksara jenis Homo merupakan manusia yang memiliki tingkat kecerdasan cukup tinggi. Manusia praaksara jenis Homo memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.
- Sudah mulai berjalan tegak seperti manusia sekarang meskipun belum sempurna.
- Bentuk muka dan hidungnya lebar. Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
- Dahi dan mulutnya masih menonjol meskipun tidak seperti manusia praaksara sebelumnya.
Ada beberapa manusia praaksara jenis Homo yang ditemukan di Indonesia, yaitu Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis. Masyarakat Indonesia Masa Praaksara- Homo soloensis ditemukan oleh Ter Haar dan W.F.F. Oppenorth di Desa Ngandong, Bengawan Solo, Jawa Tengah, pada tahun 1931-1933. Homo soloensis diperkirakan hidup antara 900.000-300.000 tahun lalu. Volume otaknya 1.000-1.200 cc.
- Homo wajakensis ditemukan oleh B.D. van Rietschoten di Desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur, pada tahun 1889. Tinggi badannya antara 130-210 cm dan hidup antara 40.000-25.000 tahun lalu. Homo wajakensis lebih maju dibandingkan Homo soloensis.
- Homo floresiensis diperkirakan memiliki tinggi maksimal manusia praaksara jenis ini 106 cm dengan volume otak 380 cc. Oleh karena tubuhnya pendek, manusia purba jenis ini disebut Rangka Homo floresiensis ditemukan di Liang Bua, Manggarai, Pulau Flores, tahun 2003. Homo floresiensis diperkirakan punah sekitar 50.000 tahun lalu.