Cara Menghapal Perkalian dengan Kartu
Mengapa banyak anak-anak yang menganggap sulit Matematika ibarat monster atau bisa jadi fobia?Cara Menghapal Perkalian dengan Kartu. Berdasarkan pengalaman saya, tugas gurulah yang harus memikirkan metoda apa yang tepat untuk anak khususnya kelas 2 Sekolah Dasar dalam menghapal perkalian. Bimbel-q memiliki prinsip dimana guru harus “memasuki dunia siswa lalu bawa siswa kembali ke dunia kita”. Yang jadi pertanyaan apakah suatu keharusan menghapal perkalian pada siswa secara berurutan?
Saya pernah mengikuti Training Quantum Teaching pada tahun 2000 oleh trainer Agus Ngermanto Alumni ITB Jurusan Teknik Elektro di Bandung . Cara Menghapal Perkalian dengan Kartu Dari hasil training selama 2 minggu salah satunya saya menerapkan cara menghapal perkalian dengan Otak Kanan dengan menggunakan cantolan Konsonan kreatif yang disambungkan dengan huruf vocal yang nantinya akan menjadi kata kreatif dan diaplikasikan dengan bermain menggunakan kartu (seperti kartu domino). Mengapa menghapal dengan otak kanan ? karena otak kanan bersifat long term memory (ingatan jangka panjang). Adapun perbedaan fungsi otak kanan dan kiri adalah:
Otak Kanan : lebih fleksibel, tidak logis, imajinatif, penuh inovasi, kreatif, Musik, Warna,Gambar, Kreativitas, Intuisi, Mengenali wajah,Mengekspresikan emosi
Otak Kiri : memiliki sifat kaku, sistematis, logis, angka,Penalaran, berpikir kritis.
Dengan perbedaan fungsi otak kiri dan otak kanan, saya mencoba mengaplikasikan metode menghapal dengan menggunakan konsonan kreatif. Berikut saya urutkan tahapan saya dalam proses mengajar agar siswa merasa belajar matematika itu mengasyikan bahkan seperti bermain. Siswa wajib sepakat menghapal angka yang sudah dibuat konsonan kreatif.
No. | Nama Konsonan | No. | Nama Konsonan |
0.
1. 2. 3. 4. |
K (kosong)
T (tu) D (dua) G (ga) P (pat) |
5.
6. 7. 8. 9.
|
M (ma)
N (na) J (juh) L (lapan) B (bilan) |
Dari table diatas saya arahkan siswa menghapal perkalian seperti menyambungkan huruf konsonan dengan huruf vocal menjadi kata kreatif. Seperti contoh dibawah ini:
Perkalian 2 (yang dianggap sulit dihapal)
2 x 6 = 12
Da Na Do Bel
2 x 7 = 14
Di Je Pa Bel
Perkalian 3
3 x 7 = 21
Ga Jah Du Ta
3 x 8 = 24
Ga Lau DomPet
Perkalian 4
4 x 4 = 16
Pa Pa No Bel
4 x 6 = 24
Pa Nen Dom Pet
Dari contoh cantolan perkalian diatas, guru mengarahkan murid dengan bermain kartu. Berikut Contoh kartu:
4×6 |
12 |
2×6 |
14 |
Caranya adalah (siswa vs guru) : siswa dan guru masing-masing mendapat 5 kartu ,misal siswa yang pertama mengeluarkan kartu , di kotak sisi bawah ada angka 12 maka lawanya (guru) harus mencari 12 = 2×6, lalu bila di tangan guru ada 2 x 6 di sisi atas kartu, sedangkan sisi bawah yang diberikan guru adalah 14 maka lawannya (siswa) harus mencari bahwa 14 = 2 x7 , dan seterusnya. Ini merupakan daya tarik supaya anak suka matematika. Bila metode kartu ini diterapkan maka siswa belajar bertahan belajar selama 1 jam. Dimana pada umumnya siswa tingkat Sekolah Dasar khususnya siswa SD kelas 2 tidak akan bertahan belajar lebih dari 15 menit, tetapi melalui metode bermain seperti ini akan memberikan dampak positif terhadap prilaku belajar. Yang nantinya bila sudah hapal perkalian sampai 9, dengan sendirinya siswa tidak akan bermain kartu lagi. Nah, untuk menghapal perkalian level kelas 4, Bimbel-q menyediakan kartu akar pangkat 2 dan akar pangkat 3. Baca artikel sebelumnya
Dalam Kegiatan belajar Mengajar (KBM), diperlukan komunikasi 3 arah (segitiga) yaitu: siswa, guru dan orang tua siswa. Metode ini memang awalnya terkesan ribet dan main-main tidak seperti belajar tetapi sangat menyenangkan bagi siswa. Untuk tahap awal siswa akan memiliki tambahan hapalan cantolan dan perkalian (tetapi siswa tidak merasa terbebani dengan hapalan tersebut). 5 kali pengulangan setiap perkalian (dengan bermain kartu) misal: perkalian 2 maka siswa akan hapal tetapi perlu proses (tidak langsung hapal dalam waktu singkat), karena siswa harus diingatkan lagi cantolannya. Lalu lama kelamaan dengan metode cantolan tersebut akan memperkuat daya memory siswa jika dibanding dengan metode otak kiri (metode jaman old). Maka , bagi orangtua agar menyerahkan kepercayaanya masalah metode pembelajaran pada guru pembimbing siswa (guru privat bimbel-q) dimana nanti akan ada titik temu dengan pelajaran di sekolah. Sedangkan orangtua siswa hanya memberikan arahan kepada guru pembimbing siswa ( guru privat bimbel-q) urutan materi yang diajarkan di sekolah ( yang sudah dijalani maupun yang akan dijalani) dan PR dari sekolah agar bisa langsung diaplikasikan dengan buku paket sekolah. Tugas guru pembimbing siswa ( guru privat bimbel-q) adalah dalam proses KBM mengarahkan siswa menghapal lalu diaplikasikan dengan kartu dan aplikasi ke soal-soal buku paket sekolah. Saya sudah mengaplikasikan metode ini selama 16 tahun, dan hasilnya cukup efektif.
Ditulis oleh : Yuyun Siti Kuraesin, S.Pd – Founder Bimbel-q